04. Hidup Itu Kejutan.
Sebenarnya Shiro ingin langsung pulang setelah salaman dengan kedua mempelai dan keluarganya tapi aku menyuruhnya untuk tinggal sebentar agar nggak nampak seperti orang penuh dendam. Jadilah kami makan dulu dan ngobrol bersama yang lain, yang kami kenal.
Kepo? Penasaran? Jelas. Untungnya Shiro nggak terlalu lebay menanggapi dengan mengatakan bahwa aku pacar atau tunangan. Paling jauh hanya calon. Calon. Saja.
Setelah itu kami berdua langsung meninggalkan tempat resepsi dan menemui Mas Abhi yang menunggu di restoran.
"Bisa kebetulan begini ya?" komentar Shiro di dalam lift. Sepertinya nggak sabar mengeluarkan unek-unek
"Takdir," sahutku pelan.
"Tapi kita juga serasi sih. Saya ganteng, Adek Garin cantik," pujinya yang membuatku tanpa ba bi bu lagi langsung menendang tulang keringnya. "Aduh!"
Shiro langsung melompat-lompat kesakitan.
Kapok! Salah sendiri bikin ulah. Untung lift sepi jadi nggak malu dia. Eh, emang masih punya urat malu?
"Aku anggap omongan tadi nggak ada!" desisku.
"Tapi kan Adek memang cakep. Kalau bilang jelek, hoax dong?" Shiro yang sudah bisa menguasai diri, kini berdiri bersandar dan bersedekap.
Untunglah kami segera sampai di lantai tujuan dan aku mendahuluinya pergi tanpa menengok ke belakang lagi. Tampaknya Shiro juga nggak ada niatan mengejar karena aku yakin dia tengah berpuas diri.
Terserah!
Begitu sampai di restoran dan menemukan tempat duduk Mas Abhi, aku langsung mengambil tempat di sampingnya. Meraih gelas es jeruknya lalu meminumnya hingga tandas tak bersisa.
"What happ---"
Sebelum Mas Abhi melanjutkan omongan, aku mengangkat tanganku. "Tolong pesankan minuman lagi dan makanan apa pun yang penting cokelat. Merci."
"Oke." Mas Abhi pun memanggil pramusaji dan memesan minuman dan makanan.
"Saya kopi," tambah Shiro yang baru datang dan duduk di depanku.
"Aman?" tanya Mas Abhi entah kepada siapa. Aku atau seniornya.
"Aman tapi ..." jawabku.
"That Herlambang?" tembak kembaranku lagi, kali ini nadanya dingin. Aku mengangguk.
"Oui. (Ya)"
Terdengar hembusan napas kasar dari sebelahku.
"A very Big surprise maybe ?"
"Bukan mungkin tapi pasti," celetuk Shiro. "Mereka semua yang di pelaminan itu terkejut."
Mas Abhi manggut-manggut. "Tentunya."
"Pihak Herlambang kaget ada aku, tamu tak diundang dan pihak siapa, Abang punya mantan namanya?"
"Reva," jawab Shiro.
Aku mengangguk. "Dan Reva. Sebab Bang Shiro datang berdua. Seharusnya your ex nggak kagetlah. Kan sudah lama berlalu. Masa nggak move on sih?"
Mas Abhi mengusap kepalaku lembut. "Untuk kita yang nggak pernah merasakan pacaran, nggak paham arti nggak bisa move on sesungguhnya. Apalagi kalau selama bersama banyak kenangan indah."
Shiro terkekeh. "Meski dalam kasusku cinta itu langsung pupus begitu dia pergi. Aku nggak bisa memperjuangkan orang yang nggak mau berjuang. Hatiku terlalu berharga untuk itu. Eh, tapi seriusan kalian nggak pernah pacaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Jardin D'amour
Short StoryKumpulan cerita pendek penuh cinta dan penuh warna seperti di dalam sebuah kebun yang berisi aneka tanaman dari yang cantik sampai yang berduri. Selamat menikmati 😊 Credit cover to @elaa_rin