45. HWD

277 18 2
                                    

Allo guyysss:)
Saya nggak boong kok😁

Okelah mari baca double an up nya hehe...

Sekian.
Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—•••—

Hari terus berlalu hingga kini tak terasa tiba masanya resepsi pernikahan Axel dan Sella, kakak dan sahabat Asya itu.

Jam telah menunjukkan pukul 08.00 yang berarti setengah jam lagi atau tiga puluh menit yang akan datang akad akan dilaksanakan, kini keduanya tengah bersiap, lebih tepatnya Sella yang belum siap, mengingat hari ini dandanannya sedikit mewah karena permintaan Mama nya, padahal dirinya tak ingin begitu mencolok.

Oke, kita beralih kepada wanita yang kini tengah menenangkan putranya di salah satu kamar hotel itu sendiri, meskipun sudah dirinya beri asi namun Xaivano tetap saja menangis histeris, Asya yang sudah kepalang bingung pun keluar dari kamarnya dan mencari keberadaan Bunda Rena untuk membantunya, mau bagaimanapun ia belum terlalu berpengalaman toh selama ini jarang sekali Xaivano rewel jika di ajak keluar rumah, lebih sering diam atau tidur.

Setelah menemukan sang Bunda yang ternyata tengah mengobrol dengan calon besannya, Asya malah tidak jadi mendekat, tidak enak kan jika mereka tengah serius-seriusnya malah muncul dirinya di tengah-tengah pembicaraan mereka.

Asya memutuskan untuk kembali ke kamar nya saja, namun pergerakan kakinya terhenti kala mendengar seseorang memanggilnya dari arah belakang.

Asya mengernyitkan dahi melihat gadis dengan hijab pasmina ceruty itu, sepertinya tak asing.

"Siapa?"

"Hah? masa kamu lupa sih? aku Maura loh. Yang dulu pas SMA kita pernah ngobrol." Asya baru ingat bahwa gadis inilah yang ia pernah salah pahami dulu.

"Oh iya gue lupa."

"Soal waktu itu sory gue salah paham sama lo, gue kira suami lo itu Devin. Ternyata bukan." cewek yang bernama Maura itu tertawa pelan begitupun Asya.

"Santai aja, gue juga waktu itu sempet salah paham sama lo." Maura mengangguk-angguk mengerti.

"Eh itu anak lo nangis kenapa?" Asya menggelengkan kepalanya tidak tahu, sudah terhitung satu jam lamanya Xaivano menangis.

"Ih kok gue malah pengen ngarungin anak lo sih, gemes banget sumpah. Kecil-kecil tapi udah handsome aja." Asya terkekeh mendengarnya.

"Gue boleh gendong nggak?" ujarnya yang diangguki Asya lalu setelah Xaivano berganti dengan Maura, bayi itu langsung diam.

"Ajaib banget wow! langsung diem." ucap Maura, sedangkan Asya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dasar anaknya, giliran digendong orang selain Bunda nya saja tak pernah rewel seperti tadi.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang