19. Sandaran ternyaman

463 16 1
                                    

Happy Reading
_______________________

"Jadilah sandaran ternyaman ketika aku membutuhkannya." ----- Reygi Aditia Athalla

Ruang BK yang ber-AC kini berubah menjadi panas karena ketegangan yang terjadi di antara Reygi, Dafa, dan Pak Dewa yang selaku pembina ekskul kesenian ulah kedua cowok itu kini di perbincangan di ruang BK disana juga ada Pak Surip selaku guru BK yang semakin menambah ketegangan.

"Jadi jangan kalian pikir saya jarang ke ruang eskul saya nggak pernah tau apa yang terjadi, saya sering mengecek dari cctv dan saya sangat menyayangkan terjadi hal yang sangat memalukan seperti itu." tutur Pak Dewa menatap Reygi dan Dafa secara bergantian, keduanya sama-sama bungkam belum ada yang berani menjawab.

"Maaf Pak." gumam Dafa dengan menundukkan kepalanya.

"Saya cukup kecewa sama kamu Dafa, saya percaya kamu buat jadi ketua eskul kesenian karena saya pikir kamu bisa menghandle semuanya tapi nyatanya kamu juga malah buat keributan---" Pak Dewa menjeda ucapannya sebentar ia memejamkan matanya lalu menyot tajam ke arah Reygi yang duduk di samping Dafa. "Kamu juga, berandalan nggak ada sopan santun nyelonong masuk kedalam ruang eskul cuma buat ketemu cewek."

"Maaf Pak."

Hanya kata itu juga yang bisa Reygi ucapkan kali ini ia mengaku salah, tindakannya yang selalu semena-mena itu juga tidak bisa di benarkan bagaimanpun semuanya punya aturan.

"Kamu yang mulai duluan kekerasan dengan mendorong Reygi yang membuat saya kecewa dengan cara kamu menyikapi sesuatu Daf." Pak Dewa beralih mengomeli Dafa, dia sama sekali tidak berpihak pada siapapun apalagi keduanya sama-sama punya kesalahan.

"Bisa berdamai? saya lihat ada perang dingin diantara kalian."

Reygi dan Dafa saling menatap satu sama lain, keduanya sama-sama ogah-ogahan untuk berdamai tidak ada kata damai untuk Reygi untuk seseorang yang berusaha mendekati miliknya.

"Nggak!" tolak Reygi dan Dafa secara bersamaan, Pak Surip dan Pak Dewa menepuk jidat mereka, sulit untuk menangani anak-anak SMA yang pemikirannya masih terbilang labil.

"REYGI, DAFA!" Pak Surip frustasi membentak keduanya.

"Ogah banget Pak yakali baikan sama cowok caper, gatel kayak dia!" cibir Reygi menatap Dafa dengan pandangan menjijikkan.

"Eh sembarangan lo ya, lo tuh cowok songong, cemburuan!" balas Dafa mengatai balik, keduanya sama-sama saling mengatai tanpa introspeksi diri dengan kekurangan masing-masing.

"APA LO BILANG? MAU GUE LEMPAR LO PAKE KURSI HA?!"

Reygi sudah berdiri dari duduknya mengangkat kursi berbahan plastik tersebut siap menghantam wajah Dafa, hal itu membuat kedua guru tersebut makin pusing.

"Reygi, Dafa hentikan saya pusing liat kalian berdua!"

"YA NGGAK USAH DI LIHAT!"

Pak Dewa membulatkan matanya mendengar bentakan yang lagi-lagi kompak keluar dari mulut Reygi dan Dafa.

"KELUAR KALIAN KELUAR DARI SINI!" Pak Surip beralih menyeret keduanya keluar dari ruang BK.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang