Happy Reading
_________________________Cowok dengan bola mata hitam dengan tatapan sendu menyorot pada wanita yang duduk dengan pandangan kosong, rambutnya yang acak-acakan dengan kantung matanya menghitam menambah kesan menyedihkan kala di pandang. Beberapa kali cowok itu menghela napas berat memberi usapan lembut pada helaian rambut yang kusut tersebut.
"Ini sisirnya." Gadis dengan berjas putih memberikan sisir tersebut pada cowok itu.
"Makasih." ia berucap seraya menyisir rambut wanita di depannya dengan penuh kelembutan.
"Reygi." panggil gadis itu cowok yang di panggil hanya berdehem menanggapi itu.
"Saya cukup salut sama kamu." ujarnya gadis ber name tag Rayna Atiqah, Reygi mengerutkan keningnya.
"Atas dasar?" tanya Reygi singkat.
"Perlakuan kamu ke ibu kamu."
Reygi menaruh sisir tersebut di atas nakas, menatap datar Rayna. "Bukannya itu sudah kewajiban seorang anak pada orang tuanya terlebih seorang ibu, menurut gue itu udah hal yang biasa aja nggak usah di lebih-lebihkan."
"Saya tahu, tapi di usia kamu yang masih remaja kamu sudah mikul tanggung jawab sebesar ini." pungkasnya, jika orang-orang mungkin menilai Reygi dari luarnya tentu mereka tidak akan tahu sosok berbeda yang satu ini mungkin first impression mereka tentang Reygi akan buruk bagi orang yang tidak mengenalnya terlalu dalam.
"Biasa aja." Reygi tidak suka di puji-puji berlebihan entah kenapa ia merasa risih.
"Mamah gue kapan sembuh? Jangan-jangan lo nggak becus Ray." sambung Reygi mendapat kekehan kecil dari Rayna, baginya itu sudah biasa.
"Tekanan yang cukup besar pada diri Mamah kamu buat dia susah buat sembuh, dia nggak bisa berdamai sama dirinya sendiri." timpal Rayna dengan sorot matanya tak lepas dari Vina pasiennya selama dua tahun ini.
"Mamah terpukul sama kepergian Papah, dia terlalu berlarut sampai lupa ada Delisa yang lebih butuh dia." lirih Reygi kedua tangannya sudah terkepal erat.
"Saya yang lainnya disini berusaha untuk bisa memulihkan kondisi Buk Vina, oh ya saya bisa ketemu Delisa?"
Reygi menggeleng cepat. "Yang ketemu Delisa itu cuma orang-orang tertentu, nggak sembarangan gue nggak mau dia terpengaruh sama dunia luar."
Rayna memutar bola matanya malas. "Astaga Reygi kamu mau jadikan Delisa itu Rapunzel yang di kurung di rumah terus? Jangan terlalu menekan dia, dia masih terlalu kecil Reygi nggak baik buat mentalnya."
"Mentang-mentang lo psikiater bawa-bawa mental terus, nggak usah urusin urusan gue ya lo nggak ada sangkut pautnya sama lo." titah Reygi dengan gamblang ia jika berbicara tidak neko-neko.
"Jangan terlalu ribut, Tante Vina dan yang lainnya disini nanti terganggu kalau mau bicara di ruangan saya saja."
Reygi berdiri dari duduknya. "Siapa juga yang mau lama-lama sama lo, gue mau pulang inget gue titip Mamah gue." Reygi menyempatkan diri untuk mengecup kening Vina lalu keluar dari ruangan tersebut.
Baru saja keluar dari ruangan itu ia sudah di suguhkan dengan wanita mengenakan daster memeluk boneka sambil tertawa sendiri, bagi Reygi itu sudah biasa untuknya karena dua tahun ini ia kerap berkunjung ke sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEI, REYGI! [END]
Fiksi Remaja(AYO FOLLOW SEBELUM BACA!) "I have crush on you Reygi!" - Radelia Maheswari "Crush in, gue berarti nggak bisa lepas dari gue!" - Reygi Aditia Athalla Siapa sangka perasaan yang di pendam Radelia Maheswari sejak MOS SMA terbongkar akibat ulah dari t...