9. Berbeda

834 49 0
                                    

⚠️FOLLOW SEBELUM BACA⚠️

[ INGAT!! CHAPTER ACAK! JADI HARUS LIAT URUTAN CERITA TERLEBIH DAHULU!! ]

Terimakasih.

Siap buat baca part ini?
Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya:)
Jangan cuma numpang lewat dong😭

Oke, sekian.
Next?

Happy Reading
-•••-

Pagi ini, tepat dilapangan SMA LENTERA BANGSA terdapat dua murid yang tengah menjalani hukumannya, yaitu hormat ditiang bendera yang tentunya ada bendera berkibar diatasnya hingga jam istirahat tiba.

Ya, mereka adalah Devan dan anak pemilik sekolah sendiri, Asya, meskipun ia anak pemilik sekolah ini, namun Ayah Arka tetap menyuruh para guru untuk memperlakukan nya sama seperti murid lainnya.

Satu jam sudah berlalu mereka melaksanakan hukuman tersebut dengan Asya yang terus saja menggerutu kesal, dirinya terus saja menyalahkan Devan, suami menyebalkan yang membuatnya terlambat.

"Pokoknya semua ini salah kamu!" kesal Asya melirik Devan sinis yang kini hanya diam anteng.

"Coba aja kalo tadi kamu bawa motornya ngebut, pasti nggak akan dihukum kaya gini!"

"Mana panas banget lagi!" gerutunya terus-terusan membuat Devan yang berdiri disampingnya menahan kedutan bibirnya, ia sengaja membawa motor lambat tadi ketika berangkat tadi, sekali-kali dihukum sama istri gak papa kali lah.., pikirnya.

Saat mulutnya terus saja berkomat-kamit tak jelas, tiba-tiba Asya merasakan ada sesuatu yang menutupi sinar matahari yang menyilauinya, dan saat mendongak ternyata sebuah sepasang tangan sudah berada diatas kepalanya, tentu saja Devan pelakunya.

"Biar gak panas," ucapnya membuat Asya menatap Devan dengan tak berkedip, jujur, dari awal ia menjadi istri Devan, baru kali ini dirinya diperlakukan romantis seperti ini ditempat umum,

"Yang? kamu baper ya?" celutuk Devan membuat Asya tersadar dan kembali menetralkan wajahnya seperti semula.

"Enggak, mana ada," elaknya.

"Baru diginiin aja udah salting, apakabar kalau aku lakuin lebih?" tanyanya menggoda membuat Asya memutar bola matanya malas.

"Gak usah kepedean deh lo!"

"Heh! kamu! bukan lo!"

"Y-ya maap lupa," jawabnya santai.

"Sini deh yang," ujar Devan menyuruh Asya untuk mendekat, sedangkan Asya hanya menurut.

"Apa?"

"AAAaaaaa!!!..," teriak Asya kala Devan tiba-tiba menggendongnya ala bridal style dan membawanya berlari menuju kelas.

Hal itu sontak mengundang sebagian para murid yang baru saja keluar dari kelasnya untuk istirahat pun terkejut, ya, waktu istirahat telah tiba.

Kelima teman Devan maupun dua sahabat Asya dibuat terkejut karena melihat Devan yang tengah menggendong Asya sembari berlari menuju mereka yang baru keluar kelas, ya, masih ingat kan jika kelas mereka bersebelahan?

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang