46. Ada yang berbeda

336 8 0
                                    

Happy Reading
_____________________

Siapa yang jadi bahu saat kau perlu
Menangis terluka di payung rindu
Apa ada yang bisa ambil peranku
Menjaga dirimu, yang kini tak di tanganku. Tak di tanganku, -- Juicy Luicy & Mawar de Jongh --

***

Delia berjalan cepat menuju gerbang sekolahnya, menunggu sang Ayah untuk menjemput. Ia menghentakkan kakinya dengan kesal saat tidak bisa menghubungi Ayahnya, ia melirik kebelakang ada Reygi yang juga berlari kearahnya membuat Delia frustasi.

"Lo kenapa lari, lo pikir gue kriminal?"

Tuhkan, baru datang sudah ngomel-ngomel nggak jelas. Lagipula siapa coba yang tidak ingin menghindari orang yang mulutnya pedas seperti Reygi, selalu melempar kesalahan pada orang lain, melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Siapa juga yang tidak jengah di maki-maki seharian.

Delia ingin segera pulang karena sejak dari lapangan sepak bola itu, dirinya berpapasan dengan Reygi yang masih banyak memberikan pertanyaan padanya.

"Delia, gue tanya sama lo. Lo terima perjodohan antara lo sama Dafa atau nggak?" tanya Reygi, Delia diam aja memilih tidak mau menanggapi.

"Delia, jawab!" Reygi menyentuh bahu Delia, membuat gadis itu memejamkan matanya menahan gejolak emosi.

Delia menepis tangan Reygi di bahunya, ia beralih menatap Reygi. "Kalau iya, kenapa?" jawab Delia dengan nada menantang.

"Ngapain Reygi ngurusin hidup Delia, bukannya Reygi nggak peduli?" lanjutnya dengan nada yang cukup menohok, membuat Reygi terhenyak ia sempat sulit meneguk ludahnya menurutnya aura Delia sekarang sangat berbeda.

"Delia, gue cuma nanya kenapa lo jadi ngegas gini--"

Delia tersenyum kecut dengan cepat menyela ucapan Reygi. "Stop deh Rey, Delia udah capek. Ini hidup Delia, kenapa Delia ngerasa apapun yang Delia perbuat itu selalu salah? Nggak kamu, nggak Finka, suka banget cari-cari kesalahan Delia! Kalian nggak akan pernah puas kalau sehari aja, nggak maki-maki Delia, nggak nuduh Delia yang enggak-enggak!"

"Delia ngerasa udah nggak bebas, selalu aja di intai terus di jadiin bahan buat makian. Kamu pikir, kamu doang yang punya perasaan?"

"Reygi nyuruh Delia buat jauh-jauh dari Reygi kan, terus kenapa Delia nggak boleh dekat sama cowok? Reygi sendiri udah punya Kak Rayna kan, kenapa Delia nggak bisa sama Raven ataupun Dafa? Yang boleh bahagia kalian aja? Sekalipun Delia deket sama ribuan cowok pun itu bukan urusan Reygi, nggak bisa gitu biarin Delia tenang dikit nggak usah di maki-maki kayak binatang!"

"Delia manusia, juga bukan anak kecil lagi tau mana yang bener mana yang salah. Nggak perlu di maki-maki juga Delia tau dimana letak kesalahan Delia, apasih manfaatnya nyudutin orang melulu, kamu nggak pernah tau kan sebatas mana kelemahan mental seseorang. Yang kamu tahu cuma kamu yang paling tersakiti, orang-orang juga harus kena imbas dari rasa sakit kamu!"

"Kamu nggak sadar, kamu juga penyebab lukanya seseorang!"

"Tanpa sadar omongan kamu tuh bisa membunuh karakter seseorang Rey," Delia berucap lirih, suaranya hampir tak terdengar.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang