24. Bukan Rian

362 26 1
                                    

Hai pren!!!
Gimana pren siap buat lanjut baca chapter kali ini?
Jangan lupa votenya ygy:)

Oke.
Sekian
Happy Reading
-•••-

SekianHappy Reading-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

"Hufffttt..., gila capek banget," keluhnya setelah meletakkan tasnya ditempat semula dan berbaring dikasur dengan telentang.

"Ayang kalau mau tidur itu mandi dulu!" ujar Devan yang baru saja menginjakkan kakinya diambang pintu kamar membuat Asya menyipitkan matanya.

Bukannya selama ini yang selalu mengatakan seperti itu dirinya? bukan menggunakan ayang tapi nama yang jelas Devan.

"Ngikut-ngikut kamu!" balas Asya lalu membaringkan tubuhnya kembali dikasur king size miliknya bersama Devan dengan santai.

"Devan!"

"Apa sayang?"

"Kamu udah siapin peralatan buat minggu besok belom?" tanya Asya karena sampai saat ini dirinya belum melihat suaminya bersiap diri untuk menghadapi ujian hari senin besok,

"Emangnya ayang udah?"

"Udah,"

"Oh."

"Ih gimana sih?! ditanya malah cuma oh!" kesalnya membuat Devan terkekeh.

"Aku jelasin ya ayang, sebenernya ujian sekolah itu diundur! jadi bukan senin besok," balas Devan membuat Asya terkejut, mengapa dirinya tidak tahu?

"Kok aku nggak tau? dan Ayah juga nggak ngasih tau? atau diumumin gitu?" tanyanya semakin heran dan bingung, sedangkan Ayah mertuanya itu sudah dirinya suruh supaya mengumumkannya.

"Masa sih? padahal kemaren udah aku bilangin buat ngumumin tentang ujian diundur sama semua anak-anak," ucap Devan tak sadar yang berhasil menimbulkan kerutan dahi istrinya yang menatapnya dengan heran.

"Van? kok kamu tau?" ujar Asya sontak membuat Devan mengerjap.

"Bego banget sih lo!" batinnya.

"H-hah? aku nggak tau apa-apa kok! c-cuma kemaren Ayah emang udah kasih tau aku! nah iya udah kasih tau aku kemaren! jadi aku udah tau semuanya gitu!" cengirnya membuat Asya memutar bola matanya malas.

"Oh,"

"Van?" celutuk Asya setelah mereka diam beberapa detik.

"Hm?" jawab Devan mengangkat sebelah alisnya membuat Asya mengernyit, tidak sepertinya suaminya itu bersikap sedikit canggung begini.

"A-aku..,"

"Aku..,"

"Kenapa sayang?"

"Aku..,"

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang