Masih di hari yang sama,
Ricky yang baru pulang dari Pulau Pahawang sehari yang lalu tiba-tiba diajak lagi jalan-jalan menemani Camelia dan Felicia ke pusat perbelanjaan.
Entahlah, dia begitu dekat dengan Camelia dan Felicia. Mereka bertiga sudah seperti saudara dan saling memahami.
Tapi setiap kali mereka bertiga keluar bersama, dia akan menjadi obat nyamuk antara Camelia dan Felicia.
Camelia dan Felicia begitu dekat sehingga Ricky berfikir bahwa mereka memiliki hubungan lebih dari sekadar teman. Aneh, bukan?
Namun, Ricky tidak mempermasalahkannya. Dia juga tidak normal dalam hal seksualitas.
Di hatinya kini terukir wajah seseorang yang berhasil membuka kembali pintu hatinya setelah cintanya ditolak oleh Axel waktu itu.
Saat ini dia sudah berada di depan pintu masuk utama pusat perbelanjaan menunggu Camelia dan Felicia datang.
Beberapa menit kemudian, sosok Camelia dan Felicia akhirnya muncul di hadapannya dengan wajah tidak bersalah karena terlambat. Malah mereka hanya nyengir menatapnya.
Namun, yang membuat Ricky tiba-tiba terpaku adalah ketika dia melihat seorang pria manis berdiri di samping Camelia dengan malu-malu dan tersenyum kecil padanya.
Deg! Deg! Deg!
Wajah Ricky langsung merona saat pria itu meliriknya lagi dan lagi. Bahkan, jantungnya berdetak sangat cepat.
Camelia yang sepertinya menyadari sesuatu antara Ricky dan adiknya terus menyeringai dan terkekeh.
Kemudian, Camelia dengan lembut menepuk lengan Felicia dan menyuruhnya untuk melihat interaksi Ricky dan Daniel yang tiba-tiba canggung satu sama lain.
Felicia terkikik lalu mengangguk dan membisikkan sesuatu di telinga Camelia sehingga Camelia pun mengangguk setuju dan tersenyum.
"Oh ya, Ricky. Kenalkan ini adik laki-lakiku, Daniel Valerie..."
'Oh jadi namanya Daniel Valerie? Hehe nama yang cantik seperti orangnya'
'Dan hm ternyata dia adik Camelia ya? huhu'
"Dan Daniel, ini sahabat kakak, Ricky Atley" Lanjut Camelia.
"O-Oh, hai" Gugup Daniel dengan membungkukkan badannya sedikit sebagai tanda hormat.
"Hai, Daniel. Apa kau masih mengingatku?" Ricky langsung ke intinya tanpa basa basi.
Deg! Deg! Deg!
"Hm, Y-Ya aku ingat. Maaf soal waktu itu. Aku benar-benar harus buru-buru. Apa waktu itu kau baik-baik saja?" Nada suara Daniel sangat lembut dan sopan.
Ricky merasa ingin terbang tinggi ketika Daniel tampak begitu mengkhawatirkannya saat itu.
Dalam benaknya, haruskah dia mengatakan dia tidak baik-baik saja? Dia ingin diperhatikan oleh Daniel hehe.
"Pundakku sakit dan kepalaku tiba-tiba sedikit pusing waktu itu karena kau menabrak pundakku terlalu keras" Bohong Ricky dengan penuh drama.
Daniel langsung terkejut dan ada perasaan bersalah mulai menjalar di hatinya. Ekspresinya langsung berubah menjadi khawatir.
Namun hal itu tidak terjadi pada Camelia dan Felicia yang menatap Ricky dengan tatapan julid dan menyebalkan.
"B-Benarkah? Baiklah, sebagai permintaan maafku padamu, hari ini aku akan mentaktirmu, bagaimana?"
"Tidak perlu repot, aku hanya ingin nomor ponselmu dan menemaniku jalan-jalan hari ini, bisa, kan?" Licik Ricky.
"Eh...? Hmm... Oke" Daniel mengangguk pelan dan tersenyum manis pada Ricky.
"Tsk. Dasar licik...! Awas saja jika kau menyakiti hati adikku, aku akan mencabik-cabik tubuhmu...!" Camelia mengancam dengan nada berbisik.
"Tenang saja, aku akan menjaga adikmu dan menjadikannya milikku" Santai Ricky dengan senyum bangga.
Plak!
Camelia secara refleks memukul bagian belakang kepala Ricky dan berpamitan untuk pergi ke salon bersama Felicia.
"Kak! kakak mau pergi kemana? Bagaimana denganku?" Daniel berteriak ketika Camelia tiba-tiba meninggalkannya.
"Kau denganku saja, bukankah kau sudah setuju untuk menemaniku jalan-jalan hari ini?"
Ricky dengan lembut menarik lengan baju Daniel yang ingin menyusul Camelia yang sudah jauh di depan.
Di mata Ricky, Daniel benar-benar sangat imut dan menggemaskan seperti anak kecil yang ditinggalkan kakaknya.
"Hm, oke" Daniel mengangguk pelan sambil mempout bibirnya.
Ricky yang melihat ekspresi itu langsung tertawa dan menggandeng tangan Daniel masuk ke dalam pusat perbelanjaan.
Daniel tidak memprotes. Hanya pasrah dan mengikuti langkah Ricky dengan wajahnya sedikit memerah.
[🍁]
Di sisi lain,
Setelah Melvin dan Axel tahu bahwa mereka saling dijodohkan dengan orang tua mereka, akhirnya mereka bisa menarik napas lega.
Melvin dan Axel merasa sangat senang dan bahagia. Bahkan, Melvin bertekad untuk mempercepat pernikahan mereka.
Sementara, Axel hanya mengatakan ya karena dia juga tidak sabar untuk menjadikan Melvin sebagai miliknya.
Tapi sekarang apa yang ada di otaknya hanyalah tidur. Dia benar-benar mengantuk dengan kepalanya sedikit pusing.
"Tidurlah, aku akan membangunkanmu ketika sudah sampai" Titah Melvin sambil mengusap singkat kepala Axel dengan lembut.
"Jangan bawa mobil terlalu cepat. Soalnya aku ingin tidur sepuasnya" Kata Axel dan sedikit menurunkan tempat duduknya.
"Oke sayang~"
Axel hanya tersenyum lalu memejamkan matanya dan tertidur.
Beberapa menit kemudian, terdengar dengkuran kecil dari Axel yang menandakan bahwa dia benar-benar tertidur.
Melvin yang mendengarnya langsung terkekeh dan mengusap pipi bulat Axel dengan lembut.
"Aku tidak akan melepaskanmu, Axel"
"Bahkan, aku tidak akan membiarkan orang lain menyakitimu apalagi membuatmu menangis"
"Terima kasih sudah datang padaku, sayang~"
"Aku sangat mencintaimu!"
Melvin bergumam kecil sambil memperlambat mobilnya agar Axel-Nya bisa tidur sepuasnya.
.
.
.
TBC!
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATION
Romance【 ORIGINAL STORY 】 ♡ || FOLLOW SEBELUM BACA || ♡ Axel yang tertidur di kelas tiba-tiba terbangun di tempat lain yang sangat asing baginya. Transmigrasi??!!! ✔ Konflik ringan, Lapak bucin, Fluffy, Mpreg, No angst, Double Clean. Melvin Stefanus. (SEME...