Hallo para readerss!!!
Buat ekstra part kali ini terakhir kalinya yaaaa hehe.
Oke kalau begitu langsung aja baca!
Happy Reading
—💞💞💞—
Satu tahun kemudian...
"Anj—" Devan berdesis saat kepalanya terasa sedikit pusing akibat lemparan bantal dari teman laknatnya, Elvaro.
"Astaghfilullah Papa!" Devan terdiam saat mendengar suara buah hatinya yang tiba-tiba nongol di sampingnya.
"Anaknya aja alim begitu, eh bapaknya malah ngu—hoaammm ngantuk banget gue sumpah." Elvaro melipir beralih duduk di belakang Langit yang kini tengah memangku putrinya setelah mendapat pelototan tajam dari Devan sendiri.
"Om Palo benel Pa. Harusnya Papa alim kaya Xai biar nanti jadi ustadz." Devan hanya tersenyum saja mendengar ucapan putranya, memang bisa begitu? Memang semenjak Xai mulai tumbuh besar dia malah semakin menunjukkan sisi baiknya ke semua orang, tidak suka mengumpat, tidak suka bau rokok, tidak suka geng motor, bahkan dia juga tidak suka melihat orang berpacaran, katanya zina. Tapi memang benar, bocah itu harus diberi jempol atas sifatnya yang tumbuh menjadi pribadi yang baik, jauh berbeda dengan Papa nya.
Lihatlah saat ini, Asya yang dulunya tidak mengenakan jilbab pun menjadi berjilbab karena putranya selalu saja mengocah dan memberi nasehat terhadapnya tentang aurat yang harus ditutup, tentu Asya yang merasa tersentil pun mengubah penampilannya meski belum sepenuhnya tertutup yang terpenting ia sudah memakai setelan baju panjang dan jilbab.
Sebenarnya Xai mengetahui semua itu dari guru ngajinya, dulu, anak itu sendiri yang meminta untuk belajar ngaji di masjid. Entah Devan tau dari mana Xai bisa tau di sana ada guru ngaji. Namun, ia sangat bersyukur putranya kini tidak menurun sifatnya yang dulu sangat kurang memahami ilmu agama. Ia jadi mempunyai motivasi setiap hari untuk ikut putranya menjadi lebih baik, contohnya sering ikut sholat berjama'ah.
"Eh cil, nama gue Elvaro, kalo nggak bisa manggil pake Varo, mending panggil El aja dah buset aja nama gue jadi Palo, apaan anjir."
"Om Palo istipal! gaboleh ngomong anjil anjil dosa! kata pak ustadz kalo suka ngomong gitu nanti masuk nelaka. Katanya di sana semua api, nanti kita dibakal sampe mampus!" Xai berujar panjang lebar. Sedangkan Elvaro begidik ngeri. Jujur ia berasa skakmat mendengarnya. Berbeda lagi dengan beberapa orang lainnya yang mendengar ucapan Xai, mereka tertawa karena selain pelafalan huruf yang belum fasih, Xai juga bercerita dengan lagak mendrama di depan Elvaro seolah-olah menjadi Ibu yang sedang memarahi anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)
Teen FictionKARENA CHAPTER TERACAK, MAKA SAYA SARANKAN UNTUK MELIHAT URUTAN CERITA SEBELUM MEMBACA !! Singkat saja, cerita ini menceritakan perjodohan antara most wanted SMA LENTERA BANGSA dan anak pemilik SMA LENTERA BANGSA.