17. Hamil?!

862 35 2
                                    

Hai pren!!!
Siap buat baca chapter kali ini?
Masih stay nunggu up kan?
Kalau masih mari kita lanjut!
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kawan-kawan tersayang:)

Sekian.
Happy Reading
-•••-

Happy Reading-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

"Gue boleh gabung?" tanya seorang gadis dengan senyum manisnya, lebih tepatnya dimanis-maniskan.

Semua yang berada dimeja inti Daryoz itu pun hanya saling pandang, pasalnya tidak ada yang berani meminta secara terang-terangan untuk bergabung dimeja mereka selama ini, lalu ini? hingga sampai dimana suara ratu mereka keluar.

"Boleh," ucap Asya seraya tersenyum, setelahnya gadis itu langsung duduk tepatnya disebelah Devan membuat semuanya melotot, apakah gadis ini sudah gila?

Devan yang merasa risih pun akhirnya menggeser tempat duduknya mepet dengan istrinya, tangannya memegang lengan istrinya memberi isyarat jika dirinya tidak nyaman duduk bersebelahan dengan gadis yang tak ia kenali, namun tanggapan istrinya ini malah menyuruhnya untuk diam membuat Devan mendengus.

"Kalian semua udah pesen?" celutuk gadis itu masih dengan tersenyum.

"Udah abis kali," ketus Rowina membuat Langit membekap mulutnya yang kurang sopan.

"Mmffft...lepausin!" kesalnya terus memberontak, dan akhirnya Langit melepaskan tangannya dari mulut pacarnya ini, sedangkan Bianca memandang aneh mereka, apakah mereka pacaran?

Ya, yang tadi meminta bergabung dimeja mereka adalah Bianca, murid baru dari kelas XII IPA 2 yaitu kelas Asya dan Rowina sendiri.

"Kita udah, kalau lo mau pesen tinggal pesen aja," ujar Asya.

"Yaudah gue ke sana buat pesen dulu ya," ucapnya yang diangguki Asya, setelah kepergian gadis itu, semua langsung menghela nafas lega membuat Asya mengernyit.

"Kalian kenapa?" tanya Asya.

"Ada dia hawanya kaya tegang," celutuk Rangga membuat Asya terkekeh.

"Nggak biasanya lo ada cewek terus gitu, biasanya aja lo godain sama kata-kata buaya darat lo itu," kekehnya membuat Elvaro tertawa.

"Anjay buaya darat," ucap Elvaro membuat Rangga mendengus.

"Nggak tau aja rasanya kaya berhawa tegang kalau ada dia, serasa deket sama ninik lampir beneran," ucap Rangga yang diangguki Elvaro.

"Emang dia ninik lampir kan? mukanya aja kaya badut, terus nyeremin, pokoknya ngeri deh!" ujarnya seraya tertawa.

"Mau gue lakban mulut kalian?" ucap Asya membuat Elvaro maupun Rangga langsung diam.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang