45.

18.6K 1.9K 124
                                    

8 bulan kemudian,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

8 bulan kemudian,

Perut Axel semakin membesar dan dia merasa tubuhnya sedikit berat.

Mungkin karena beban di perutnya. Namun, dia tidak pernah menyesal atau mengeluh. Bahkan, dia tidak sabar untuk melahirkannya.

"Sayang, jangan banyak bergerak" Tegur Melvin lembut.

Yah, akhir-akhir ini Melvin juga semakin posesif padanya sehingga ingin pergi toilet saja Melvin bopong.

"Aku dari tadi hanya duduk diam di sini dan aku mulai bosan!" Axel merengek.

"Baiklah, sebentar lagi kita pulang ya sayang" Bujuk Melvin yang sedang sibuk dengan berkas-berkasnya.

"Mn..." Axel mengerucutkan bibirnya dan menghela napas pelan.

Sekarang mereka berada di kantor. Karena perut Axel semakin besar, Melvin tidak menyuruhnya bekerja.

Dan semua karyawan di kantor sudah tahu bahwa Axel adalah istri sah Melvin Stefanus, CEO perusahaan.

Kabar tersebut disambut baik terutama oleh para fujoshi dan fudanshi di kantor. Dan banyak yang mengucapkan selamat kepada mereka.

"Maaf sayangku karena harus memintamu menemaniku ke sini. Soalnya aku tidak rela meninggalkanmu sendirian di vila" Kata Melvin.

Axel tidak menjawab. Dia berdiri, menghampiri Melvin dan kemudian dengan santai duduk di pangkuan Melvin.

"Melvin kesampingkan dulu berkasnya dan tolong usap perutku ya?" Titah Axel manja.

Kemudian, meraih tangan Melvin dan meletakkannya di perutnya.

Melvin langsung mengusapnya dengan lembut sambil mencium bagian belakang leher Axel. "Apakah perutmu sakit, hm?"

"Anakmu menendang-nendang perutku. Jadi aku tidak nyaman" Rengek Axel lagi sambil melihat perutnya yang sudah membesar.

Melvin terkekeh lalu menundukkan kepalanya sedikit agar sejajar dengan perut Axel. Dia mengelusnya dengan lembut dan penuh kasih.

"Anakku sayang, tolong jangan buat mommymu sakit~ Kami juga tidak sabar untuk melihatmu" Katanya.

Axel yang mendengar kata-kata itu langsung tersentuh dan matanya mulai berkaca-kaca.

'Hiks... Axel aku sangat ingin bertemu denganmu...'

'Ada banyak yang ingin kuceritakan padamu... Hiks'

'Apakah aku akan diberi kesempatan untuk bertemu denganmu lagi?'

[🍁]

Sepulang dari kantor, Axel hanya diam dan banyak melamun. Pikirannya tenggelam memikirkan sesuatu.

Melvin, yang menyadari keheningan mendadak istrinya, mengerutkan kening.

"Sayang, apa kau marah denganku?" Tanya Melvin yang berbaring di samping Axel.

Axel tersentak, lamunannya terhenti. Dia terus menatap Melvin dan tersenyum manis. "Hm?"

Melvin mengulangi kalimatnya. "Apa kau marah denganku?" Ekspresi Melvin seperti ingin menangis.

Axel yang melihat ekspresi Melvin langsung terkekeh sambil menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu?"

"Karena sepulang dari kantor, kau hanya diam dan itu membuatku khawatir" Melvin mengerucutkan bibirnya.

"Oh, maafkan aku karena membuatmu khawatir" Axel menghela nafas ringan dengan ekspresi sedih di wajahnya.

"Tidak apa-apa, tapi apa yang kau pikirkan sayang?" Melvin mengusap lembut pipi Axel dengan penuh kasih.

"Aku... Aku merasa seperti ada yang memanggil jiwaku" Kata Axel ragu-ragu.

Dia takut Melvin khawatir tapi dia tidak mau berahasia apapun dari suaminya.

Yah setelah dia berniat ingin bertemu dengan Axel yang asli, dia tiba-tiba merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya.

Jiwanya seolah dipanggil dan ditarik. Sesuatu memanggilnya dari dunia lain.

Deg!

Mata Melvin langsung membulat lalu menarik Axel ke dalam pelukannya seolah tidak ingin melepaskannya.

"Tidak...! Jangan tinggalkan aku...! Hiks... Huwarghhh...!!" Melvin langsung menangis begitu keras sambil memeluk Axel dengan erat.

Meski Axel sedang hamil 8 bulan, gejala hamil tetap ada pada Melvin. "Hiks... Huwargh... Hiks!"

Axel mulai panik saat Melvin menangis. Hatinya sakit saat mendengar tangisan Melvin.

"Sstt... Sstt... Jangan menangis Melvin. Aku janji aku tidak akan meninggalkanmu. Percayalah padaku, Melvin" Bujuk Axel sambil memegang pipi Melvin.

Melvin masih memeluknya. "Sayang, aku takut Hiks... Takut...!"

Air mata Axel terus mengalir di pipinya. "Kalau kau takut aku juga takut Melvin..."

"Hiks... Apa yang harus kulakukan sayang? Aku akan mati jika kau benar-benar meninggalkanku"

Deg!

"Tidak Melvin. Jangan katakan itu. Apapun yang terjadi, percayalah, aku akan kembali padamu" Bujuk Axel lagi.

"Berjanjilah padaku, kau tidak akan meninggalkanku dan harus kembali padaku...!" Nada suara Melvin menuntut.

"Ya, aku janji...! Jangan khawatir ya" Axel membelai lembut pipi Melvin yang masih sedikit terisak.

"Jika kau disuruh memilih antara aku dan duniamu dulu. Berjanjilah padaku bahwa kau akan memilihku...!"

"Mn, tentu saja aku akan memilihmu dan anak kita karena kalian adalah sumber kebahagiaanku"

"Hiks... T-Terima kasih sayang. Aku sangat mencintaimu dan aku tidak bisa hidup tanpamu" Suara Melvin sedikit bergetar.

Axel mengangguk pelan sambil tersenyum. "Aku juga mencintaimu, Melvin. Sstt... Jangan menangis lagi. Ayo tidur"

"Oke sayang~"

Cup~

Melvin mencium singkat bibir Axel dan mencium kening Axel dengan penuh kasih.

Axel terkikik lalu membenamkan wajahnya di dada Melvin dan tertidur.

Malam itu, Melvin tidak bisa tidur dan sangat gelisah. Dia menatap wajah tidur Axel untuk waktu yang lama dengan matanya yang mulai berkaca-kaca lagi.

'Sayang, Hiks... Aku takut...!'

'Tapi aku percaya padamu bahwa kau akan kembali padaku... Hiks'

'Begitu kau memasuki duniaku, aku tidak akan membiarkanmu pergi... Karena aku sangat mencintaimu'

Tanpa disadari, matanya mulai mengantuk dan akhirnya dia tertidur dengan Axel di pelukannya.

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang