36. DESYA [ DEVAN & ASYA ]

280 18 0
                                    

Hai guyyss!!!
Jangan lupa vote❤

Hai guyyss!!! Jangan lupa vote❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading
-•••-

Hari demi hari terus berganti hingga tak terasa kini sudah memasuki tujuh hari istrinya terbaring koma di rumah sakit, tentang masalah yang terjadi di kantor maupun markas baru saja usai kemarin setelah Devan memutuskan untuk campur tangan, selain dirinya tak ingin mengecewakan orang-orang di sekitarnya, ia juga ingin profesional.

Sebuah mobil Lamborgini aventador yang bercat gelap itu baru saja berhenti di parkiran rumah sakit, setelan kemeja dengan celana kerja tak lupa jas yang ia sampirkan di pundaknya itu membuat kadar ketampanan seorang CEO muda yaitu Devano semakin bertambah, eh jangan lupakan juga kaca mata hitam yang bertengger manis di wajahnya.

Tak ingin berlama-lama karena sudah sangat merindukan wajah seseorang yang akhir-akhir ini selalu ia tinggal, segera saja kakinya melangkah memasuki rumah sakit tersebut dengan cepat.

Decitan pintu yang terbuka itu mampu membuat dua orang gadis yang sudah berada di tempatnya sejak pagi-pagi buta langsung menoleh ke arah laki-laki bertubuh jakung yang terlihat sekali wajah lelahnya.

"Lama banget lo! tau nggak sih gue sampe bolos sekolah gara-gara nungguin lo!" kesalnya menatap sang kakak dengan wajah jengkel, sedangkan Devan hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal seraya meringis.

"Y-ya sory, tadi urusan gue belom kelar." balasnya.

"Halah! orang kata kak Rangga elo ketiduran di markas sampe kesorean gini!"

"Iyaaaa maaf, nanti gue beliin jajan deh."

"Yang kemaren aja belom dikasih beneran." cibirnya membuat Devan lagi-lagi menghela nafas, sumpah demi apa tadi dirinya sangat mengantuk jadi yaahh...ketiduran deh.

"Umm...mending gini, kalo lo mau gue maafin kasih gue satuuu aja black card lo! gimana?" ujarnya sempat membuat Devan mendelik namun tak urung mengambil salah satu kartu tersebut, toh miliknya masih banyak.

"Dasar matre lo!" saut Sella yang sedari tadi hanya menyimak pertengkaran antara kakak beradik di depannya ini dengan jengah.

"Sekali-kali, lagian pasti kak Devan punya banyak hehe." balasnya nyengir.

"Nih." ujar Devan menyodorkan black card nya.

"Naahh gini kan enak! yaudah gue mau shopping-shopping sama kak Sella! yuk!" ujarnya tanpa aba-aba menarik pergelangan tangan Sella membuat sang empu refleks mengikuti adik ipar sahabatnya ini yang sangat bar-bar.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang