25. Delia obatnya

379 16 1
                                    

Happy Reading
______________________

Di tengah-tengah gelapnya kehidupan, Tuhan dengan begitu baiknya mengirim sosok kamu sebagai obat untukku -----Reygi Aditia Athalla

Senin pagi Delia sudah siap dengan seragam sekolahnya setelah menyelesaikan sarapan pagi bersama kedua orang tuanya, gadis itu keluar beriringan bersama Rian dan Safira yang juga akan berangkat kerja. Gadis dengan ransel hijau dan sneakers putih membalut kakinya dengan rambut yang di biarkan tergerai bebas memberikan kesan manis, Safira yang sibuk memperbaiki dasi suaminya yang sedikit miring.

"Ayah kamu nih mau berangkat ke kantor dasinya miring-miring." cibir Safira mendapat kekehan kecil dari Rian.

Delia memutar bola matanya malas dengan keromantisan keduanya, merasa jengah tapi juga bersyukur mempunyai keluarga yang cukup harmonis, namun deru mesin motor yang terlihat memasuki kediaman rumah Delia memincingkan matanya menatap cowok dengan jaket levis yang membalut kemeja seragam sekolahnya.

Raut wajah Delia langsung berubah masam saat melihat siapa cowok yang membuka helm dengan menunjukkan cengiran khasnya, itu Reygi, cowok yang sedari tadi malam tak Delia hiraukan chat ataupun panggilan telponnya.

"Assalamualaikum Om, Tante." ujar Reygi menghampiri keduanya dan menyalami tangan mereka secara bergantian.

"Waalaikum salam, Reygi mau jemput Delia ya?" Reygi mengangguki ucapan Safira.

"Nggak, Delia mau berangkat sama Ayah!" tolak Delia langsung menggeleng cepat.

Reygi langsung menoleh kearah Delia yang menunjukkan wajah datarnya, cowok itu menghela napas berat sepertinya Delia masih salah paham dengan persoalan semalam.

"Emangnya kenapa?" tanya Reygi dengan nada bicara yang lembut.

"Males aja." ujar Delia sambil bersedekap dada.

Rian melihat itu hanya geleng-geleng kepala, permasalahan anak muda memang ada-ada saja. "Berangkat gih sama Reygi, kamu nggak ngehargain dia yang jauh-jauh kesini?" tegur Rian.

Safira mengangguk mengelus surai rambut Delisa. "Iya sayang, nggak boleh gitu Bunda sama Ayah nggak pernah ngajarin kayak gitu, kalau punya masalah tuh di selesaiin baik-baik bukan malah ngambek ngambekan."

Terdengar helaan napas gusar dari Delia, gadis itu mengangguk pasrah membuat Reygi kegirangan dalam hati ia merasa menang kali ini orang tuanya Delia berpihak padanya.

"Nggak usah pegang-pegang!" desis Delia sambil menepis tangan Reygi yang hendak menggenggam tangannya, ia lebih dulu berjalan mendahului Reygi.

Safira dan Rian sama-sama tidak habis pikir dengan percintaan remaja jaman sekarang, sangat-sangat labil. Setelah memakai helm dan duduk di boncengan Reygi Delia bungkam sama sekali tak bersuara ia membuang mukanya malas menatap Reygi.

Motor ninja milik Reygi mulai meninggalkan kediaman Delia, cowok itu sesekali menatap wajah Delia dari pantulan kaca spion, wajahnya yang di tekuk ingin sekali Reygi menertawainya namun takut nanti gadis itu tambah marah.

Sepanjang perjalanan tak ada yang memulai pembicaraan keduanya sama-sama bungkam, sebenarnya Reygi ingin bicara hal-hal random dan jahil seperti biasanya dan yah juga menjelaskan tentang semalam walaupun tidak akan se detail itu dan pasti hanya itu-itu saja alasannya yang akan membuat Delia muak.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang