26. Penjara

341 26 1
                                    

HAI GAIISS!!!
Gimana? masih mau lanjut?
Oke kalau masih mau lanjut langsung aja cus baca okey?
Buat saya semakin semangat nulis dengan vote dan komen!

Sekian.
Happy Reading
-•••-

"Apa?" tanya Devan setelah melihat tamu yang berkunjung dirumahnya.

"Langit belom balik, dan Jo belom juga ditemuin, tapi Rian..," ucapnya menggantung membuat Devan mengernyit.

"Ck, kenapa?" decak Devan menatap Elvaro, ya, yang berkunjung ke rumahnya siang bolong seperti ini adalah dua curutnya yang bernama Elvaro dan Xazha, satu waras satu rada waras, tak bisa ia bayangkan bagaimana sewaktu mereka dijalan tadi, sudahlah tak usah dibahas.

"Rian tadi dateng ke markas dan dia.., dia, dia minta maaf sama kita semua atas kejadian kemaren, terus dia mau bantuin kita juga buat cari Jo." ujar Elvaro yang diangguki Xazha membuat Devan terdiam, bagaimana ekspresi ketika Rian meminta maaf? ah mengapa jadi penasaran? batin Devan.

"Terus lo berdua?"

"Kita mah oke aja!" saut Elvaro cengengesan lagi membuat Devan mendengus.

"Firasat gue Rian nggak bakal ngumpetin Jo." celutuk Xazha.

"Sama gue juga! karena nih ya menurut info yang gue dapet dari pacarnya si Langit, Rian itu orangnya baik!" ucap Elvaro membuat Devan mengangkat sebelah alisnya.

"Lo tau?"

"Yaiyalah! bini lo juga paling tau! secara kan mereka bestie!"

Setelah Elvaro mengatakan hal tersebut, tak ada lagi jawaban yang keluar dari mulut Devan, dirinya masih bingung dengan situasi, keluarga mertuanya masih berduka, perisai gengnya pergi untuk selamanya, ditambah kasus Jo yang belum ketemu, mengapa semua jadi serumit ini? mengapa harus diwaktu bersamaan? dan mengapa perisai gengnya yang pergi? mengapa bukan ketua tidak becusnya ini saja yang pergi?

"Kenapa nggak tanya aja sama bini lo?" celutuk Xazha membuat Devan mengernyit.

"Kenapa nggak tanya langsung sama sepupunya itu Sella?" balas Devan.

"Gue udah tanya puluhan ribu kali kagak dibales semua chat gue! nggak tau deh tu anak kemana! kata Ibunya dia pergi gitu aja dari rumah setelah si Re meninggal,"

"Sekarang polisi lagi nyari dia," sambung Xazha setelah Elvaro nyerocos panjang lebar.

"Van..," lirih seseorang yang berdiri dibelakang sofa yang diduduki oleh Devan sendiri, sedangkan Devan dan kedua manusia didepannya langsung menatap orang tersebut dengan bingung, terlebih Devan yang langsung berdiri dan mendekatinya.

"Hey kenapa?" tanya Devan setelah menangkup kedua pipi istrinya yang semakin berisi itu yang saat ini sudah dibanjiri oleh air mata.

"Hiks, Sella.., hisk, Sella hisk, sa-ha-bat a-aku kecelakaan, d-dan sekarang k-koma dirumah sakiitt!! huaaaaa...!!!" tangisnya histeris sampai-sampai memukuli lengan suaminya-Devan.

"Yang bener?" kejut Elvaro membulatkan matanya begitupun Xazha yang sama terkejutnya namun tak se cengo Elvaro.

"L-lo nggak percaya?!" balas Asya ngegas membuat Elvaro mengerjap.

"Lah buset dia ngegas,"

"Udah yang, sekarang kamu istirahat dulu, besok kita jenguk temen kamunya ya?"

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang