34. Kehilangan Setengahnya

427 18 0
                                    

HAI HAI HAAII !!
Apakabar sayang?
Masih nunggu hmm? hehe...
Jangan lupa vote and comment okey?

Selalu suport saya dengan mengabadikan jejak disetiap bab nya !!

Sekian.

Happy Reading
-•••-

Happy Reading-•••-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-•••-

"Sebenernya gue mau ketemu sama lo kemaren, tapi karna lo udah tanya dikometar gue yaudah gue chat aja." dia hanya menganggukkan kepalanya saja setelah mendengar ucapan orang yang duduk didepannya dan terhalang meja itu.

"Gue kira lo ada di rumah bener." balasnya membuat Devan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Istri gue bosen, gue cuma ngajak dia ke pasar malem."

"Terus, tujuan lo ke sini?" alihnya membuat Xazha kembali menatap bos nya itu dengan serius.

"Besok jadwal gue ospek, jadi gue nggak bisa heandle meetingnya sendiri, kayanya butuh lo." ujar Xazha.

"Nggak! lo pikir aja sendiri, pokoknya gue besok nggak bisa masuk, lagian diajak daftar kuliah bareng malah duluan." elaknya membuat Xazha mengernyitkan dahinya, lah?

"Bukannya lo cuma bilang sehari?"

"Masa iya? oh...gue lupa, gue besok nggak masuk lagi karena mau temenin istri gue chek up kandungan, soalnya waktu itu dokter bilang tinggal hitungan minggu atau hari istri gue lahiran." ujar Devan yang hanya diangguki Xazha.

"Habis lahiran?"

"Hah? sumpah lo kalo ng-"

"Kuliah dia?"

"Istri gue?" tanya Devan lagi sontak membuat Xazha mendengus, mengapa susah sekali berbicara dengan bos nya sendiri? kalau ia tak ingat dirinya bawahannya, sudah dirinya hih!

"Hm."

"Nggak tau, tapi kayanya mau kuliah, soalnya waktu nemenin gue daftar dia kaya pengen banget kuliah, ya tapi gue liat-liat aja nanti kondisinya gimana." balas Devan sangat jelas menurutnya.

"Lo sendiri kapan?"

"Apanya?"

"Ospek."

"Oh, masih lusa kayanya, belom ada info jelas, katanya si mau diumumin lagi besok."

"Susah banget kerja sambil kuliah." gumamnya yang bisa didengar oleh Devan, hal itu membuatnya terkekeh.

DEVANO||•Desya• (BELUM REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang