27.

27.4K 2.9K 95
                                    

"Say-"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Say-"

Belum sempat Melvin membangunkan Axel karena sudah sampai, Axel sudah lebih dulu bangun.

"Uwahh... Apakah kita sudah sampai?" Dia bertanya dengan polos.

Axel menguap kecil dan meregangkan otot-ototnya dengan mata yang masih sedikit terpejam.

Cup~

Melvin dengan santai mencium singkat bibir Axel dengan lembut. Axel-Nya sangat menggemaskan.

Axel langsung terkekeh dengan sedikit merona di wajahnya lalu menyandarkan kepalanya di pundak Melvin.

"Apa kau masih mengantuk?" Tanya Melvin sambil menggenggam tangan Axel dengan erat.

"Tidak juga, tapi aku malu bertemu dengan keluargamu"

"Kenapa harus malu? Merekalah yang menjodohkan kita. Jadi sudah pasti mereka akan senang bertemu denganmu, sayang" Bujuk Melvin.

"Aku tahu tapi aku tetap saja malu...!" Axel merengek.

"Kalau begitu, tenangkan pikiranmu dulu dan kemudian kita akan turun dan menemui mereka, oke?" Saran Melvin.

Axel hanya mengangguk lalu memejamkan matanya kembali untuk menenangkan pikirannya.

Tapi beberapa menit kemudian, terdengar dengkuran kecil lagi dari Axel. Bahkan, kepalanya hampir jatuh dari pundak Melvin.

"Astaga, sayang hahaha. Kau sangat lucu dan menggemaskan... Kupikir kau benar-benar sedang menenangkan pikiranmu, ternyata kau tertidur"

Melvin segera membaringkan tubuh Axel di kursinya agar lebih nyaman. Bahkan, Melvin tidak berniat membangunkannya.

Sementara Axel tidur, dia mengeluarkan ponselnya dari blazernya dan menelpon kakak perempuannya.

Dia mengatakan bahwa dia berada di depan mansion. Kebetulan, orang tua Axel pun ada sekali di sana. Tapi Melvin tidak tahu.

Dengan langkah cepat, Marisa segera keluar menemui Melvin dan sedikit penasaran apa jawaban Melvin tentang perjodohan tersebut.

Melvin yang melihat Marisa mendekati mobilnya langsung menurunkan kaca mobilnya.

"Bagaimana?" Tanya Marisa langsung ke intinya tanpa dia sadari ada seseorang di dalam mobil Melvin sedang tidur.

"Pelankan suaramu, kak...!" Titah Melvin dengan dingin. Ia takut suara Marisa akan mengganggu tidur Axel-Nya.

"Eh, kenapa?" Bingung Marisa dengan alisnya berkerut menatap Melvin.

Dan pada saat yang sama dia menyadari ada orang lain yang tidur di sebelah Melvin atau lebih tepatnya di kursi penumpang depan.

"I-Itu siapa yang tidur?"

"Calon istriku"

"Hah?"

"Dia adalah orang yang dijodohkan denganku" Jelas Melvin.

Marisa ternganga dengan ekspresi terkejut di wajahnya. "B-Betulkah?"

"Hm, aku tidak berbohong...!"

"Wow, dia sangat manis dan imut. Pantesan saja kau langsung setuju untuk menikah dengannya" Julid Marisa.

"Tidak. Lagipula dia memang kekasihku. Kalau dari awal aku tahu dia orangnya, tentu saja aku tidak akan protes sebelumnya" Jelas Melvin lagi.

"Eh? Maksudmu kau menolak rencana ibu dan ayah sebelumnya karena kau sudah punya kekasih? Dan sekarang kau sangat lega karena orang itu adalah kekasihmu sendiri?" Tebak Marisa.

"Tepat sekali...!"

"Yah, kalau begitu ayo masuk. Orang tuanya juga ada di dalam"

"Hah? serius?!"

"Ya...! Mereka datang ke sini untuk menanyakan jawabanmu. Mereka bahkan ingin membatalkan perjodohan ini karena mereka tidak ingin menekan anak mereka" Jelas Marisa dengan nada serius.

"Jangan batalkan! Kami saling mencintai...!" Protes Melvin.

"Ya sudah, cepat hentikan mereka hehehe"

Melvin langsung bergegas keluar dan membopong Axel ala koala.

Axel sama sekali tidak terganggu, malah ia tidur lebih nyenyak dengan membenamkan wajahnya di ceruk leher Melvin.

Marisa yang melihat itu terus menggelengkan kepalanya sambil terkikik.

'Mereka benar-benar saling mencintai. Aku juga bahagia untukmu adikku'

[🍁]

Mendengar semua penjelasan Melvin tentang hubungannya dengan Axel, langsung membuat orang tua mereka tersenyum lebar.

Mereka sangat senang dan sedikit terkejut karena Axel dan Melvin sudah saling kenal selama ini.

Akhirnya, persahabatan mereka terikat pada ikatan keluarga juga.

Awalnya, mereka ragu untuk menjodohkan Melvin dan Axel. Karena hubungan sesama jenis itu tidak umum. Bahkan, beberapa orang adalah homofobia.

Selain itu, mereka juga khawatir tentang seksualitas anak-anak mereka yang akan terpengaruh karena egois mereka.

Namun siapa sangka ternyata Melvin dan Axel sudah menjalin hubungan di belakang mereka.

Pak Alex dan Bu Clara yang melihat Axel tertidur lelap di pangkuan Melvin hanya menghela napas pelan sambil menggelengkan kepala.

"Axel, bangun nak" Panggil Bu Clara yang duduk berhadapan dengan Melvin.

"Hm" Hanya itu respon Axel lalu membenamkan wajahnya di perut kekar Melvin.

Bu Clara ingin membangunkan Axel lagi tetapi dihentikan oleh Melvin.

"Biarkan saja dia tidur, Bu. Nanti kalau dia sudah benar-benar puas, dia akan bangun dengan sendirinya"

Melvin sangat tahu dan mengerti sifat Axel luar dalam. Bahkan, dia sangat peka terhadap apa yang disukai dan tidak disukai Axel.

Hal itulah yang membuat Axel tambah cinta dan sayang pada Melvin yang selalu mengerti dirinya.

Bu Clara dan Pak Alex yang mendengarnya terus tersenyum dan merasa bangga memiliki menantu yang sangat menyayangi anaknya.

"Terima kasih sudah menerima, Axel. Ibu sangat senang, Axel memiliki pasangan yang pengertian sepertimu" Ucap Bu Clara lembut.

"Clara, Alex, seharusnya kami yang berterima kasih pada kalian karena telah menerima Melvin sebagai bagian dari keluarga kalian"

Tiba-tiba Pak Marquez menyela sambil menepuk pundak Pak Alex dengan lembut.

"Benar, anakmu sangat manis dan imut. Lihat saja Melvin yang kami kenal dingin dan tegas, akhirnya melunak dengan Axel hahaha" Sela Bu Alisha sambil menyandarkan bokongnya di samping Bu Clara.

Melvin yang mendengarnya hanya tersenyum sambil membelai lembut pipi bulat Axel yang masih tertidur di pangkuannya.

Bahkan, melihat interaksi antara orang tuanya dengan orang tua Axel membuatnya merasa lega dan bahagia.

'Sayang~ aku akan menjaga dan melindungimu sampai akhir hayatku. Hatiku hanya untukmu. Tidak ada yang lain'

.

.

.

TBC!

Ini MPREG! Jangan lupa ya.

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang