41. Tentang Xaivano

356 22 0
                                    

Haii guyyss!!!
Siap lanjut chapter kali ini???

Jangan lupa vote and komen nya ya:)

Sekian

Happy Reading!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

"Jadi, Maura itu temen semasa Devan Smp dulu?" ujar Sella yang diangguki Asya.

"Kok gue baru tau?"

"Sebenernya gue udah tau dari kita mau lulus itu, dan dia juga minta gue buat mau temenan sama dia, awalnya gue emang hampir marah, tapi denger penjelasannya gue jadi paham,"

"Kok lo nggak ngenalin ke gue sama Wina dulu?" Asya menghela nafas sebelum akhirnya menggeleng.

"Gue mau ngenalin ke kalian, tapi saat itu penyakit Wina langsung kambuh dan berakhir Wina ninggalin kita, lo juga pergi ninggalin gue, jujur waktu itu gue sempet kesel sama lo, tapi ya mau gimana lagi, semua udah terlanjur kejadian." entah mengapa saat Asya menjelaskan itu ada gelenyar aneh yang mengalir di tubuhnya.

"Jadi sekarang dia di mana?" Asya kembali menggeleng.

"Maksud lo?"

"Gue nggak pernah ketemu dia lagi."

"Terus tadi Tania?"

"Kak Maura udah pulang kok kak, dia sekarang ada di rumah Mama, soalnya rumahnya masih direnovasi." saut Tania yang baru saja duduk di samping Asya sambil membawa segelas susu ditangannya.

"Berarti dia sama keluarganya nginep di rumah lo?" Tania mengangguk menanggapinya.

"Tapi kok gue malah nggak nyaman ya dengernya, nanti kalo si Maura itu jadi pelakor rumah tangga lo gimana Sya?" tanya Sella nyeleneh.

"Nggak mungkin lah kak! kak Maura itu cewek baik-baik tau! dia juga berhijab jadi nggak mungkin buat ngerusak kebahagiaan orang lain, terlebih lagi itu kak Devan yang-"

"Yang dulunya pernah dia suka gitu?" serobot Sella membuat Asya menepuk jidatnya sedangkan Tania mengernyit.

Satu fakta yang Asya lupa bahwa sahabatnya satu ini selalu jujur apa adanya.

"Suka?"

"Noh tanya sama kakak ipar lo sendiri kalau nggak percaya!"

"Beneran kak? kakak tau dari mana?"

"Gue udah kenal sama Maura dari SMA sebelum lulus itu, dia anak baru waktu kenaikan kelas dua belas tapi katanya nggak pernah berbaur, jadi gue kenalnya waktu mau lulus udahan." Tania menggaruk tengkuknya yang tak gatal bingung, kemarin sewaktu keluarga Muara dateng ke rumahnya mereka bilang bahwa baru beberapa hari ini sampai di tanah air.

"Tapi..."

"Udahlah positif thinking aja, katanya tadi dia cewek baik-baik kan? enjoy bro." Sella nyengir menatap Asya yang memutar bola matanya malas.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang