48. Reygi mau berjuang

438 14 0
                                    

Happy Reading
_________________

Katanya mau fokus kedepan, tapi kenapa masih suka menoleh kebelakang?

Radelia Maheswari

***

Sejak pernyataan Reygi waktu itu yang katanya ingin memperbaiki semuanya, Delia justru menjauh. Hampir setiap hari Reygi mencari kesempatan untuk mampir ke kediaman Delia, walaupun yang ia dapatkan selalu penolakan Delia selalu saja mengusirnya atau mencari alasan sedang tidak ada di rumah.

Seperti saat ini, tepat pukul delapan pagi Reygi sudah berada di depan rumah Delia. Ia duduk di atas motornya, memikirkan hal apalagi yang harus ia ucapkan pagi ini. Walaupun sudah minta maaf berkali-kali bahkan menunjukkan rasa perhatiannya, Reygi belum mendapat tanda-tanda lampu hijau dari Delia.

Bersamaan dengan itu Delia keluar dari rumahnya, sambil membuka pintu gerbang. Gadis itu terlihat sudah rapih membuat Reygi bingung Delia akan kemana. Berbeda dengan Reygi yang bingung, Delia tampak terkejut dengan kedatangan Reygi lagi dan lagi kesini. Delia hendak kembali masuk kedalam rumah dan menutup kembali gerbangnya, namun langsing di tahan oleh Reygi yang mencekal pergelangan tangannya.

"Mau kemana, kenapa masuk lagi?"

Kira-kira seperti itu pertanyaan yang di lontarkan Reygi, Delia memejamkan matanya merasakan debaran jantung ketika merasakan genggaman tangan Reygi yang belum terlepas, ia mengambil napas dalam-dalam untuk menetralkan ekspresinya lalu kembali berbalik menatap Reygi dengan raut wajah datar.

Reygi justru tersenyum simpul, dengan mengelus rambutnya pelan. Tak lama setelah itu senyumnya seketika hilang saat mobil sedan putih berhenti tepat di samping motornya, apalagi melihat si pengemudi turun dari mobil. Itu Dafa, yang juga terlihat terkejut dengan kehadiran Reygi.

Reygi menatap Dafa dan Delia secara bergantian, pantas saja Delia sudah rapih dengan jaket blazer dan rok selutut ternyata ada janji dengan Dafa. Reygi terkekeh miris, itu memang normal kan secara mereka kan sepasang kekasih yang sudah sepatutnya sering menghabiskan waktu bersama.

"Lo disini Rey?" tanya Dafa dengan basa-basi, cowok itu justru tersenyum tipis kearah Reygi. Kalau Reygi jadi Dafa mungkin ia sudah menunjukkan wajah sinisnya, karena sudah berani menemui kekasihnya. Tapi Dafa berbeda, ia sering kali di maki-maki oleh Reygi bahkan pernah di ajak adu jotos tetapi cowok itu masih sering menghadapi Reygi dengan santai, hal itu membuat Reygi sadar Dafa tidak se childish dirinya yang selalu emosional dan gegabah.

Namun Reygi berusaha membuang rasa mindernya, dia harus bisa mendapatkan Delia kembali walaupun bagaimanapun ini semua di picu dari dirinya sendiri.

"Gue mau ajak Delia jalan!" titah Reygi dengan lancang, seolah ia tidak peduli dengan status Dafa sebagai tunangan Delia.

"Gue juga, gue udah ngajak dia dari kemarin." protes Dafa, menurutnya ia tidak akan diam juga sekarang toh Delia dan Reygi hubungannya sudah kandas kan?

"Tapi gue yang duluan dateng kesini, seharusnya kalau lo niat lo udah dari subuh disini!" bantah Reygi yang tak mau kalah.

Dafa memutar bola matanya malas, Reygi selalu saja semena-mena. "Lo mau ajak jalan atau ajak ngepet jam segitu?"

Delia melongok memperhatikannya perdebatan keduanya, ia juga ikutan geram dengan Reygi yang selalu datang tiba-tiba dan langsung mengajaknya jalan tanpa persetujuan darinya. Harus berapa kali ia bilang, kalau mereka tidak seharusnya seperti ini padahal Reygi sendiri sudah punya pasangan, Delia hanya menjaga perasaan Rayna yang merupakan pasangan Reygi sekarang.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang