18.

33.9K 3.4K 11
                                    

Kebetulan saat Axel keluar dari toko buku, dia melihat Melvin seperti sedang mencarinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kebetulan saat Axel keluar dari toko buku, dia melihat Melvin seperti sedang mencarinya.

Langkahnya langsung cepat mendekati Melvin yang sudah panik dan khawatir saat dia tiba-tiba menghilang.

Dan itu berhasil membuat senyum Axel melebar dan jantungnya berdetak lebih cepat.

"Melvin~" Axel dengan lembut menarik lengan baju Melvin dari belakang.

Melvin terus berbalik menatap Axel dan memegang kedua pipi Axel hingga kepala Axel sedikit terangkat untuk menatapnya.

"Kemana saja kau pergi?!..."

"Dan maafkan aku sudah membuatmu menunggu lama" Lanjut Melvin.

Axel menggelengkan kepalanya. "Maaf aku yang salah, tadi aku pergi ke toko buku sebentar" Axel tersenyum sampai pipinya yang bulat sedikit terangkat.

Itu sangat lucu dan menggemaskan. Lalu, Melvin dengan spontannya mengusap pipi Axel dengan lembut dan penuh kasih.

"Oh, tapi lain kali jangan menghilang tiba-tiba, aku takut"

"Ya, aku tidak akan mengulanginya lagi" Axel mengangguk patuh.

Perasaan marah yang tadinya meledak langsung mereda ketika melihat Melvin begitu perhatian padanya.

Percayalah, hatinya mulai melunak dan ada perasaan bahagia di hatinya sekarang.

"Hm, ayo kita pulang, hm?" Ajak Melvin.

Axel mengangguk lagi dan memeluk lengan Melvin dengan manja.

Hal itu membuat senyum Melvin melebar dan berbunga-bunga dengan wajahnya sedikit memerah.

Axel yang melihat Melvin merona dan sedikit kaku hanya terkekeh senang dan semakin mengeratkan pelukannya di lengan Melvin.

[🍁]

"Oi, kemana saja kau tadi? Soalnya aku mencari kau di kantor, tidak ada. Bahkan bos juga tidak ada. Apakah kalian sedang berkencan?"

Camelia menyapa Axel yang sedang mencuci tangannya di wastafel dan menatap Axel dengan mata berbinar.

"Hm, tadi aku mengajak Melvin pulang lebih awal dan mampir sebentar ke mall"

"Hah? Kau yang mengajak pulang lebih awal? Bukan bos?" Tanya Camelia untuk memastikan. Takut dia salah dengar.

"Hm" Axel mengangguk dengan tangannya sibuk menuangkan susu karton ke dalam gelas.

"Wah, bos bucin sekali denganmu. Pantasen saja aku nelpon bos pakai telepon kantor karena besok ada klien yang harus dia temui. Tapi bos tidak angkat malah dimatikan...!"

Axel hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya pelan.

"Oh ya, ada yang ingin aku tanyakan padamu..." Raut wajah Camelia langsung berubah serius.

"Apa?"

"Apa kau benar-benar tidak punya perasaan untuk bos?"

"Kenapa?"

"Tadi saat kau tidak ada di rumah, sahabat papamu datang ke sini dan membahaskan tentang perjodohanmu dengan anaknya"

"Hah?! Terus, apa lagi yang kau dengar?!" Mata Axel membulat karena terkejut.

"Mereka bilang, apapun yang terjadi, perjodohan itu akan tetap dilanjutkan. Sahabat papamu akan memastikan bahwa anaknya menerima perjodohan itu"

"Kau tidak berbohong, kan?" Axel menggigit bibir bawahnya. Dia menjadi gelisah dan takut.

"Sumpah tidak...!"

"Apa tadi anaknya juga ada sekali?"

"Tidak ada. Mereka bilang anak mereka memiliki perusahaan sendiri. Dan ketika aku ingin mencuri dengar lagi, tiba-tiba ibumu memanggilku... Hehe" Kata Camelia dengan mengakhiri kalimatnya dengan kekehan.

Axel menghela napas berat dengan ekspresi seperti ingin menangis. "Apa aku kabur saja dari rumah dan hidup mandiri?"

Plak!

Camelia langsung memukul bagian belakang kepala Axel dengan ekspresi sebal di wajahnya.

"Berhenti berpikir untuk kabur dari rumah dan hidup mandiri...!! Itu bukan solusinya!!"

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Rengek Axel.

Camelia tiba-tiba tersenyum dan memegang kedua pundak Axel untuk menatapnya.

"Ajak bos Melvin bertemu dengan orang tuamu dan bilang kalau bos Melvin adalah kekasihmu. Bagaimana?" Saran Camelia dengan antusias.

Axel terdiam sejenak untuk berpikir dengan wajahnya tiba-tiba memerah. Kemudian, dia menggelengkan kepalanya.

"I-Itu saran yang berlebihan. Melvin dan aku bukan pasangan kekasih. K-Kami belum resmi" Gugup Axel.

"Arrhh... Sampai kapan mau tunggu resmi kalau kau sendiri seperti main tarik tali dengan bos??!!" Julid Camelia.

Axel terdiam lagi. Seperti biasa, dia tidak akan menanggapi kata-kata Camelia ketika otaknya lagi buntuh.

Jadi pada akhirnya, dia berpamitan untuk masuk ke kamar. Atau lebih tepatnya dia mencoba menghindari pertanyaan itu.

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang