38.

18.1K 2.1K 196
                                    

Keesokan harinya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya,

Melvin dan Axel tidak pergi ke kantor karena ingin pergi ke mansion keluarganya Melvin.

Karena Camelia sedang libur, Melvin menyuruh Ricky menggantikannya di kantor.

Ricky juga tidak keberatan membantu karena akhir-akhir ini hubungan mereka semakin dekat.

Sekarang Melvin dan Axel sedang dalam perjalanan ke mansion.

Jarak dari vila mereka ke mansion keluarganya Melvin sangat jauh dibandingkan dengan mansion keluarganya Axel.

Jadi Axel mengambil kesempatan untuk tidur karena dia masih merasa sangat lelah. Bahkan, pinggang dan lubangnya juga terasa pegal-pegal.

"Sayang, apa kau baik-baik saja?" Melvin melirik Axel sambil menepuk-nepuk paha Axel dengan lembut.

"Hm..." Mata Axel mengerjap dan sedikit menguap.

"Maaf~" Ucap Melvin.

Dia tahu mengapa istrinya terlihat sangat lelah. Itu karena melayan hormonnya yang berlebihan.

Axel yang mendengar permintaan maaf dari suaminya hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa... Tapi tadi malam kau bertingkah aneh. Kau seperti anak kecil yang menyebalkan...!"

Yah. Saat mereka berhubungan seks semalam, Melvin tiba-tiba bertingkah seperti anak kecil. Terkadang dia merengek dan mengajukan pertanyaan aneh.

Bahkan, ketika Axel tidak menjawab, Melvin seperti ingin menangis lalu menumbuk lubangnya dengan kasar karena kesal.

"Entahlah, akhir-akhir ini aku merasa emosiku kurang stabil. Melihatmu kesakitan saja membuatku ingin menangis" Jelas Melvin.

"Hmm... Kau juga menyuruhku membacakan buku cerita untukmu sebelum tidur hahaha" Lanjut Axel.

Axel terkekeh mengingat permintaan aneh Melvin kemarin. Bahkan, Melvin memasang wajah imut saat itu.

Wajah Melvin langsung memerah dan mengerucutkan bibirnya. "Itu tidak aneh. Aku sangat ingin istriku membacakanku buku cerita sebelum tidur...!"

Axel tertegun sejenak. Jantungnya berdebar kencang saat melihat Melvin bertingkah lucu dan menggemaskan di hadapannya.

"Hahaha astaga Melvin, kenapa kau tiba-tiba bertingkah lucu dan menggemaskan seperti ini? Arrghh kau membuatku gila"

Wajah Axel langsung merona karena merasa Melvin-Nya sangat tampan, imut, lucu dan menggemaskan.

Mendengar pujian dari sang istri terus membuat Melvin ingin terbang tinggi. Bahkan bibirnya pun sudah mengukir senyum lebar.

"Apakah aku benar-benar lucu dan menggemaskan?" Melvin bertanya dengan polos.

Axel tersenyum manis sambil mengangguk cepat. "Suamiku sangat lucu dan menggemaskan" Puji Axel lagi.

Axel sangat terhibur melihat Melvin bertingkah seperti anak kecil yang lucu, meski terkadang menyebalkan.

"Terima kasih sayang... Dan jangan berikan pujian itu kepada orang lain. Hanya untukku, oke?" Melvin benar-benar seperti anak kecil yang ingin dimanjakan.

Bahkan, dalam benaknya sekarang, Axel hanya untuknya dan tidak ada yang bisa mendekatinya kecuali dirinya.

Jiwa posesifnya kali ini berlipat ganda dari sebelumnya. Jadi berhati-hatilah untuk tidak membangunkan singa yang sedang tidur.

"Iya, di mataku hanya kau yang paling tampan, imut dan menggemaskan"

Axel langsung menyandarkan kepalanya di pundak Melvin sambil memeluk lengan Melvin yang sedang memegang setir mobil.

Dan itu sama sekali tidak mengganggu Melvin yang sedang menyetir. Bahkan, itu membuat Melvin sangat senang dan nyaman.

"Sayang, aku juga ingin memakan masakanmu. Bisakah kau memasak untukku setelah kita pulang dari mansion, hm?" Pintah Melvin tiba-tiba.

Axel menjawab dengan ragu-ragu. "T-Tapi kemampuan memasakku masih belum bagus. Aku khawatir kau akan sakit perut nanti"

Melvin menggelengkan kepalanya. "Tidak. Masakanmu enak sayang. Aku tidak pernah sakit perut"

Axel ingin tertawa tapi melihat ekspresi cemberut Melvin membuatnya menahan tawanya dan berpura-pura tenang.

"Tentu saja kau tidak pernah sakit perut karena aku hanya membantumu memasak nasi. Sisanya kau yang melakukannya"

Melvin terdiam beberapa saat kemudian ekspresinya tiba-tiba berubah lagi seperti ingin menangis.

"Tapi aku sangat ingin memakan masakanmu, sayang. Apapun yang kau masak, aku akan makan selama kau yang memasaknya...!" Tekad Melvin.

Tenggorokannya kini terasa gatal untuk memakan masakan istrinya namun ia menahannya karena ingin pergi ke mansion.

Axel yang mendengarkan permintaan Melvin yang sungguh-sungguh ingin memakan masakannya terus menghela nafas pelan.

"Baiklah, aku akan memasak untukmu"

Cup~

Axel mencium pipi Melvin dengan gemas dan membenamkan wajahnya di pundak Melvin.

"Aku tidak sabar untuk memakan masakanmu. Haruskah kita menunda tujuan kita untuk pergi ke mansion?"

Axel terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Kita sudah mau sampai, sabar ya~" Manja Axel.

"Arhh oke" Patuh Melvin sambil menghela nafas pelan.

Setelah itu, suasana menjadi hening untuk beberapa saat. Axel memejamkan matanya sejenak sebelum mereka benar-benar sampai di mansion.

Melvin kembali fokus menyetir dengan hati yang berbunga-bunga. Dalam benaknya, hanya ada masakan Axel dan Axel.

Sisanya adalah debu...!

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang