2.7. Le Monde D'Abhi

1.3K 266 117
                                    

L'histoir Sept
(Listoar set)

Aku paham kalau butuh waktu bagi Flo menerima pendekatanku yang ... seperti petir di siang bolong. Entahlah, dengan Flo, aku terdorong untuk mendekatinya. Padahal bukan kali ini aku mengetahui seseorang baik yang terang-terangan atau diam-diam menyukaiku dan aku nggak pernah mengacuhkan mereka. Tapi Flo ... berbeda. Dia membuatku langsung bersujud meminta kepada Allah.

Alhamdulillah Flo memberitahu kalau dia bersedia berjuang bersamaku. Hal kedua yang harus kulakukan adalah menghubungi orang tua Flo untuk meminta izin mendekati putrinya.

Dadaku rasanya enteng sekali yang membuat adek Garin keki. Selama seminggu penuh minta dibelikan jajan dan makan malam.

"Bang," panggil Robert dengan aksen Bataknya.

Saat ini kami tengah makan siang di kantin.

"Hem?" sahutku karena mulut masih penuh.

"Bang Hasan bilang sambil misuh-misuh karena April ngerecoki dia terus," cerita Robert. "Katanya Bang Abhi nyuekin dia. Betul itu?"

Aku hanya melirik tentara muda berpangkat sersan dua yang usianya dua tahun lebih muda dariku itu.

"Kebiasaan cuma dilihat doang. Berasa ngomong sama tembok," gerutu Robert.

"Kalau mau, buat kamu saja," kataku akhirnya sambil menepuk bahunya.

Robert ini termasuk salah satu yang paling ganteng juga kuning bersih. Otomatis termasuk jajaran yang paling diburu perempuan ah bahkan pengikut media sosialnya banyak. Tapi aku salut dengannya yang nggak mau aji mumpung dengan kata lain hidupnya terbilang lurus.

"Aku takut sama Tuhan dan Mamak di kampung. Punya adik empat perempuan semua. Kalau aku brengsek, nanti adikku kena brengsek juga. Kalau sudah begitu, setiap ke gereja jadi malu kan sama Tuhan? Sudah bagus aku dikasih muka ganteng, kulit mulus, jadi aku harus banyak bersyukurlah."

Meski mengesalkan saat dulu dia menjawab kenapa jarang menanggapi langsung setiap perkenalan dengan para perempuan tapi hal itu yang mendekatkan kami. Bahwa prinsip hidup kami mirip bedanya hanya dicara dia memanggil Tuhan dan dia nggak sependiam aku.

Usai isoma, karena kegiatan sedang padat, lepas petang aku baru sampai di mes. Kulihat yang lain tengah masak opor ayam. Aku segera membantu mereka memasak.

Begitu matang, kufoto untuk kuunggah di status WA lalu kutinggal mandi. Begitu selesai dan hendak makan, aku tersenyum mendapati begitu banyak pemberitahuan dari keluargaku dan ... Flo.

Kubalas satu per satu pesan dari keluarga besarku. Yang paling lucu dari si kembar Habibah dan Humaira, bungsu dari Papi Sahil. Mereka merajuk betapa masakan Abi dan si sulung lebih enak dari keduanya. Abi, panggilan mereka untuk Papi Sahil memang seperti Papa Rahil, saudara kembarnya juga Grandpa Rashad yang jago masak. Sebetulnya bukan jago tapi hasil olahan para lelaki di keluargaku dari pihak mama entah mengapa selalu lebih enak. Baru terpecahkan oleh adek Bianca rekornya.

Pesan terakhir yang kubalas adalah dari Flo.

Floresia
Sepertinya enak

Enak dong 😆

Aku nggak bisa

Nggak bisa apa?

Masak kayak gitu.
Eh tentara bisa masak dong ya

Hehehe bisa

Setelah itu nggak ada balasan lagi. Ya begitulah kami. Terasa garing tapi sedikit-sedikit jadi tahu kebiasaan masing-masing. Dan soal memasak, aku nggak pernah menuntut calon istriku harus sejago Chef. Aku mencari istri bukan tukang masak. Dan aku mencari istri bukan untuk jadi pembantu. Hal itu juga selalu ditekankan oleh keluargaku.

Rumah tangga itu dibangun berdua, kalau nggak bisa diketjakan bersama ya dikerjakan bergantian. Intinya saling membantu. Termasuk soal memasak karena toh nanti dengan sendirinya, istriku akan menguasai dapurnya sendiri. Nggak perlu dipaksa dan dihakimi.

Ah, punya adik perempuan membuatku juga mengerti bahwa untuk cantik itu mahal, seapa adanya fisik mereka tetap saja butuh perawatan.

"Kalau mau istrimu nanti nggak kumal dan kusam, pakai daster buluk aja terus muka berminyak, rambut dikuncir asal seperti orang baru bangun tidur, bantu dia melakukan pekerjaan rumah tangga dan kasih modal buat beli minimal bedak dan lotion," kata adek Garin di bulan pertamanya setelah ditinggal Satgas Konga ke Lebanon bersamaan dengan suami adek Bianca.

Otomatis, sejak itu aku yang berperan menjadi pengganti adik Shiro sementara waktu. Dan hal itu mengingatkanku akan masa kecilku di mana mama dan papa yang sibuk bekerja tapi masih mampu membuat kami nggak merasa kekurangan kasih sayang.

Tbc➡

🍃🍃🍃

Assalamu'alaikum semua,

Hari ini nyaris nggak bisa lanjut nulis setelah mendengar berita duka dari seorang kawan yang kehilangan bapaknya karena janji baktinya untuk negara telah usai. Beliau jugalah tempatku bertanya untuk cerita-ceritaku agar nggak ngawur. Sekarang beliau sudah tiada 😢 Allah lebih mencintainya. "Bapak, semoga husnul khotimah. Aamiin Ya Rabb," 😢🙇 Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan. Aamiin Allahuma Aamiin 😢

Maaf kalau agak kurang berkenan 🙇

Sidoarjo, 13-11-2020

Le Jardin D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang