33.

21.1K 2K 123
                                    

Sekarang, Ricky dan Daniel berada di Taman bunga yang dekat dengan pusat perbelanjaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekarang, Ricky dan Daniel berada di Taman bunga yang dekat dengan pusat perbelanjaan.

Awalnya Ricky ingin mengajak Daniel makan dulu, tapi Daniel menolak karena katanya ada hal yang lebih penting yang ingin dia bicarakan dengan Ricky.

Jadi, Ricky hanya mengangguk dan mengajak Daniel duduk di gubuk di taman bunga itu.

Tempat itu tidak ramai. Hanya ada anak-anak yang sedang bermain di ayunan. Selebihnya, orang tua yang mengawasi anak-anak mereka.

"Apa yang ingin kau bicarakan denganku? Apakah itu benar-benar penting?"

Ricky menatap Daniel yang sedang duduk di bangku gubuk dengan kepala tertunduk sementara kakinya berayun di udara.

Daniel mengangkat kepalanya untuk melihat Ricky lalu menghela nafas pelan sebelum mulai berbicara.

"Apakah kau masih memiliki perasaan untukku?"

Deg!

Ricky terdiam sejenak. Dia memasang ekspresi berpikir dan sedikit ragu untuk menjawab.

"Tidak" Jawab Ricky singkat tanpa memandang Daniel.

Deg!

Daniel langsung mengepalkan kain celananya, menahan rasa sakit yang tiba-tiba merayap di hatinya.

"B-Benarkah?" Matanya mulai berkaca-kaca.

"Mn..."

"Kau tidak perlu khawatir lagi, aku akan menjaga batasanku denganmu. Dan aku menghargai keputusanmu" Lanjut Ricky.

Ricky memalingkan wajahnya. Hatinya sakit karena berbohong pada dirinya sendiri. Apa yang dia katakan sebelumnya tidak benar sama sekali...!

Daniel yang mendengar itu langsung menutup wajahnya dengan telapak tangannya.

"Hiks..." Dia menangis pelan tapi Ricky bisa mendengar isak tangisnya.

Deg! Deg! Deg!

"D-Daniel?"

Ricky terus menghampiri Daniel lalu duduk berjongkok di depan Daniel sambil menarik lembut tangan Daniel yang menangkup wajahnya.

"Kenapa kau tiba-tiba menangis?"

Ricky dengan lembut dan penuh kasih menyeka air mata Daniel yang mengalir di pipinya.

Dia benar-benar lemah melihat orang yang dia cintai menangis. Apalagi orang tersebut menangis karena dirinya.

Daniel tidak menjawab tapi dia tiba-tiba memeluk leher Ricky dengan erat.

Ricky sangat terkejut lalu perlahan berdiri hingga posisi pelukan Daniel bergeser memeluk pinggangnya dan membenamkan wajah di perutnya.

"Daniel kenapa kau tiba-tiba bertingkah aneh seperti ini? Jangan menakutiku" Tanya Ricky sambil mengusap lembut punggung Daniel.

"Jangan tinggalkan aku... Hiks" Ujar Daniel pelan.

"Sejak kapan aku bilang aku ingin meninggalkanmu, hm?"

"Kau bilang kau tidak mencintaiku lagi, bukankah itu berarti kau akan meninggalkanku?" Polos Daniel.

Ricky terdiam lagi tapi hanya sesaat. Kemudian, dia menghela nafas pelan sebelum mulai berbicara.

"Ya. Tapi aku tidak bermaksud untuk meninggalkanmu. Aku hanya ingin menghormati keputusanmu"

Daniel menggelengkan kepalanya cepat. "Tidak..."

"Apa yang tidak?" Ricky bingung.

"Aku tidak pernah memberimu keputusan apapun. Hanya saja saat itu aku diam dan tidak menjawab"

"Tapi itu sama saja kau menolakku. Dan itu keputusanmu sekarang"

"Tidak Ricky...! Hiks" Protes Daniel.

"A-Aku... Aku mencintaimu Ricky. Hiks... Maafkan aku karena terlambat menanggapi perasaanmu... Hiks" Lanjut Daniel.

Deg! Deg! Deg!

Ricky yang mendengar pernyataan cinta dari Daniel merasa dunianya tiba-tiba bersemi.

"Benarkah? Aku tidak salah dengar, kan? Daniel..."

Ricky memegang kedua pipi Daniel hingga kepala Daniel terangkat untuk menatapnya.

Daniel mengangguk cepat dengan ujung hidungnya merah dan di bawah matanya bengkak karena menangis.

"Aku tidak berbohong. Aku sangat mencintaimu. Ayo kita pacaran Ricky"

Senyum Ricky langsung melebar dengan mata yang mulai berkaca-kaca karena merasa sangat bahagia.

Ricky mengangguk setuju dengan senyum bahagia di bibirnya. Lalu,

Cup~

"HmmphN..."

Mata Daniel membulat saat Ricky tiba-tiba mencium bibirnya. Namun, itu hanya ciuman singkat.

"Terima kasih, Daniel~" Ucap Ricky sambil mengelus lembut pipi Daniel.

Daniel mengangguk dan tersenyum manis pada Ricky lalu menarik leher Ricky hingga bibir mereka bertemu.

Cup~

Daniel membuka mulutnya untuk membiarkan lidah Ricky masuk dengan bebas dan membelai lidahnya.

Lidah mereka saling terjalin sampai saliva mereka mengalir perlahan dari ujung bibir mereka.

"HmmphN... HmphN"

"Ngh... hmmm..."

Setelah beberapa menit, ciuman itu berakhir juga karena Daniel hampir kehabisan oksigen.

Nafasnya terengah-engah. Bibirnya merah dan bengkak. Tapi itu sangat seksi di mata Ricky.

"Aku hampir mati...!" Daniel memprotes dengan wajah memerah.

Cup~

Ricky dengan lembut mencium pipi Daniel dengan gemas lalu terkikik. "Maaf~" Ucapnya.

Daniel menggelengkan kepalanya pelan sambil menatap Ricky dengan senyum manisnya.

"I love you so much, Ricky~" Ucapnya manja.

Senyum Ricky melebar dan menarik Daniel ke dalam pelukannya.

"I love you so much too, Daniel~"

Setelah itu mereka saling berpelukan dan berbagi perasaan bahagia yang mereka rasakan satu sama lain.

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang