41. Cowok toxic

326 17 0
                                    

Happy Reading
____________________

Bagaimana dengan aku terlanjur mencintaimu?
Yang datang beri harapan, lalu pergi dan menghilang
Tak terpikirkan olehmu, hatiku hancur kar'namu. Sial, --Mahlini--

***

Sejak hubungannya dan Reygi kandas, Delia sering di hadapkan dengan dua cowok yang seolah-olah berusaha untuk mengambil perhatiannya. Dafa teman satu ekskulnya dan Raven yang merupakan sahabat mantan kekasihnya sendiri, Reygi. Keduanya dengan perhatian yang berbeda-beda.

Dafa yang sering kali membelikan Delia barang-barang mewah, seperti kemarin kalung dan katanya pemberian dari Kakeknya untuk Delia aneh sekali bukan dan pernah juga sepatu dan skincare namun semuanya di kembalikan Delia pada Dafa, bukannya ia tidak bisa menghargai barang-barang pemberian Dafa namun ia takut tidak mau memberi Dafa harapan dan yang akan berakhir angan-angan saja.

Dan Raven, cowok itu kerap sekali mengajak Delia pergi ketempat yang pernah ia dan Reygi datangi. Tempat makan atau tempat date, Delia tak kalah pusing dengan sahabat Reygi yang satu ini karena cowok itu bukannya malah membuatnya move on tapi malah membuatnya dejavu.

Delia juga sering menolak ajakan Raven, namun kadangkala kala ia dihadapkan di posisi tidak enak hati dan mau tak mau menuruti saja. Yang Delia takutkan adalah Finka, ia sangat takut menyakiti hati Finka yang sangat tergila-gila pada Raven.

Seperti saat ini Delia pasrah duduk diatas motor Raven, gadis itu menunduk dalam-dalam saat motor Raven mulai memasuki kawasan sekolah dan mereka menjadi perhatian sekitar. Terlebih keempat cowok yang sudah berada di parkiran, dan duduk di atas motor masing-masing.

Reygi, Sandy, Marsel, dan Tomo. Mereka memincingkan mata menatap Raven yang membonceng Delia. Sepertinya Raven membuktikan ucapannya, kalau akan maju lebih dulu ketika hubungan Reygi dan Delia kandas.

Mereka pikir Raven hanya main-main dengan ucapannya, tapi semakin lama Raven menunjukkan rasa perhatiannya pada Delia. Seperti sekarang, Raven membantu Delia untuk melepas helm padahal Delia sudah menolak berkali-kali namun cowok itu tetap kekeuh.

"Nggak panas kan Rey?" tanya Marsel, melirik kepalan tangan Reygi. Sontak Reygi langsung bersikap biasa saja.

"Nggak, ngapain juga panas. Semalam hujan jadi pagi gini dingin banget!" alibi Reygi, padahal kelihatan sekali cowok itu menahan amarahnya terlihat dari wajahnya yang memerah padam.

"Menurut lo, gimana Sand?" tanya Tomo.

Sandy menaikkan kedua bahunya acuh. "No komen sih!"

"Duluan semuanya!" setelah mengatakan hal itu, Delia berlari ke kelasnya.

Raven langsung bergabung dengan yang lainnya, yang langsung dihadiahi pertanyaan oleh Reygi. "Lo seriusan mau pacarin mantan gue?" ujarnya, terdengar sinis.

"Itu mulu yang di tanya, kalau nggak mau gue pacaran sama Delia. Sono ajak balikan." balas Raven, menyugar rambutnya kebelakang.

"Nggak niat."

"Masa?" ledek Marsel, dengan wajah tengilnya.

"Udah jelek jangan di jelek-jelekin lagi mukanya Sel!" Reygi mengusap wajah Marsel dengan cukup kasar.

Ditempat yang sama, Delia berjalan kearah Finka yang duduk didepan kelas. Gadis dengan ransel pink itu tengah memoleskan lipbalm ke bibirnya, ia melirik dengan ekor mata saat Delia sudah berdiri disampingnya.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang