39.

17.9K 2.2K 285
                                    

Alice menatap lama dirinya di cermin dengan senyum lebar di bibirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alice menatap lama dirinya di cermin dengan senyum lebar di bibirnya.

Penampilannya sangat seksi dan eye-catching. Dengan gaun merah selutut dan ketat di bagian pinggang.

Bahkan, dadanya sedikit terbuka hingga memperlihatkan belahan dadanya yang montok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan, dadanya sedikit terbuka hingga memperlihatkan belahan dadanya yang montok.

"Alice kau sangat cantik" Dia memuji dirinya di cermin dengan bangga.

"Aku yakin penampilanku seperti ini akan membuat Melvin tergoda denganku"

Bangganya lagi sambil menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dengan malu-malu.

Setelah puas dengan penampilannya ia langsung bergegas turun untuk menyambut kedatangan Melvin.

[🍁]

Axel menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan.

Matanya sakit. Bahkan, hatinya sekarang sedang berapi-api seperti ingin meledak.

Wanita yang duduk di hadapannya itu seolah ingin menggoda suaminya dengan penampilannya yang seksi dan eye-catching itu.

Dia tahu itu Alice. Hanya dengan satu pandangan dia tahu wanita itu adalah ular betina yang berbisa dan menyebalkan...!

Bahkan, wanita itu dari tadi mencoba mendekati Melvin dan mengajaknya bicara tapi Melvin sepertinya tidak ingin jauh-jauh dari Axel.

Ke mana Axel pergi, Melvin akan mengikuti seperti ekor. Misalnya, Axel ingin ke toilet, Melvin juga akan pergi ke toilet bersamanya.

Alice yang melihat interaksi antara Melvin dan Axel tertegun sejenak. Dia menatap Axel dengan ekspresi tidak suka.

"Kalian terlihat sangat akrab, apa dia sahabatmu?" Alice bertanya pada Melvin.

"Tidak!" Jawab Melvin dengan dingin tanpa memandang Alice.

"Lalu, kenapa kalian begitu akrab?" Dia bertanya lagi seolah tidak puas dengan jawaban Melvin.

Axel menyela dengan senyum yang dipaksakan. "Memangnya kenapa? Apakah salah jika kami terlihat begitu akrab?"

Axel membalikkan pertanyaan itu pada Alice sehingga Alice terdiam sejenak dan membuat Alice kesal tiba-tiba.

"Aku tidak bertanya padamu...!"

"Aku hanya membantu menjawab. Apa itu salah, hm?" Tenang Axel.

Alice terdiam lagi. Dia mengepalkan tinjunya sambil dia menggigit bibir bawahnya dengan kesal.

"Kau seperti parasit yang menempel pada Melvin. Apa kau gay?!"

Kalimat itu agak kasar dan tidak sopan. Namun, hal itu tidak membuat Axel tergores sedikit pun dalam hatinya.

Tapi tidak untuk Melvin. Dia menatap Alice dengan tajam dan mematikan seolah-olah aura gelap menyelimutinya.

"Jaga ucapanmu...!! Apa kau ingin mati?!" Melvin mengancam dengan suara tinggi dan dingin.

Bu Alisha yang ada di dapur segera keluar untuk melihat apa yang terjadi. Mengapa Melvin tiba-tiba mengamuk?

Alice yang melihat ekspresi marah Melvin terus menelan ludah. Bahkan tatapan Melvin begitu menakutkan.

Dia tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat Melvin. Dahinya mulai berkeringat.

Tanpa disadari, Axel menyeringai dan tersenyum puas sambil menundukkan kepalanya.

Kemudian dia memasang ekspresi muram dan sedih seolah dia terasa apa yang Alice katakan tadi.

Bu Alisha menyela dan mencoba menenangkan Melvin. "Melvin, ada apa ini? Kenapa tiba-tiba kamu mengamuk?"

Kemudian, Bu Alisha melihat ekspresi menantu kesayangannya yang tiba-tiba muram dan sedih.

Dia langsung menatap Alice dengan ekspresi marah. "Alice...! Apa yang kamu katakan pada Axel?!"

Alice terkejut ketika Bu Alisha juga marah padanya. Mengapa tidak ada seorang pun di pihaknya?

Kebenciannya pada Axel semakin tebal meski baru mengenal Axel hari ini. Tapi Axel telah meninggalkan sejuta dendam di hatinya.

"Alice tidak melakukan apa-apa...! Alice hanya bertanya apakah dia gay? Itu saja. Memangnya itu salah ah?!" Protes Alice dan mencoba membela dirinya.

Plak!

Tamparan itu mendarat tepat di pipi mulusnya hingga meninggalkan bekas merah dan telapak tangan.

"Jangan sampai tante mengusirmu dari sini, Alice...! Jika kamu merasa jijik dengan hubungan sesama jenis, keluar dari mansion suamiku sekarang juga!!"

Wajah Bu Alisha sangat merah karena terlalu marah. Bu Alisha tidak suka jika ada yang menghina hubungan anaknya.

Itu sama saja mereka seperti ingin merusak kebahagiaan anaknya.

Alice meringis kesakitan sambil dia mengelus pipinya dengan air mata yang sudah mengalir di pipinya.

Dia benar-benar terkejut dan tidak percaya, Bu Alisha yang begitu lembut padanya tiba-tiba menjadi sangat marah padanya hanya karena kalimatnya itu.

Axel yang merupakan pelaku utamanya hanya diam dan menonton drama itu dengan hati yang berbunga-bunga.

'Hmm... Apakah aku kejam...?'

'Kurasa tidak...! Haha'

'Itu hanya sedikit... Untungnya bukan aku yang menamparmu. Jika aku yang menamparmu, mungkin aku akan menggunakan energi lakik ku'

.

.

.

TBC!

[END] I'M JUST AN EXTRA | TRANSMIGRATIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang