24.

29.2K 3.1K 116
                                    

Saat Camelia berpamitan untuk masuk ke kamar, Axel tiba-tiba menghentikannya karena ada sesuatu yang ingin Axel katakan padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Camelia berpamitan untuk masuk ke kamar, Axel tiba-tiba menghentikannya karena ada sesuatu yang ingin Axel katakan padanya.

"Kenapa?" Kening Camelia berkerut.

"Ada yang ingin aku katakan padamu"

"Tentang apa?"

"Tentang aku dan Melvin. Kupikir kau harus tahu"

Mata Camelia langsung berbinar dengan senyum lebar. Bahkan, matanya yang tadinya mengantuk kini kembali cerah.

"Apa?"

"Hmm... A-Aku dan Melvin sudah resmi pacaran" Ujar Axel malu-malu. Bahkan, wajahnya sudah memerah sampai ke telinganya.

Deg! Deg! Deg!

"ARRRHHH, YANG BENAR?? WAHHH SELAMAT...!!!" Jiwa fujoshi Camelia berteriak mendengar kabar bahagia itu.

Axel sedikit tersentak dan terkejut ketika Camelia tiba-tiba berteriak dengan ekspresi yang sangat menyeramkan bagi Axel.

"Pelankan suaramu... Kau membuatku terkejut!"

"Hehehe... Soalnya aku terlalu senang. Hmm... Kapan kalian akan menikah? Aku tidak sabar untuk melihatnya" Tanya Camelia antusias.

"Aku juga tidak tahu. Kau sendiri tahu bahwa aku punya masalah saat ini, yaitu tentang perjodohanku yang ibu dan papaku rencanakan untukku" Jelas Axel sambil menghela nafas berat.

"Keputusan ada di tanganmu, kan? Lagi pula, orang tuamu tidak akan memaksamu, kan?"

"Ya aku tahu, tapi ada yang aneh di hatiku saat ini..." Rengek Axel.

"Apa yang aneh?"

Axel menggelengkan kepalanya sambil mengangkat kedua pundaknya. "Aku tidak tahu...!"

"Ish, jangan terlalu dipikirkan! Yang penting sekarang adalah hubungan kalian..."

"Kau sangat mencintai bos Melvin, kan?" Lanjut Camelia.

"Hm" Axel mengangguk cepat.

"Nah, seperti yang aku sarankan sebelumnya, ajak bos Melvin untuk bertemu dengan orang tuamu dan jujurlah sama mereka tentang hubungan kalian"

"Berbicara memang mudah, tetapi melakukannya yang sedikit sulit...!"

"Ck. Kau yang mempersulit! Lagi pula, orang tuamu orang yang ramah" Julid Camelia.

"Bukan aku yang mempersulit tapi keadaanku!" Protes Axel.

"Coba kosongkan dan tenangkan pikiranmu. Kau pasti akan menemukan solusinya" Saran Camelia sambil menepuk lembut pundak Axel.

Axel hanya menghela napas ringan sambil menganggukkan kepalanya.

"Apapun keputusanmu, aku akan selalu mendukungmu. Jadi ayolah Axel, Semangat...!"

"Hm, iya!"

Setelah itu, mereka masing-masing berpamitan untuk masuk ke kamar dan tidur.

[🍁]

"Sayang~"

"Ya?"

Axel kini sedang bersantai di ruang kantor Melvin sambil memakan cemilan yang dibeli oleh Melvin untuknya.

Lagipula, dia tidak punya tugas yang harus dilakukan. Dia tidak tahu apakah Melvin sengaja tidak memberinya tugas atau dia tidak punya tugas hari ini?

"Nanti, setelah kita bertemu dengan orang yang akan dijodohkan dengan kita, aku ingin membawamu bertemu dengan orang tuaku..."

"Sejak hari itu lagi, aku ingin mengajakmu bertemu dengan mereka tapi tidak ada kesempatan. Mau kan, sayang?" Lanjut Melvin.

Panggilan 'sayang' dari Melvin untuk Axel, benar-benar membuat dunia Axel berbunga-bunga ketika mendengar panggilan itu keluar dari mulut Melvin.

Axel mengangguk dengan senyum manis di bibirnya. "Tentu saja aku mau"

Melvin langsung tersenyum dan berdiri mendekati Axel yang sedang duduk santai di sofa sambil mengunyah cemilan.

Axel yang menyadari Melvin mendekatinya terus memberikan sedikit ruang di sebelahnya untuk Melvin duduk.

Setelah Melvin menyandarkan bokongnya di samping Axel, Axel langsung menyandarkan kepalanya di pundak Melvin sambil memeluk lengan Melvin dengan manja.

"Melvin, haruskah aku jujur ​​pada ibu dan papaku tentang identitasku?"

Melvin menggenggam tangan kecil Axel dengan erat sambil menyandarkan kepalanya di atas kepala Axel yang bersandar di pundaknya.

"Terserahmu saja. Jangan dipaksakan jika kau masih ragu untuk jujur ​​​​pada mereka"

"Tapi aku merasa sangat bersalah karena terus menipu mereka"

"Sayang, ini bukan salahmu. Ini sudah takdir. Aku yakin mereka akan menerimamu" Melvin mengelus lembut punggung tangan Axel.

"Bagaimana jika mereka tidak menerimaku dan mengusirku dari mansion? Di mana aku ingin tinggal setelah itu?" Axel merengek polos.

Melvin menghela napas ringan lalu mencium puncak kepala Axel dengan lembut. Axel-Nya terlalu polos. Itu sangat lucu dan menggemaskan.

"Ada aku dan aku akan selalu berada di sisimu. Jika mereka benar-benar tidak bisa menerimamu, jangan takut dan sedih..."

"Karena masih ada aku yang menerima dan mencintaimu di dunia ini" Lanjut Melvin.

Axel yang mendengarnya langsung tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca. "Melvin ayo kita kawin lari!!" Canda Axel.

Namun, itu terdengar serius di telinga Melvin. Lalu dengan percaya diri Melvin mengangguk. "Oke, Ayo...! Aku akan membawamu jauh dari sini" Tekad Melvin.

Axel langsung menatap Melvin lalu terkekeh. "Aku hanya bercanda. Jangan dianggap serius...!"

"Tapi aku serius sayang~"

Axel terkekeh lagi dan memeluk Melvin dan membenamkan wajahnya di dada Melvin. "Terima kasih dan aku sangat mencintaimu" Ucap Axel manja.

"Aku juga sangat mencintaimu sayang" Jawab Melvin sambil membalas pelukan Axel.

Dunia terasa seperti milik mereka berdua. Bahkan, Melvin sempat mengunci pintu agar tidak ada yang mengganggu mereka lagi berduaan.

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang