43.

18.1K 2K 155
                                    

Seminggu kemudian,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seminggu kemudian,

Akhirnya, Ricky dan Daniel sudah sah menjadi suami istri. Awalnya, tanggal pernikahan mereka diadakan satu atau dua bulan kemudian.

Tapi Daniel dan Ricky bersikeras ingin mempercepat pernikahan mereka. Dengan dukungan Camelia, keluarga mereka akhirnya setuju.

Upacara pernikahannya juga tertutup dan tidak terlalu mewah. Mereka hanya mengundang keluarga terdekat.

"Selamat Ricky...!"

"Dan Daniel, adikku yang manis..."

"Ricky, aku dan keluargaku menitipkan Daniel padamu. Tolong jaga adikku dan berbahagialah" Lanjut Camelia sambil menepuk lembut pundak Ricky.

Ricky mengangguk dan tersenyum. "Terima kasih telah mempercayaiku dan terima kasih juga telah mendukung kami selama ini"

"Ya terima kasih kak, jika bukan karenamu aku pasti akan menyesalinya seumur hidupku" Daniel terus memeluk Camelia.

Camelia membalas pelukan Daniel. "Hm, waktu itu kau benar-benar Menyebalkan dan aku sangat membencinya...!" Ledeknya.

Camelia yang memang seorang fujoshi akut, sangat kesal dengan kelakuan Daniel yang begitu tidak peka terhadap perasaannya.

Bahkan, dia dan Daniel pernah bertengkar hanya karena Daniel menolak cintanya Ricky. Tidak lucu, kan?!!

Daniel meleraikan pelukannya dan tersenyum malu. "Ya, aku mengakuinya"

Camelia hanya terkikik sambil menggelengkan kepalanya.

"Lia...!"

Camelia sedikit tersentak lalu membalikkan tubuhnya dengan cepat ketika namanya dipanggil oleh orang yang sangat dia sayang. Mungkin cintai?

Senyumnya langsung melebar. "Felicia~"

Felicia membalas senyum Camelia sambil dia melangkah mendekati mereka.

"Maaf aku terlambat hehe" Ucapnya.

"Tidak apa-apa" Jawab Camelia, Ricky dan Daniel bersamaan.

Kemudian, Felicia memberikan ucapan selamat dan doa untuk Daniel dan Ricky.

[🍁]

Sekarang, Ricky dan Daniel sudah berada di kamar mereka dengan ekspresi lelah di wajah mereka.

Meskipun upacara mereka hanya kecil-kecilan, itu tetap melelahkan.

Akhir-akhir ini Daniel sangat mudah lelah dan Ricky pula selalu mengeluh tidak enak badan.

"Baby, Apa kau baik-baik saja?" Ricky bertanya sambil mengusap lembut pipi Daniel.

Daniel tersenyum sambil memegang tangan Ricky yang sedang mengusap pipinya.

"Mn. Dan kau?" Daniel bertanya balik pada Ricky.

"Aku masih merasa sedikit mual dan pusing"

"Kalau begitu, istirahatlah. Lagi pula, semalam kau sudah menyentuhku bahkan bukan baru semalam kita melakukannya"

Santai Daniel dengan wajah dan telinganya merona hingga ke lehernya.

Ricky yang melihat istrinya merona langsung menarik Daniel ke dalam pelukannya.

Mereka sekarang berbaring di kasur dengan posisi saling berhadapan.

"Kalau soal itu, aku tidak lelah, baby" Bisik Ricky di telinga Daniel dengan suara menggoda.

Refleks saja, Daniel memukul dada Ricky. "Tapi aku sangat lelah dan merasa sedikit tidak nyaman dengan perutku"

Ricky mengeratkan pelukannya dan mencium kening Daniel penuh kasih. "Aku hanya bercanda, baby"

Daniel terkekeh. "Hehe iya... Uwahh" Daniel menguap kecil lalu membenamkan wajahnya di dada Ricky.

"Tidurlah" Titah Ricky sambil mengelus lembut bagian belakang rambut Daniel.

Daniel hanya mengangguk lalu perlahan memejamkan matanya. Begitu juga dengan Ricky. Menguap lalu tidur.

[🍁]

Di sisi lain,

Melvin dan Axel tidak bisa menghadiri pernikahan Ricky dan Daniel.

Jadi, mereka hanya mengirim beberapa hadiah dan ucapan selamat serta doa melalui telpon.

Mereka tidak bisa pergi karena Melvin tiba-tiba merasa tidak enak badan, mual dan pusing. Atau lebih tepatnya mengalami morning sickness.

"Melvin, ayo kita ke rumah sakit ya?" Bujuk Axel sambil memijat kepala Melvin dengan lembut.

Melvin kini sedang berbaring di sofa dengan wajah sedikit pucat.

Melvin menggelengkan kepalanya. "Aku mungkin hanya masuk angin dan sakit perut biasa"

"Apakah karena masakanku? Kau pasti keracunan makanan...!" Ekspresi Axel seolah ingin menangis karena merasa bersalah.

Akhir-akhir ini, Melvin hanya ingin memakan masakannya. Jika bukan masakannya, Melvin rela tidak makan dan merajuk sepanjang hari.

"Tidak sayang, bukan karena masakanmu. Percayalah masakanmu sangat enak di tenggorokan"

Melvin bangkit duduk dan menarik Axel untuk duduk di pangkuannya lalu memeluk pinggang Axel dari belakang.

"Sayang, perutmu sedikit membuncit dan itu sangat menggemaskan" Ucap Melvin tiba-tiba sambil mengelus lembut perut Axel.

Axel tidak marah atau kesal saat Melvin bilang dia buncit. Bahkan, dia dengan santai mengangkat bajunya dan melihat perutnya.

"Benarkah? Apa aku gemuk?" Polos Axel sambil ikut sekali mengelus perutnya.

Melvin menyandarkan dagunya di pundak Axel dan terkekeh sambil terus mengelus perut Axel. "Aku menyukainya"

"Hah?" Axel tidak mengerti.

"Sayang- Huwekk...!"

Tiba-tiba Melvin merasa ingin muntah lalu dia menurunkan Axel dengan hati-hati dan berlari ke toilet sebelum muntahnya benar-benar keluar dan mengotori sofa.

"Huwekk... uhukk... uhuk.. Huwekk"

Axel segera mengikuti Melvin ke toilet dan mengusap serta menepuk punggung Melvin agar muntahannya cepat keluar.

Pada akhirnya, Melvin menyerah dan ingin pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Apakah dia benar-benar keracunan makanan?

Namun, hasil pemeriksaan benar-benar membuat mereka terdiam.

Tetapi, pada saat yang sama mereka merasa sangat senang dan bahagia. Apakah mereka sedang bermimpi? Benak mereka bersamaan.

"B-Benarkah?"

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang