30. Which are actually

330 15 0
                                    

Happy Reading
__________________

Ketika kamu terlalu banyak menyepelekan perasaan orang, akankah orang tersebut akan mementingkan perasaanmu? Ingat, semuanya ada timbal baliknya. ----- Reygi Aditia Athalla

***

Reygi memarkirkan motornya di depan gerbang Rumah sakit jiwa Pelita, beberapa kali menghembuskan napas panjang sambil melepas helm yang terpasang di kepalanya, rambut acak-acakan seragam sekolah yang sudah jauh dari kata rapih. Ia belum pulang ke rumah langsung ingin mencari tahu tentang kalung.

"Nggak apa-apa, tetap ganteng walaupun belum mandi." Reygi berkaca dari spion motornya, cowok itu masih sangat percaya diri.

"Kamu kenapa sih? Tiba-tiba suruh saya keluar!" gerutu Rayna menghampiri Reygi yang berada di bawah pohon rindang.

"Gue lagi males masuk kedalam, gue mager jadinya suruh lo kesini aja. Gue mau nanyain sesuatu."

Rayna memutar bola matanya malas mendengar alasan Reygi, beberapa menit yang lalu ia mendapat notifikasi chat dari Reygi untuk menyuruhnya keluar dari dalam RSJ katanya ada hal yang penting, mau tak mau Rayna menuruti kemauan Reygi.

"Yaudah nanyain apa?" tanya Rayna sedikit jengah.

Reygi mengeluarkan kalung liontin inisial A itu dari saku jaketnya, memperlihatkan kalung tersebut pada Rayna.

"Reygi, itu---"

"Punya lo kan?" ujar Reygi memastikan, terbukti dari raut wajah Rayna yang langsung berubah.

Rayna berusaha merebut kalung tersebut dari genggaman tangan Reygi namun cowok itu terus saja menghalanginya, membuat Rayna kesal.

"Jawab dulu pertanyaan gue!"

"IYA ITU PUNYA SAYA!" pekik Rayna kelewat kesal.

"Tapi ini inisial A Ray, lo sendiri kan inisialnya R, kok bisa punya kalung ini?"

"Kok kamu kepo banget sih kayaknya pengen tau banget urusan kalung ini!" cibir Rayna mendapat rentetan pertanyaan dari Reygi.

"Yaudah sih kalau lo nggak mau kasih tau, gampang kok gue tinggal simpan aja kalung ini atau perlu gue buang!" Reygi mengancam Rayna dengan kembali memasukkan kalung tersebut ke saku jaketnya.

"Y-yaudah iya, itu kalung saya. Kamu nggak inget nama lengkap saya Rayna Atiqah j-jadi itu di ambil dari nama belakang saya iya!"

Reygi bukannya percaya malah menatap Rayna dengan penuh intimidasi, matanya memincing ia belum sepenuhnya percaya menurutnya masih ada yang ganjal.

"Udah kan? Sini kalungnya!" Reygi menggeleng cepat membuat Rayna berdecak sebal.

"Nggak, nggak. Gue belum percaya!"

Rayna memijit pelipisnya menghembuskan napas dalam-dalam lalu membuangnya secara kasar, kedua tangannya mencengkram kuat jas putih yang miliknya.

"Itu emang nama saya tapi ..." Rayna menggigit bibirnya bawahnya, ia menjeda ucapannya membuat Reygi mengernyit heran.

"Tapi apa Ray?"

"Itu inisialnya A di ambil dari kata Ayna, nama panggilan saya di keluarga besar."

Mendengar ucapan Rayna membuat raut wajah Reygi berubah drastis, Rayna dapat menyadari hal itu raut wajahnya susah di tebak apa yang sedang di pikirkan cowok itu.

"AYNA CEPAT DONG KITA BURU-BURU!"

Sekilas ingatan beberapa tahun yang lalu kembali terputar di memori Reygi, gadis berumur sebelas tahun yang mengobati lukanya terjatuh di sepeda dan samar-samar ia mendengar nama gadis yang ia sebut kakak cantik pada saat itu.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang