2.10. Le Monde D'Abhi

1.8K 272 89
                                    

L'histoire Dix
(Listoar dis)

Pulang dari kafe, adek Garin terus berisik minta sesekali aku menyanyi untuknya. Dia kaget suaraku bisa sebagus itu padahal kami kembar tapi nggak tahu, sedangkan bagiku suaraku biasa saja.

"Daripada suara Shichan," katanya.

"Aku ngambek loh," sahut adik Shiro.

"Ya sudah, aku saja yang ngambek!" putus adek Garin.

Aku menghela napas dalam. Ini aku yang terlalu memanjakannya atau karena kami hampir nggak pernah pisah ya? Terkadang posesifnya padaku begitu mengikat.

"Okay, nanti aku nyanyi buat Adek," kataku sambil mengusap kepalanya dari belakang karena dudukku memang di belakang bersama baby-nya.

Sementara adik Shiro menggaruk kepalanya dengan sebelah tangan. Tapi aku bersyukur adik kembarku menikah dengannya. Dia bisa mengimbangi sifat kembaranku yang begitu. Adek Garin memang butuh lelaki kuat sekaligus lembut untuk menopangnya, juga lelaki yang nggak keki aku ada di antara hubungan mereka. Di antara semua lelaki yang mendekatinya, hanya satu orang itu yang kurasa cocok untuk keserahkan belahan jiwaku, hidupku dan duniaku.

Ya, kembaranku dan keluarga juga pekerjaanku adalah segalanya. Duniaku. Di luar itu sesungguhnya aku nggak terlalu memperhatikan. Fokusku hanya pada duniaku sendiri. Mungkin itu yang membuatku dikenal pendiam, datar bahkan dingin meskipun aku sendiri merasa biasa saja. Karena aku sudah merasa cukup dengan yang aku punya.

Tetapi, hari itu, di Telaga Sarangan, duniaku seolah diguncang. Tiba-tiba ada yang menerobos masuk dan memberi warna baru. Bukan merusak tatanan yang ada melainkan justru memperkaya.

"You know I can't smile without you. I can't smile without you. I can't laugh and I can't sing. I'm finding it hard to do anything," kusenandungkan lagu lawas yang sering diputar Grandma milik Barry Manilow yang berjudul Can't Smile Without You untuk menghibur adek Garin.

Benar saja dia menoleh dan tersenyum lebar. Lalu aku mengkode untuk tersenyum ke suaminya. Dia menurut. Bagaimana pun surganya ada di suaminya meski kalau boleh memilih aku ingin dia selalu ada dalam jarak pandangku.

Ganti adik Shiro yang mengusap kepala istrinya dengan sayang sambil menatapku melalui spion tengah. Begitulah kami bertiga. Makanya, untuk jadi istriku pun harus nggak boleh cemburu dengan adek Garin. Dan nggak boleh cemburu dengan negara.

Sementara yang selama ini mendekatiku selalu keki karena pasti ada adek Garin di antara kami atau waktuku yang habis untuk pekerjaan.

Sesampainya di mes dan sebelum turun kupeluk adik kembarku untuk mengatakan bahwa semua baik-baik saja dan aku tetap sayang padanya karena dia belahan jiwaku.

Di mes, aku segera membersihkan diri kemudian menghubungi Flo.

"Mas Abhi sudah sampai?" tanyanya.

"Alhamdulillah."

"Alhamdulillah."

"Yang aku suruh hafal sudah dihafal?" tanyaku.

"Sudah mulai, nanti kalau aku nggak ngerti ajarin ya? Jangan dimarahin ya? Meski Papa tentara kan bukan berarti aku paham," pintanya sangat.

"Siap."

"Mas Abhi?"

"Ya?"

"Aku nggak sangka Mas Abhi nyanyi buat aku ehehehe ... suaranya juga enak," kata Flo seperti malu sendiri.

Kugaruk kepalaku yang nggak gatal. Aku masih merasakan sensasi malu itu sampai sekarang. Jujur saja itu tindakan paling spontan dan tergila yang pernah kulakukan seumur hidup.

"Aku juga nggak nyangka," terangku dengan wajah yang kurasakan memerah dan tanpa sadar kuusap wajahku dengan sebelah tangan. "Tadinya mau kasih surat gitu, nanti aku titipkan di pramusaji terus lihat ada panggung live music dan terjadilah ... " jujurku.

"Eh?" pekik Flo kaget. "Mas Abhi nulis surat? Mau lihat!"

"Eh, itu ... " benar. Memang itu rencana asliku. Bukan bicara langsung melamar usai makan siang selesai. Rasanya aku nggak sanggup.

"Lihat pokoknya. Sudah ditulis kan? Pokoknya kalau ketemu aku mau lihat!" pintanya manja.

"Oke." Lalu kami sama-sama terdiam sesaat. "Uhm, Flo?"

"Ya?"

"Makasih ya?"

"Untuk?"

"Mau berjuang bersamaku."

"Aku yang makasih Mas Abhi mau memperjuangkan aku." Ketulusan ucapan Flo membuatku adem dan nyaman juga yakin. Dia tahu kapan bisa manja dan kapan harus bersikap dewasa. Apalagi yang kuminta?

"Kamu tahu aku nggak sesempurna anggapan orang. Aku terkenal dingin dan malas bersosialisasi. Nggak sedikit bilang aku seperti tembok. Jarang memandang perlu untuk bersama orang lain kalau nggak penting," ungkapku.

Aku bahagia tapi ada kalanya di saat yang sama aku nggak ngerti bahagia itu apa. Aneh memang. Dan aku takut merasa kosong kalau suatu hari nanti jarang bersama adek Garin padahal meski terpisah jarak, dia akan selalu ada untukku.

"Sempurna hanya milik Allah, Mas. Selama kita berjalan dan berjuang bersama, in syaa Allah akan dimudahkan."

Dan Flo ... kamu mewarnai serta melengkapi duniaku. Could I ask for more?

🔚

🍃🍃🍃

Assalamu'alaikum,

Selamat sore di bulan hajatan 😆

Makasih udah baca cerpenku, jangan hapus cerita ini dari library karena siapa-siapa yang akan muncul berikutnya? Voilà! Kejutaaan 🎉🎉🎉

Ah iya, Le Monde D'Abhi itu artinya Dunia Abhi😁

Kalian bertanya, Abhi masuk di korps AU yang mana? Jujur, aku nggak tahu 😂 yang jelas bukan penerbang. Aku cuma mikir baretnya Abhi biru navy. Tadinya mau Paskhas tapi nggak berani 😂. Maafkan aku yang masih belajar ya 🙇 makanya nggak berani bikin versi novel.

Sidoarjo, 15-11-2020

Le Jardin D'amourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang