48. Leader Baru

316 20 6
                                    

Hai guyysss!!!

Masih ada yang nungguin update nih???
Eitsss jangan lupa vote dong hehe...
Biar cepet end nya, ngomong-ngomong bentar lagi sih tapi ya up nya satu-satu okey😁

Pokonya setia aja nunggunya:)

Sekian.
Happy Reading
-•••-

Happy Reading-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-•••-

Kini kedua sosok berbeda jenis namun bersaudara kandung itu tengah ditatap intimidasi oleh sang Mama, keduanya tampak berdiam tanpa berniat membuka percakapan sedikitpun, bahkan seorang wanita muda yang kini duduk bersebelahan dengan pria itu juga ikutan canggung.

"Ini kenapa jadi nggak ada yang ngomong?" akhirnya Mama Sonya angkat bicara setelah lama menatap kedua anaknya.

"Ngomong apa Ma?" Tania menjawab dengan bingungnya, sedangkan Devan masih saja diam enggan untuk berucap.

"Van?" yang dipanggil pun mendongak menatap Mama Sonya.

"Kamu tadi apain Tania?" Devan mendengus mendengar nada yang terlontar dari Mama nya itu, sudah ia pastika jika Tania menangis di depannya entah itu memang karenanya atau bukan, selalu dirinya yang terkena omel Mama nya, untung ia sangat sabar.

"Tan-"

"T-tadi kita cuma bercanda kok Ma!" Tania menyela ucapan kakaknya yang masih menggantung diawal itu. Devan merotasikan bola matanya malas melihat adiknya yang membela diri.

"Mama tanya sama gue." Devan jengkel sendiri hingga tanpa sadar menatap adiknya sangat tajam membuat nyali Tania menciut.

"Devan." Asya memperingati suaminya agar tak bersikap seperti itu dengan Tania, bahkan gadis itu terlihat sudah takut jika hendak berbicara lagi.

"Tania maksa Devan buat nemenin dia ke mall nanti malem Ma, terus nyuruh istri Devan buat bantuin dia beli-beli skincare dia. Devan udah bilang nggak mau karena besok Devan udah mulai masuk kerja lagi dan nanti malem juga Devan ada urusan di markas, Devan juga nggak mau istri Devan sakit lagi, kemaren baru sembuh karena kehujanan. Devan cuma mau istri Devan istirahat dulu, tapi anak ini terus maksa sampai Mama tadi dateng." Mama Sonya memijat pelipisnya pusing setelah mendengar penuturan tak main-main putranya, ia meralih menatap Tania yang kini hanya menunduk takut dengan menantunya yang memegang kedua telapak tangannya.

"Bener itu Tania?" gadis dengan rambut ikat belakang itu menatap Mama nya takut-takut lalu dengan ragu mengangguk.

"Minta maaf sama kakak kamu." Tania mengangguk lalu mendekati kakaknya yang sama sekali enggan untuk menoleh kepadanya.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang