rumah al

80 5 0
                                    

"aletta? Lo ngapain malam malam disini sendiri?" tanya al penuh dengan nada khawatir

"gw kabur dari rumah" jawab aletta tanpa menatap al

"trus sekarang lo mau kemana? Biar gw antarin" tawar al

"gw gak tau bakal pergi kemana" jawab aletta jujur

"kalau gitu lo ikut gw" ajak al

"ikut kerumah lo maksudnya?" al hanya mengangguk sebagai jawaban

"gak perlu repot repot gw-" ucapan aletta lansung terpotong saat al mamasangkan helm ke kepalanya

"sekarang lo duduk" titah al

"tapi"

"gak ada tapi tapian, lo mau di ganggu preman malam malam gini sendirian?" tanya al yang dibalas gelengan oleh aletta

Benar juga kata al, dari pada dia sendirian malam malam dan di ganggu preman lebih baik dia pergi dengan al. Aletta duduk di motor al

Al melirik sekilas tangan aletta yang tampak ragu ragu memegang jaketnya, tanpa sadar sebuah senyum terukir di bibirnya

"pegang aja jaket gw gapapa kok, kalau udah sah baru boleh peluk" ujar al yang membuat wajah aletta memerah

"apaansih al" kesal aletta memukul pelan lengan al

Al malajukan motornya dengan kecepatan sedang dan bibir yang tak henti hentinya melengkung ke atas. Sedangkan aletta merasa jantungnya berdebar debar tak karuan. Aletta tak sebodoh itu, dia pernah merasakan ini dulu

Apa jangan jangan dia... Tidak! Ini tidak benar, bagaimanapun dia sudah memiliki suami bukan? Ya walaupun sebentar lagi cerai, mengingat kata cerai aletta jadi merasa bersalah karena menyembunyikan statusnya dari al

Apakah sekarang waktu yang tepat baginya untuk jujur pada al? Tapi apakah al orang yang dapat di percaya menjaga rahasia? Dan apakah al memiliki perasaan yang sama padanya? Apapun itu aletta sudah memutuskan akan memberi tahu al yang sebenarnya

"al" panggil aletta pelan, tapi tidak ada jawaban

"al" panggil aletta lagi  tapi masih tidak ada jawaban

"ALVINO!!" teriak aletta sangat keras sehingga menarik atensi pengemudi di sekitarnya

"gw dengar ta, jangan teriak teriak" ujar al santai

"gw udah panggil panggil dari tadi tapi lo diam aja" kesal aletta

"hahahah gw sengaja pengen nguji kesabaran lo" kekeh al

"berapa nilai untuk gw? 100? 99? 98? Atau 97?" tanya aletta antusias

Al tampak seperti berpikir sebentar sebelum mengatakan "0,2"

"ihhhh jahat bangat sih lo" aletta memukul mukul lengan al

"hahaha gw becanda kok, nilai lo seratus. lebih dikit" ujar al sambil hampir menyatukan ibu jari dan jari tunjuknya

Gara gara perdebatan kecil itu aletta tidak jadi mengatakan yang harus dia katakan, karena sekarang sudah mengingatnya kembali, maka dia harus mengatakannya sebelum lupa kembali

"al gw mau jujur" ujar aletta

"nanti aja, sekarang turun dulu" aletta melihat ke sekitar, ternyata dia sudah berada di depan sebuah rumah minimalis

Al membuka helm yang dipakai aletta lalu meletakannya di motornya

"ayo masuk" ajak al

Aletta melangkah masuk mengikuti al ke depan pintu rumah tersebut. Setelah beberapa kali menekan bel akhirnya pintu pun terbuka

Rafka Untuk Aletta (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang