Aletta mengerjabkan matanya pelan saat sinar cahaya matahari masuk lewat celah jendela kamarnya. Setelah dirasa kesadarannya sudah terkumpul, ia duduk dan sedikit merenggangkan otot otot nya yang terasa kaku
Sebuah senyum terbit di bibir mungilnya saat mengingat kejadian kemaren. Ia sedikit lega karena semuanya sudah jelas sekarang, bahkan sangat jelas.
Rafka memperlakukannya seperti ratu. Bahkan semalam rafka juga memasak makanan untuk aletta walaupun rasanya sangat hambar. Dan rafka juga menyuapi aletta sampai selesai.
Tapi dimana sekarang suaminya itu? Aletta menyapu pandangannya keseluruh sudut kamar, tapi dia tidak menemukan rafka. Tatapan aletta beralih pada nakas di sampinya, disana ada sebuah ponsel dengan logo jagung dan ada 10 boba yang bergetar menandakan ada panggilan masuk
Baru saja aletta akan mengambil hp itu tiba tiba sebuah suara pintu yang terbuka terdengar dan aletta reflek melihat ke arah sumber suara yaitu pintu kamar mandi
Disana terdapat rafka yang sudah berpakaian lengkap sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil milik aletta
"itu handuk gw!!" teriak aletta dan berlari merebut handuknya dari tangan rafka. Rafka yang melihat itu hanya tersenyum dan mencium pipi kanan aletta
"pagi sayang" ujar rafka dan mengacak rambut aletta
"ihhhh apaan sih kak, lo pikir gw bakal baper?" tanya aletta dengan wajah yang sudah memerah
"gak baper tapi kok pipinya merah?" tanya rafka
"ihhhh apaan sih! Btw kak rafka bawa baju kesini?" tanya aletta
"gak, ini tadi ambil tempat lia" jawab rafka
mengingat lia aletta menjadi merasa bersalah karna sudah menuduh lia begitu saja. Aletta ingin minta maaf, tapi apa lia mau memaafkannya?
"kak" panggil aletta "aku mau minta maaf sama kak lia, tapi dia mau maafin aku gak?" tanya aletta ragu
"coba aja dulu, lia baik kok" jawab rafka
"tapi ini semua karna lo juga!! Coba kalau awal nikah dulu kasih tau gw kalau lo punya kembaran!! Kan gak gini jadinya!!" bentak aletta tiba tiba
"gimana mau kasih tau, kamu aja bawa pisau waktu malam pertama" jawab rafka
"kok tau? " tanya aletta dengan lugunya seperti anak kecil
"waktu kamu tidur aku lihat pisau yang kamu selipin di pergelangan kaki kamu karna celana kamu sedikit keangkat"
"trus kak rafka gak panik?" tanya aletta
"ngapain panik?" tanya balik rafka
"gak takut gitu kalau aku bunuh?" tanya aletta dengan polos nya
"buktinya aku masih hidupkan?" tanya balik rafka dan mengalungkan tangannya pada leher aletta
"kamu kenapa bisa nyasar kesini?" tanya rafka
"ha? Oh itu? Waktu aku pergi aku ketemu al dijalan, dia bawa aku ke rumah neneknya lalu bunda nelfon aku trus aku ceritain semua ke bunda. Lalu bunda jemput aku di rumah al. Lalu bunda bawa aku ke bandara dan beliin tiket ke sini juga apartemen ini. Kata bunda aku harus cari bukti yang kuat kalau kakak yang-" aletta menggantung ucapannya
"yang lakuin itu ke raya?" sambung rafka. Aletta menganggukkan kepalanya lalu memeluk rafka dan melanjutkan ceritanya
"kalau aku berhasil cari bukti yang kuat bunda sendiri yang akan masukin kak rafka ke penjara" lanjut aletta
"sekarang kamu masih mau masukin aku ke penjara?" tanya rafka yang dijawab dengan anggukan oleh aletta
"why?" tanya rafka lagi
"Because you stole my heart" jawab aletta yang membuat sebuah senyum yang indah terbit di bibir rafka
Ting ting ting
"ada tamu sana bukain pintu jangan gombal terus" ujar rafka saat mendengar suara bel
"siapa juga yang gegombal?" tanya aletta sebal sambil berjalan ke arah pintu
Saat aletta membuka pintu seorang cewek lansung masuk dan mendorong kecil aletta
"dimana lio?" tanya cewek itu dengan mata berkaca kaca
"k-kak lia. A-aku"
"DIMANA LIO?!!" bentak chika tepat di hadapan aletta
Rafka yang mendengar suara keributan tersebut keluar dan melihat apa yang terjadi
"lia" panggil rafka
"lo kenapa gak angkat telfon dio lio!!!! Lo juga gak angkat telfon gw!!!" bentak chika
"gw gak dengar tadi, emang ada apa?" tanya rafka berusaha menenangkan chika yang sudah mulai menangis
"a-ayah lio ayah" tangis chika semakin pecah saat mengingat kabar yang beberapa saat lalu dia terima
"a-ayah kenapa?" tanya rafka gugup karena dari ekspresi chika dia bisa menebak bahwa semua sedang tidak baik baik saja
"a-ayah kecelakaan dan me-meninggal" lirih chika dengan tangisan yang semakin keras
Aletta yang mendengar itu tiba tiba merasa kakinya mati rasa dan terduduk dilantai dengan air mata yang mulai mengalir. Sedangkan rafka masih berdiri mematung mencerna semua ini. Dan chika memeluknya dengan erat dan bahu yang bergetar
"a-ayah lio. Ayah jahat!!! D-dia ninggalin ki-" belum sempat chika menyelesaikan ucapannya tiba tiba chika pinsan
"kak lia" panik aletta saat melihat Chika pinsan dalam pelukan suaminya
"ta tolong ambilin air" pinta rafka lalu menidurkan chika di sofa
Aletta pergi menuju dapur mengambil air untuk chika dengan bahu yang bergetar dan air mata yang tidak bisa berhenti keluar. Aletta memberikan gelas berisi air pada rafka
Lalu rafka sedikit mencipratkan air tersebut pada chika. Tapi chika masih belum menunjukan tanda tanda akan sadar
"kak kasih minyak angin aja" saran aletta
"jangan, coba kamu hubungi dokter. Lia sakit kanker jadi kita gak bisa asal bertindak" jelas rafka
Lagi lagi aletta terkejud. Ternyata saudara iparnya itu memiliki riwayat penyakit yang separah itu? Aletta mengambil hp nya dan mulai mencari no dokter
"li-lio" lirih chika yang mulai sadar
Aletta yang akan menelpon dokter mengurunkan niatnya. Rafka yang berada di samping chika menggenggam tanga chika menyalurkan kekuatannya
"gw disini lia" ujar rafka
Chika berusaha duduk dengan bantuan rafka dan aletta
"lio kita harus balik ke indonesia sekarang!! A-aku harus lihat ayah sebelum dikubur!! Ki-kita harus balik sekarang!!" lagi lagi tangis chika pecah
Mendengar tangisan kakak kembarannya itu hati rafka terasa semakin hancur dan membawa chika kedalam pelukannyan untuk menenangkan chika
"iya kita pulang sekarang. Ta tolong pesanin tiket" pinta rafka pada aletta. Dan aletta lansung pesan tiket ke indonesia menggunakan aplikasi di hpnya
Jumat
10 februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Teen Fictioncerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...