23. Dia Sepupu Sella

388 23 61
                                    

Hai prenn!!!
Siap lanjut dichapter kali ini?
Tetep stay nunggu up walaupun nggak pasti ygy:)
Oke kalau gitu langsung aja mulai bacanya!
Jangan lupa vote and comment jika ada sesuatu yang salah ya pren!
Oke
Sekian.

Happy Reading
-•••-

Happy Reading-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

"Gimana dok hasilnya?" tanya Asya setelah baru saja diperiksa oleh sang dokter.

Ya, sepulang sekolah, Asya dan Devan langsung ke dokter kandungan pribadinya untuk memeriksa bagaimana perkembangan janin yang ada dikandungan Asya, karena memang tadi sebelum berangkat ke sekolah tidak jadi akibat Devan yang bangun hampir kesiangan, untung Asya tidak marah-marah terhadap suaminya ini.

"Alhamdulillah keadaan janin yang ada dikandungan kamu baik, nanti saya beri vitamin." ucap dokter wanita tersebut seraya tersenyum yang diangguki oleh Asya.

"Sssttt, Van!" ujar Asya setengah berbisik kepada suaminya yang sedari tadi malah berkeliling didalam ruangan tak jelas melihat-lihat apa, Asya pun sampai dibuat malu sendiri karena suaminya itu tak bisa diam.

"Ini vitaminnya," ujar dokter tersebut membuat Asya mengangguk.

"Kalau begitu, saya permisi," sambung sang dokter wanita itu yang dibalas anggukan kembali oleh Asya.

Kaki jenjangnya langsung berdiri dengan kesal, lalu mendekati Devan yang saat ini malah tiduran dibrankar dengan santai,

Tangan yang tadinya mengepal kini berganti menjadi menempel ditelinga laki-laki yang selalu membuatnya kesal dan menariknya sehingga membuat sang empu mengaduh.

"Ayang ngapain sih?!" ujar Devan seraya mengelus-elus telinganya yang saat ini terasa sangat panas akibat jeweran maut sang istri.

"Kamu yang ngapain?! bisa-bisanya aku masih periksa kamu malah keliling ruangan gak jelas! harusnya pas dokter tadi ngomong itu kamu ada disamping aku! bukannya muter-muter kaya orang gila!" ujar Asya sangat kesal dengan tingkah suaminya tadi.

"Iya ayang maaf," ucap Devan seraya menundukkan kepalanya merasa bersalah membuat Asya menghela nafas panjang, sepertinya ia keterlaluan membentak-bentak suaminya.

"Iya, aku juga minta maaf udah bentak kamu," balas Asya membuat senyum seorang Devan mengembang.

"Yaudah yuk kita pulang!" celutuk Devan yang hanya diangguki oleh Asya.

"Eh mmm..., tiba-tiba aku pengen tumis pisang deh," ucap Asya.

"..."

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang