18. Reygi marah

1.1K 38 1
                                        

Happy Reading
_______________________

"Apapun awalannya, akhirannya tetap hanya kita." ------ Reygi Aditia Athalla

Kelas XII IPS 1 satu baru saja selesai jam olahraga, mereka selonjoran di pinggir lapangan utama SMA Mandiri setelah mendapat materi dan praktek olahraga hari ini, matahari cukup panas hari ini walaupun masih menunjukkan pukul sembilan pagi namun sudah bisa di rasakan oleh siswa-siswi yang baru saja selesaimengikuti pelajaran olahraga. Delia, Gina, Lisa, dan Finka berteduh di bawah pohon yang berada di samping lapangan.

"Hari ini mataharinya kerasa, panas banget kayak liat mantan sama yang baru." celetuk Finka dengan mengipasi wajahnya sendiri.

"Finka kamu keliatan pucat banget nggak apa-apa kan?" tanya Delia sedikit khawatir.

"Nggak apa-apa gue mah, mungkin karena hari ingin nggak pakai make up yang terlalu berlebihan jadi keliatan banget naturalnya."

Delia hanya geleng-geleng kepala dengan jawaban yang di berikan Finka padahal ia bertanya dengan serius tapi gadis itu malah menjawabnya dengan asal.

"Dia mah nggak usah di khawatirin Del, selalu happy kiyowok gitu mungkin bener kata dia lipstiknya kurang tebel!" ejek Gina.

"Gue nggak suka pakai lipstik ya Gin, sembarangan lo, bedain dong mana lipstik, lipcream, lipbalm, liptint!" ujar Finka, maklum Gina jarang merias diri ia selalu tampil apa adanya dengan gaya tomboy.

Gina memutar bola matanya malas, ia benar-benar tidak peduli dengan bermacam-macam liplip itu baginya hanya satu yaitu lipstik, Lisa tertawa kecil melihat ekspresi Gina yang tampak tertekan gadis itu menepuk pundak Gina pelan.

"Sabar ini ujian Gin!" Mendengar hal itu Gina mendelik sinis, ia menyentak kuat tangan Lisa di bahunya.

"Ujian beberapa bulan lagi."

Sedangkan Delia sedari tadi gadis itu memperhatikan Finka, ia masih sedikit menaruh rasa khawatir walaupun gadis berambut pirang itu mengatakan berkali-kali tidak apa-apa tapi dari raut wajahnya yang memucat tidak bisa membohongi semua itu walaupun ia tetap terlihat seperti biasa.

"Udah ah gue mau ganti baju, gerah kalau pakai baju olahraga mulu!" Finka berdiri dari duduknya, sedikit menepuk pantatnya untuk membersihkan sedikit debu yang menempel.

"Udah sono, gue juga gerah liat lo!" seru Gina, pada Finka yang sudah melangkah beberapa meter.

BUGH!

"FINKA!"


Seru mereka secara histeris, yang tadinya fokus dengan kegiatan mereka menjadi kaget dengan keadaan Finka yang sudah pingsan di tengah lapangan, Delia, Gina, dan Lisa langsung berlari ke arah Finka yang tergeletak tak berdaya.

"Tom, bantuin Tom!" Gina segera menarik Tomo yang hendak mendekati mereka membuat cowok itu hampir terjungkal dengan tarikan kasar dari Gina.

Sesegera mungkin Tomo langsung menggendong tubuh Finka. "Berat banget buset!" keluh Tomo, tidak bisa di pungkiri walaupun badan Finka yang ramping tetap saja terasa berat apalagi tubuh kurus Tomo yang menggendong.

Delia, Gina, dan Lisa langsung mengikuti Tomo dari belakang mereka berjalan ke arah UKS yang lumayan jauh dari lapangan utama, sepanjang perjalanan Tomo beristighfar dengan berat badan Finka.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang