03. Terbongkar sudah

1.3K 57 0
                                    

Happy Reading
_________________


Lapangan sepak bola SMA Mandiri di penuhi siswa-siswi yang ingin menyaksikan pertandingan sepakbola, dari tribun penonton yang di dominasi kaum hawa sudah memekik keras kalah dua tim sepakbola idola sekolah sudah berhadapan.

"Reygi ganteng banget sumpah!" pekik Delia menggigit jari-jarinya saking semangat.

Gina dan Lisa seperti biasa disisi kanan dan kirinya, sudah mengelus dada sabar mendengar pakikan Delia yang tiba-tiba telinga mereka sudah pengang rasanya yang di dengar sedari tadi hanyalah ungkapan rasa kagum Delia pada cowok dengan jersey putih.

"Gila sih, si Rey hampir semua di embat anjir udah jago basket, sepak bola."

Ketiganya menoleh ke arah Tomo yang duduk di belakang bersama Sandy, dan Marsel jangat tanya Raven dimana ia juga sama halnya dengan Reygi mempunyai hobi yang sama dalam sepakbola bahkan tak jarang pekikan gadis-gadis SMA Mandiri terarah kepadanya.

Pertandingan sepakbola antar jurusan itu akhirnya dimulai, dengan di sambut gol dari lawan tim Reygi yang mampu membuat siswa-siswi jurusan IPS gaduh.

"Ayo dong semangat Rey!" pekik Delia tanpa sadar tatapan Tomo, Marsel, dan Sandy mengarah ke arahnya.

Delia langsung terdiam menunduk menyadari mereka yang melihat keantusiasan Delia, hal itu tak berlangsung lama semuanya memekik serentak kalah Reygi bisa memasukkan bola ke gawang lawan.

"Anjir mantap Rey!" Tomo sudah berdiri dengan berlompat kegirangan, hal itu memancing Sandy menarik celana jeans yang di kenakan Tomo.

"Taik lo celana gue hampir melorot anjir!" maki Tomo sambil mendelik tajam Sandy malah menjulurkan lidahnya.

"Nggak usah berisik lo berdua!" lerai Marsel yang tengah fokus dengan pertandingan sepak bola.

Delia tak kuasa menahan kekagumannya saat melihat aksih Reygi yang menyingkap jersey miliknya membuat perut six pack tersebut terlihat, tak hanya Delia bahkan gadis-gadis SMA Mandiri sudah menjerit.

"Pamer si Reygi." cibir Gina yang di angguki Lisa.

"Bukan pamer Gina, tapi ya emang gerah!" protes Delia tak terima keduanya hanya mengangguk-angguk saja berdebat dengan Delia persoalan Reygi tidak akan selesai.

"Anjir aurora Rey!" teriak Tomo menggema.

"Berisik, Tom lo udah kayak cewek-cewek aja deh!" timpal Marsel merasa kesal.

"Delia pengen pipis, temenin dong!" rengek Delia menarik tangan Gina dan Lisa untuk berdiri keduanya mengikuti langkah Delia.

"Mau kemana Gin?" tanya Marsel mengedipkan sebelah matanya.

"Ke neraka, kenapa mau ikut?!" sentak Gina membuat Marsel mengatupkan bibirnya tak berani lagi menyenggol singa betina satu ini.

"Jangan kasar-kasar sama Marsel Gin, ganteng-ganteng gitu seharusnya di lembutin." ujar Lisa.

"Dih ogah!" Gina bergedik ngeri.

"Gina mah gitu, kalau Delia di deketin cowok se manis Marsel gitu Delia mana mau nolak."

"Terus lo pilih Reygi atau Marsel?" tanya Gina.

"Reygi lah nggak usah di tanya lagi, itu seandainya Gina seandainya!"

"Terserah, sana masuk lo!" Gina mendorong pelan Delia masuk kedalam satu toilet khusus cewek.

Sepuluh menit berada di toilet Delia muncul dengan merapihkan seragamnya dan rambutnya yang di gerai bebas.

HEI, REYGI! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang