07. Harapan dan ekspetasi

938 29 0
                                    

Happy Reading
__________________________

Mencintaiku itu hanya luka, kapan saja aku bisa menjatuhkan harapan dan eskpetasimu tentangku jangan terlalu menaruh hati untukku jika kamu tidak ingin lebih merasakan sakit. ----- Reygi Aditia Athalla

Byur!

Kelas XII-IPS 4 rusuh dengan kelakuan Marsel yang membawa pistol mainannya menyemburkan air yang di dalam pistol tersebut pada siswa yang lain, Raven yang paling kalem justru mendapat imbasnya dari kelakuan teman-temannya tidak Reygi, tidak Marsel, ataupun Sandy semuanya rusuh.

"Rasain lo Ven, rasain!" kini pistol mainan itu ada di tangan Reygi ia arahkan di depan wajah datar Raven yang sudah menggeram marah.

"Semprot tititnya, Rey biar di kira dia ngompol!" seru Marsel kegirangan dengan wajah tertekan Raven, tentu saja Reygi menyemprotkan ke bagian sensitif Raven membuat celana pria itu sedikit basah.

BRAK!

Raven menggebrak mejanya dengan keras, berdiri menyorot satu persatu temannya sudah habis kesabarannya dengan kelakuan mereka hal itu tentu saja membuat nyali mereka menciut sedikitpun Sandy malah mengambil alih pistol mainan tersebut menyemprotkan ke wajah Raven.

"HAHAHA!"

Sekelas menertawakan Raven, tidak ada yang tidak lucu dari kelakuan Reygi dan kawan-kawannya menurut mereka itu hiburan sehari-hari untuk mereka, Raven berdecih keluar dari kelas.

"Hayoloh, Veven malah ngambek!" seru Marsel dengan wajahnya terlihat puas.

Veven adalah panggilan kesayangan mereka untuk Raven pria itu justru tidak menyukai panggilan sialan itu katanya.

"REYGI, MARSEL, SANDY!"

Ketiganya hampir terjungkal kebelakang dengan suara melengking menyebut nama mereka, ketiganya sama-sama menoleh pada sumber suara disana ada Buk Mala yang berkacak pinggang menyorot tajam pada tiga cowok itu.

"Eh Ibu." Reygi terlebih dahulu menyapa dengan menunjukkan wajah tanpa dosa.

"Apa kamu? Tunggakan tugas saya belum kamu kerjain ya dan sekarang kalian bertiga malah bikin rusuh di kelas liat kelas jadi becek gara-gara pistol mainan kalian itu, terus gimana ini Ibu ngajar kelas udah kayak sawah!" omel Buk Mala.

Marsel menyembunyikan pistol mainannya di belakang tubuhnya, tak mau pistol mainan itu di sita guru itu tidak tidak akan ia tidak mau pistol mainan kesayangannya jadi korban.

"Marsel nih Buk, dia bawa pistol mainan ke sekolah!" Sandy menunjuk Marsel yang berdiri kaku di tengahnya hal itu membuat Marsel mendelik tajam.

"Lo juga ikutan main ya Sand, lo juga Reygi lo pada nggak usah nyalahin gue ya!" bela Marsel semakin mengeratkan genggamannya pada pistol mainan berwarna hijau tersebut.

"Kalau lo nggak bawa kita nggak main ya!" Reygi berusaha membela diri dari Buk Mala, cukup tugasnya yang sudah menjadi bahan omelan guru Fisika satu itu.

"Dasar lo pada!" cibir Marsel.

"Marsel." panggil Buk Mala menatapnya tajam, Marsel meneguk ludahnya susah payah jangan sampai pistol mainan kesayangannya ini benar-benar di sita.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang