L'histoir Huit
(Listoar uit)Seharusnya hari ini aku libur dan sudah janjian dengan adek Garin sekeluarga untuk menemui Flo di Surabaya. Apalah daya ada panggilan mendadak sehingga yang pergi hanya adek Garin bersama keluarga kecilnya.
"Maaf ya, Flo, nggak bisa ketemu," ucapku malam harinya.
Terdengar Flo terkekeh di seberang. "It's okay, Mas. Uhm, how to say it? Ça va?"
"Oui. Ça va, (ya, nggak apa-apa)" kataku membenarkan.
"Resiko dekat dengan tentara. Mas Abhi lupa kalau Papa juga tentara?" katanya dengan nada jenaka.
"Oh, iya. Lupa." Ganti aku yang terkekeh. Dan sepertinya aku memang lupa kalau dia anak tentara.
"Lah, namaku bisa ingat, Papaku siapa bisa lupa," gerutunya.
"Maaf. Gimana hari ini?" tanyaku. Dari cerita adek Garin tadi mereka reuninya seru sekali.
"Seru!" sahutnya antusias. "Eh, ehm ... " mendengar jeda itu membuatku ingin tertawa. Jeda tanda bahwa dia kelepasan. Pribadinya memang ceria tapi dia seperti berubah menjadi dirinya yang dulu saat SMP dan itu membuatnya malu.
"Just be yourself, Flo. Aku sudah kenal kamu dari SMP meski kita sempat berpisah lama," hiburku.
"Tapi kan aku malu."
Kali ini aku tak bisa menahan kekehanku. "Malu kenapa?"
"Malu ih, Mas Abhi. Masa harus dijelasin?"
"Memang kamu ngapain sampai malu gitu?" tanyaku sambil mencomot sepotong martabak dan memakannya.
"Mas Abhiii!"
"Aku sudah biasa sama Adek Garin dan Adek Bianca. Nambah satu orang nggak akan ada pengaruhnya," kataku tenang.
"Itu pujian atau bukan sih?" rajuk Flo lagi.
Aku hanya menanggapinya dengan tawa.
"Eh, tadi aku video call sama Bianca. Tambah cantik dia. Anaknya juga lucu. Lucu-lucu deh semuanya." Lalu mengalirlah cerita reuni mereka versi Flo.
Seperti yang kubilang, adek Garin sudah cerita semua padaku. Bahkan setelahnya adek Bianca meneleponku diselingi iklan jeritan putrinya. Si kecil bukannya sedang menangis, justru sedang tertawa bahagia entah karena apa. Di saat bersamaan, adek Bianca mengomel, merajuk lalu memekik bahagia. Mungkin melihat mamanya memekik bahagia, membuat si kecil ikut-ikutan. Pecah rasanya gendang telingaku.
Ya Allah, gemesnya mereka kok keterlaluan sampai bikin kangen.
"Aku ingin ketemu. Minggu depan mau ketemu kita," pamer Flo akhirnya.
"Maaf ya, nggak bisa antar ke sana. Kalau aku memang bisa, nanti aku susulin," kataku.
"Mas Abhi!" Untuk pertama kalinya kudengar suara tegas Flo.
"Ya?"
"Mas Abhi nggak usah selalu merasa nggak enak untuk hal nggak penting ya? Aku paham Mas Abhi dibesarkan sebagai cowok gentle, but there's a time that I can do it by myself," pinta Flo sangat yang membuatku mengembangkan senyum dengan sendirinya.
"Oke," sahutku mengiyakan. Nggak salah kan pilihanku? Mungkin karena papanya juga tentara bahwa nggak mudah buatku izin keluar seenaknya atau kembali melebihi jam yang ditentukan.
Saat ke Surabaya saja aku harus berangkat lebih awal dan ketika makan siang usai, langsung kembali tanpa mampir ke mana pun kecuali mengantarnya kembali ke kostan.
Kata rekan-rekan lain yang menebak bahwa aku in relationship jarak jauh dengan "orang Surabaya" bilang kalau aku masih beruntung daripada mereka yang butuh seharian perjalanan atau pesawat kalau mau cepat sampai.
Ya aku bersyukur calon jodohku masih terjangkau jarak meski nggak selalu bisa ketemu.
Bahkan Flo nggak pernah menuntutku harus begini dan begitu. Dia hanya meminta kami belajar saling memahami satu sama lain saja.
"Makasih ya, Flo, sudah mau berjuang bersama dalam doa," ucapku tulus.
Hening sejenak di seberang sampai kemudian terdengar suara dehaman kecil. "Aku yang makasih sama Mas Abhi yang mau sama aku. Bahkan untuk mengiyakan ajakan Mas Abhi aja aku butuh tanya sama Allah."
"Karena Allah Sang Maha Pemberi Petunjuk. Our Guide. The One and Only," kataku. "Kalau sekedar mengganti rugi rasa bersalahku, aku bisa kasih kamu sesuatu. Everything happened for a reason. Nggak ada yang kebetulan di dunia ini."
"Iya."
"Yang penting kita berdoa karena kekuatan doa bisa mengubah nasib kan?"
"Iya, Mas."
"Ya sudah, kamu istirahat. Besok ada kelas pagi kan?" Setelah mengucapkan salam, aku meletakkan ponselku di nakas dan memakan sisa martabak.
Tbc➡
🍃🍃🍃
Assalamu'alaikum semua...
Dah pada tidur?
Maaf, Mas Abhi datang lagi dengan sejuta typo. Dan maaf belum bisa balas satu per satu komentar tapi aku baca semua kok. Makasih atas semangat dan doa baiknya 🙇Syukron jazilan buat kawan-kawan semua 😙
Maaf juga belum bisa update yang lain 😢🙇
Sidoarjo, 13-11-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Jardin D'amour
Short StoryKumpulan cerita pendek penuh cinta dan penuh warna seperti di dalam sebuah kebun yang berisi aneka tanaman dari yang cantik sampai yang berduri. Selamat menikmati 😊 Credit cover to @elaa_rin