52. Deep talk

1.1K 26 1
                                    

Happy reading
____________________

Happy reading____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reygi Aditia Athalla

***

Reygi baru saja pulang dari kantor keluarga Athalla tak dapat menahan keterkejutannya saat mendapati sosok wanita yang berada di teras rumahnya tampak berdiri membelakanginya. Dari ciri-cirinya yang ia lihat dari belakang saja sudah sangat jelas oleh Reygi, rambut sebahu dengan tinggi ideal untuk wanita.

Rayna.

Reygi membuang napas kasar, dalam hati bertanya mau apalagi menemuinya. Padahal ia sudah memutus hubungan pertemanan dengan Rayna waktu itu. Bahkan ia sudah memblokir semua sosial media Rayna, guna untuk menjaga jarak dengan psikiater itu.

Rayna berbalik saat mendengar deru mesin motor yang ia yakini pemiliknya adalah orang yang ia tuju kesini, walaupun mendapati raut wajah ketidaksukaan dari Reygi ia tetap tersenyum tipis sambil menghampiri cowok itu.

"Ngapain?"

Singkat dan terdengar cetus dari nada bicaranya membuat senyum di bibir Rayna luntur begitu saja, Reygi yang biasanya selalu ramah dan wellcome pada siapa saja termasuk dirinya kini berubah.

Ia tahu memang tidak pantas mendapat sikap hangat Reygi, karena kembali lagi pada kenyataan dirinya ini bukan seseorang yang penting di hidup cowok itu.

"Saya datang kesini cuma mau pamit." ujar Rayna, sedikit menarik atensi Reygi untuk menatapnya penuh tanya.

"Pamit kemana? Rumah lo kan di samping rumah gue." ujar Reygi melirik rumah berlantai dua di samping rumahnya.

Rayna tertawa kecil. "Mau ikut Mamah, saya bakalan tinggal sama Mamah. Jadi sebagai tetangga yang baik harus pamitan setelah mau pindahan kan, dari kemarin saya hubungin terus eh malah di blok."

Reygi di landa rasa tidak enak, walaupun begitu ia berusaha menutupinya dengan raut wajah yang dibuat biasa saja.

"Lo udah baikan sama nyokap?"

Rayna mengangguk pelan. "Panjang sih ceritanya saya yakin juga kamu nggak niat buat denger, intinya Mamah udah mau berdamai dan ngedukung profesi saya sekarang yang penting saya tinggal sama dia."

Helaan napas panjang dari Reygi terdengar, ia ikut lega Rayna sudah bisa berdamai dengan Mamahnya tidak ada yang membuat gadis itu terbebani dan membuat Reygi merasa bersalah dengan janjinya pada Rayna.

"Seneng ya? Nggak ada lagi yang nge bebanin," Rayna tersenyum geli, bisa menangkap kelegaan dari Reygi.

"Gue cuma seneng lo udah nggak merasa terancam di dekat nyokap lo sendiri, maaf Ray kalau sikap gue selama ini keterlaluan sama lo. Maaf Ray, tapi gue nggak ada maksud buat lo berharap––"

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang