16.

36K 3.7K 31
                                    

Beberapa menit setelah Axel merengek ingin pulang, Melvin akhirnya menuruti keinginan Axel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa menit setelah Axel merengek ingin pulang, Melvin akhirnya menuruti keinginan Axel.

Axel langsung bersorak riang dengan tersenyum manis hingga memperlihatkan deretan giginya yang putih.

Jika itu membuat Axel senang, Melvin akan mengikutinya dan tidak akan protes sedikitpun.

Biarlah orang mengatakan dia bodoh atau bucin Axel. Asalkan dia bisa hidup bahagia bersama Axel sampai kapanpun. Itu tekadnya.

"Melvin, Ayo kita ke mall" Axel melirik Melvin yang sedang fokus menyetir.

"Mau buat apa?" Pertanyaan yang cukup polos untuk Axel.

"Tidur!"

"Hah?"

Axel menghela napas pelan dan menatap Melvin dengan ekspresi malas.

"Namanya juga pusat perbelanjaan, yah artinya aku pergi ke sana untuk membeli sesuatu...!"

Melvin terus terkekeh. "Oh... Jangan marah, aku hanya bertanya hehe"

"Ck. Pertanyaanmu terlalu polos! Kalau ditanya mau beli apa? Mungkin aku bisa menerimanya" Julid Axel.

"Hahaha, aku buta selama ini karena aku tidak menyadari bahwa kau sangat lucu dan menggemaskan" Kata Melvin jujur ​​dan melirik Axel sekilas.

"Hm, tapi aku orang yang berbeda dari sebelumnya" Gumam Axel sangat pelan dengan senyum kecil di bibirnya.

"Hm, Apa?"

Melvin tidak terlalu mendengar ucapan Axel karena suara Axel sangat pelan seolah Axel hanya berbicara untuk dirinya sendiri.

"Tidak ada" Axel menggelengkan kepalanya dan menyandarkan kepalanya di kaca pintu mobil.

Suasana mendadak hening. Melvin ragu untuk mengajak Axel berbicara lagi.

'Apa yang Axel sembunyikan dariku?'

'Dan aku penasaran kenapa Axel bisa berubah begitu drastis. Apa penyebabnya?'

[🍁]

Begitu mereka sampai di pusat perbelanjaan, Axel dengan lembut menarik tangan Melvin untuk mengikutinya.

Deg! Deg! Deg!

Jantung Melvin berdegup kencang dengan wajahnya memerah. Tangan Axel sangat lembut, mulus dan kecil.

Benar-benar menggemaskan ketika tangan mereka saling bertautan.

Melvin hanya bisa pasrah saat ditarik oleh Axel sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Melvin, menurutmu yang mana yang cocok untukku?" Axel menunjukkan Melvin beberapa hoodies kartun.

"Semuanya" jawab Melvin santai dan tersenyum manis pada Axel.

"Kalau begitu, Aku beli saja semuanya dan kau yang membayarnya. Bagaimana?" Axel tersenyum licik pada Melvin.

Soalnya diminta untuk memilih mana yang cocok malah dijawab semuanya.

Mendadak miskin dia, hanya karena membeli hoodie yang mahal dan berkualitas.

"Dengan tokonya sekali juga aku bisa. Hanya untukmu"

"Ck. Sombong sekali...!" Julid Axel dengan ekspresi mengejek di wajahnya.

"Hahaha, aku serius dengan kata-kataku. Kau bisa membeli apapun yang kau mau dan aku akan membayarnya"

Axel terdiam. Wajahnya langsung memanas hingga ke telinga.

"Aku hanya bercanda. Orang tuaku kaya. Mereka bisa membelikan apa yang aku mau" Axel tertunduk malu.

"Rasanya berbeda dibeli oleh orang tua dan orang lain. Orang tua membelikanmu karena memang sudah tanggung jawab mereka..."

Melvin berhenti sejenak. "...Aku membelikanmu karena aku mencintaimu dan ingin memilikimu" Ucap Melvin dengan nada sedikit berbisik.

'Argh...! Ini pertama kalinya aku diperlakukan begitu lembut, manis dan romantis oleh seseorang!!'

'Aku merasa ingin bersembunyi di bawah batok kelapa karena aku terlalu lemah untuk bereaksi dan merespons saat aku tersentuh!!'

Pada akhirnya, Axel hanya tersenyum kaku dengan wajah merah hingga telinga.

Dia sebenarnya tersentuh tapi tsundere. Dia benar-benar lemah dalam hal-hal yang berbau romantis ini.

[🍁]

"Terima kasih, sudah membayarnya" Ucap Axel dengan tenang.

Tapi ekspresi wajahnya tidak bisa menipu karena wajahnya sekarang benar-benar merah. Dan itu sangat menggemaskan di mata Melvin.

"Hm, apakah ini berarti kau menerima pernyataan cintaku...?" Melvin sengaja menggoda Axel.

"Tidak...!" Tsundere Axel kemudian mengambil langkah cepat meninggalkan Melvin di belakang.

Melvin terkekeh dan terus mengikuti langkah Axel. Kemudian, mereka berjalan berdampingan dengan Melvin menggandeng tangan Axel agar dia tidak tersesat. Hehe.

Namun, tanpa mereka sadari. Gerakan mereka diawasi oleh seseorang dari jauh.

'Sialan...!'

Pria itu mengepalkan tinjunya untuk menahan amarahnya ketika dia melihat orang yang dia cintai bermesraan dengan orang lain.

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang