11.

45.9K 4.2K 103
                                    

Seperti biasa, pasti akan ada mobil hitam mengikuti mereka dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, pasti akan ada mobil hitam mengikuti mereka dari belakang. Axel mendengus kesal dan mengepalkan tinjunya sambil menahan amarahnya.

"Apa yang sebenarnya mereka inginkan?! Apakah mereka orang suruhan Arsen?!"

Melvin yang mendengar nama itu terus mengerutkan keningnya dan melirik Axel sekilas.

"Siapa Arsen?"

"Aku juga tidak begitu ingat siapa dia. Tapi yang penting dia adalah orang yang dulu aku tolak cintanya. Dan sampai sekarang dia terus menggangguku" Jelas Axel.

Ingatan Axel tentang Arsen tidak begitu jelas. Dia hanya tahu bahwa Axel yang asli menolak cintanya karena Axel mencintai Melvin.

Wajah Melvin terus menggelap. Tapi di saat yang sama dia menghela napas lega karena Axel menolak pernyataan cinta pria itu.

"Kalau orang sudah menolak, Jangan dipaksa!! Cinta tidak bisa dipaksakan!!" Gumam Melvin dengan kesal.

"Hm, kau benar. Cinta tidak bisa dipaksakan. Itu yang kau lakukan dulu padaku, kan?..."

"Tapi jangan khawatir, aku sudah move on dan aku hanya menganggapmu sebagai teman sekarang" Lanjut Axel sambil tersenyum kecil.

Melvin terus terdiam. Ada rasa sakit, penyesalan dan kekecewaan di hatinya setelah mendengar kalimat Axel.

"Maafkan aku yang sebelumnya tapi bisakah kita mulai dari awal lagi? Dan beri aku kesempatan kedua"

Axel berpikir sejenak tetapi dia benar-benar tidak punya jawaban untuk itu. Dia bingung dan ragu dengan perasaan yang dimiliki Melvin untuknya sekarang.

"Maaf, tidak semudah itu bagiku untuk membuka hatiku kembali. Aku butuh waktu dan jangan mengharapkan apapun dariku" Kata Axel pelan sambil menggigit bibir bawahnya.

"Aku akan mengejarmu dan membuatmu jatuh cinta padaku lagi...!" Tekad Melvin.

"Jika kau gagal, apakah kau akan terus memaksaku atau menyakitiku?" Axel bertanya dengan nada serius.

"Tidak. Aku akan pergi setelah itu. Karena aku tahu cinta tidak bisa dipaksakan dan aku tidak ingin memaksamu apalagi menyakitimu" Suara Melvin sedikit rendah.

Axel tersenyum dan mengangguk pelan. "Jadi, semoga berhasil...!"

Sebenarnya Axel tidak merasa terganggu atau terbebani jika Melvin mengejarnya. Itu mungkin karena pemilik raga ini hanya bisa menerima Melvin.

Atau karena hatinya sendiri??!! Entahlah, dia juga tidak tahu.

Senyum Melvin terus melebar dengan matanya berbinar. Tapi setelah itu, dia memasang ekspresi memohon lalu melirik Axel.

"Tapi jangan lakukan ini pada orang lain. Maksudku, jangan biarkan mereka mengejarmu dan memberi mereka dukungan, ya?"

"Hm" Axel mengangguk.

Melvin terus menghela nafas lega dan tersenyum bahagia. Tentu saja. Axel hanya akan berlembut jika itu Melvin.

Tapi bukan berarti dia sudah jatuh cinta pada Melvin. Hanya saja dia tidak yakin dengan pilihan hatinya.

Mungkin ya, mungkin tidak. Lebih kurang begitulah perasaannya sekarang untuk Melvin.

[🍁]

"Axel, apakah kau dengan bos sedang pacaran?"

Camelia bertanya sambil menyandarkan bokongnya di samping Axel yang sedang fokus menonton TV.

Axel hanya menggelengkan kepalanya tanpa menatap Camelia yang sedang menatapnya dengan ekspresi curiga.

"Betulkah?"

"Hm" Axel mengangguk.

"Tapi aku melihat layar wallpaper ponsel bos adalah fotomu sedang makan"

Deg! Deg! Deg!

Axel terus menatap Camelia dengan wajahnya yang sedikit merona. "Fotoku?"

"Ya, fotomu. Jadi siapa lagi? Setahuku, bos bersikap lembut hanya padamu" Camelia tersenyum mengejek saat melihat wajah Axel yang merona.

Axel terdiam sejenak. Lalu memalingkan wajahnya saat dia merasakan wajahnya semakin panas.

"Hmm... Sejujurnya, Bos Melvin sangat tampan dan keren. Banyak wanita dan pria yang terpesona saat melihatnya..."

"Ketika kami bertemu klien di sebuah restoran terkenal, salah satu klien mencoba mendekati bos. Dan wanita itu sangat cantik dan seksi"

Ekspresi wajah Axel terus berubah dingin dan datar. Ada perasaan tidak enak di hatinya saat mendengar seorang wanita mencoba mendekati Melvin.

"Tapi... Bos tidak melayannya. Ekspresi bos sangat dingin dan serius seolah-olah ada aura gelap yang menyelimutinya. Jadi wanita itu tidak berani menyapa bos..."

"Dan kau tahu, bos kalau ketemu klien mukanya seperti lagi mengajak perang. Tapi saat di depanmu ekspresinya seperti ingin mengajakmu menikah hahaha" Lanjut Camelia sambil tertawa terbahak-bahak.

Axel yang melihat camelia tertawa seperti orang gila terus berpamitan untuk ke kamar dengan wajahnya memanas hingga ke telinganya.

'Menyebalkan sekali...!'

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang