Assalamu'alaikum. Sambil menunggu lanjutan Mas Nakula, aku post revisi Mas Abhi dulu ya? Yoook, dicari bedanya apa yang berubah dari versi aslinya? 😆😆😆
Sidoarjo, repost 02-04-2021
L'histoire Trois
(Listoar troa)"Et puis, tu a dit qu'elle était ta femme? (Dan terus, kamu bilang kalau dia calon istrimu)" desis adek Garin mencoba meredam kekesalannya setelah mengomel panjang lebar kali tinggi dalam ... bahasa Perancis. "Super!" Ia tepuk tangan dengan sarkas.
Adik Shiro, suami adek Garin yang punya nama Jepang karena lahir di sana tapi nggak ada darah Jepang dan nggak bisa bahasanya hanya diam bengong. Pertama, jangan menyela saat perempuan dalam mode singa mengamuk karena bukannya masalah selesai tapi tambah runyam. Kedua, dia nggak ngerti apa yang kami ucapkan.
Aku mendunduk sambil mengangguk lesu. "Oui. (ya)"
"Mas Abhiiiii!"
"Sayang, jangan menjerit," dengan sabar adik Shiro yang kebetulan sedang video call itu mengingatkan. Bagaimanapun kami tinggal di asrama.
Adek Garin menatapnya galak sambil menunjukku. "Mas Abhi sudah kurang ajar! Apalagi dulu Flo suka sama dia! Meski hanya cinta monyet tapi dalamnya hati siapa yang tahu!"
Aku mendesah penuh penyesalan. Itu juga yang sepanjang hari sampai kembali ke asrama yang kupikirkan. Bukannya ke mess, aku langsung ke rumah adik kembarku. Benar saja, setelah mendengar ceritaku dengan seksama dalam diam, keluarlah rentetan omelannya. En Français.
"Sekarang Mas Abhi mau apa? Jangan bikin anak orang baper! Bilangin Mama nih!" ancam kembaranku tersayang.
Aku mengusap frustasi wajahku dengan kedua tangan.
"Sudah. Diusap terus nanti gantengnya luntur. Kalau Mas Abhi nggak ganteng nanti nggak mirip adek Garin lagi. Kalau nggak mirip, nanti nggak diakui saudara lho," hibur adik Shiro.
Aku dan adek Garin spontan menatap lelaki yang tengah berada di Lebanon itu tajam membuatnya meringis.
"Ya sudah terjadi. Everything happened for a reason. Sekarang Mas Abhi pulang biar kalian berdua sama-sama dingin, terus Mas ambil wudlu dan menghadap Allah."
"Bilang saja nggak mau diganggu!" gusarku tapi tak urung aku beranjak juga.
"Haduuuh, kalau kesel nggak nanggung ya? Galak!"
"Assalamu'alaikum," pamitku sambil menatapnya tajam. Tapi bagaimana pun aku maklum mengingat kondisi mereka yang tengah berjauhan.
"Wa'alaikumussalam," balas suami-istri itu.
Aku pun meninggalkan rumah mereka menuju mes dengan motor maticku. Di saat banyak rekan-rekan memilih motor bebek atau bahkan motor macho, aku memilih matic karena ada adek Garin yang sewaktu-waktu harus kutemani. Kenyamanan keluargaku lebih penting daripada gengsi.
Sampai mes, aku segera mandi dan berbaring. Sementara teman-teman satu mes yang lain asyik main game.
Aku duduk bersandar dan menyalakan ponsel. Bingung antara menghubungi Flo sekarang atau nanti saja. Kulirik jam, kalau lewat tol, dia sudah sampai tapi kalau lewat jalan biasa masih nanti.
Di tengah kebimbanganku, ada panggilan masuk. April. Tanpa pikir panjang, begitu panggilan berhenti, aku menghubungi Flo.
"Assalamu'alaikum, Mas?" sahut di seberang dengan suara terdengar kaget dan bergetar.
Spontan aku menggaruk kepalaku yang nggak gatal dengan perasaan bersalah. "Wa'alaikumussalam. Sudah sampai atau masih di jalan?"
"Masih di jalan. Ada apa ya, Mas?" tanyanya.
Aku bingung mau bicara apa, mana dia masih di perjalanan. Mau ngobrol nggak enak karena banyak orang. Ditambah ... kok Flo jadi kalem? Rasanya nggak cocok.
"Halo, Mas Abhi kenapa?" tanya Flo lagi.
Aku sungguh jadi gelagapan. "Maaf. Ganggu ya? Kamu lagi tidur?"
"Nggak sih. Susah tidur malah kalau perjalanan gini," jawabnya sedikit membuatku lega.
"Teman-temanmu sudah tidur pastinya ya?"
Flo terkekeh kecil. "Sebagian. Sebagian malah ngemil."
Sedikit kelegaan bertambah lagi. "Kamu ehm kalian sudah makan?"
"Sudah. Mas Abhi sudah?"
"Tadinya mau makan di rumah adek Garin, tapi nggak jadi." Gara-gara dia marah-marah dan berakhir diusir.
"Tunggu-tunggu, kok ada Mbak Garin? Kalian satu rumah atau gimana? Mbak Garin apa kabar? Pasti tambah cantik. Bianca juga gimana? Aku ... kangen. Sejak ... sejak ... " tampaknya Flo nggak sanggup meneruskan ucapannya.
Lulus SMP Flo ikut pindah tugas lagi walaupun masih di Jawa Timur tapi masih keep in touch dengan saudara-saudaraku. Baru saat adek Bianca kecelakaan dan dibawa ke Inggris, semua putus komunikasi.
"Adek Garin dan Adek Bian sudah menikah. Sudah punya anak-anak yang lucu juga mereka. Aku dan Adek Garin tinggal di asrama yonko yang sama karena suaminya seniorku," beritahuku. "Nanti aku kasih nomer mereka, pasti mereka senang."
"Eh, tunggu, yonko? Mas Abhi AU? Baret jingga?" tanyanya setengah terpekik. "Aku sudah menyangka Mas Abhi tentara sih tadi cuma nggak sangka betul-betul AU. Paskhas. Uwaaah ... "
Aku tersenyum sendiri membayangkan ekspresi Flo. "Alhamdulillah. Ehm, kamu ... "
"Maaf, ini lagi di pom bensin, aku pipis dulu ya? Nanti kita sambung lagi, assalamu'alaikum," putusnya sepihak.
"Wa'alaikumussalam," balasku pada layar yang mati. Kuhela napas lalu keluar kamar untuk mencari makan.
Tbc➡
🍃🍃🍃
Assalamu'alaikum semua,
Selamat malam. 15 menit menuju jam 11 kecuali yang WITA ya sudah jam 11 hehehe
Bagi yang belom peluk buku Bianca-Shaheer baik cetak atau ebook, masih ada waktu untuk menabung kok. Tenang aja 👍. Ceritanya lebih lengkap. Bab tambahan ada 10 lebih ditambah kalian juga ikut beramal untuk pengadaan air bersih di Indonesia.
Yuuk, ikutan peluk 😙
Sidoarjo, 11-11-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Le Jardin D'amour
KurzgeschichtenKumpulan cerita pendek penuh cinta dan penuh warna seperti di dalam sebuah kebun yang berisi aneka tanaman dari yang cantik sampai yang berduri. Selamat menikmati 😊 Credit cover to @elaa_rin