Aletta menghembuskan nafasnya kasar. Setelah hampir tiga jam duduk sendirian di danau yang sepi ini, Aletta merasa lebih baik.
Masa depan yang bahagia sedang menunggunya saat ini, bersama rafka tentunya.
Aletta berteman dengan ola dan ana kurang lebih sudah dua tahun. Tapi lihat, mereka sekarang saling membenci tanpa mau berkomunikasi dan mencari solusi.
Sedangkan rafka? Ia bahkan baru beberapa bulan bersama cowok itu. Tapi rafka sangat memahaminya dan selalu memberikan penjelasan agar tidak ada kesalah pahaman.
"Bisa gila gw lama lama kalau mikirin semua ini" Aletta mulai membuka suara setelah beberapa jam hanya diam menatap danau indah di depannya
"Ana, sekarang terserah lo deh mau cinta mati sampai guling guling di jalan pun karena rafka. Gw udah gak peduli sama lo" Aletta berkata seperti itu seolah olah memang sedang berbicara dengan ana
"Tapi gw gak akan biarin lo rebut rafka dari gw. Lo boleh suka sama tafka, tapi buang jauh jauh harapan lo untuk memiliki rafka selagi gw masih hidup"
"Tapi bukan berarti kalau gw udah mati lo bisa rebut rafka. Walaupun gw udah mati! Gak ada satupun cewek yang boleh gantiin posisi gw"
"Tapi, emang rafka suka sama gw?" Aletta tampak berpikir sebentar sebelum kemudian tersenyum misterius "pertanyaan konyol apa itu? Mana ada cowok yang bisa nolak pesona seorang starla Aletta queenza"
"Dan untuk lo ola" Aletta menunjuk rumput yang bergoyang seolah olah rumput itu adalah ola "lo keterlaluan banget. Minimal lo tanya dulu kenapa gw nampar si ana sialan itu"
"Rafka kok tolol banget ya? Bisa-bisanya dia dulu pacaran sama ana"
"Tapi sifat manusia itu berubah rubah ye kan? Mungkin aja dulu si ana itu baek"
"Au ah kesal gw mikirin mereka" Aletta mengambil HP nya dari saku baju sekolah. Ia menghembuskan nafasnya kasar saat tidak ada notifikasi apapun kecuali notif dari aplikasi bernama 'Shopee'
"Dasar rafka sialan. Dia gak nelfon gw dan bahkan gak ngechat gw? Gw istrinya loh! Pasti dia lagi sama ana nih. Pasti tu Playboy lagi minta maaf sama ana karena gw udah nampar mantannya itu. Liat aja nanti lo rafka gw akan-"
"Akan apa?" Aletta yang tadinya sedang mencakar cakar udara tidak jelas, mendadak kaku mendengar suara seseorang.
Aletta menoleh kesamping dan mendapati rafka yang baru saja duduk tepat disampingnya. "Udah enakan? Mau pulang atau jalan jalan dulu?"
"L-lo sejak kapan disini?" Tanya Aletta menahan rasa gugup
"Lo pikir gw bakal biarin istri gw pergi sendirian dalam keadaan emosi?" Pertanyaan Aletta malah dibalas dengan pertanyaan lagi oleh rafka
"Gw dari tadi duduk disana" Rafka menunjuk sebuah batu yang letaknya beberapa meter di belakang Aletta "dan gw sempat pikir lo kesurupan karena cuma diam aja berjam jam" Sambung cowok dengan alis tebal tersebut
"Jadi lo lihatin gw dari tadi? Lo juga dengar gw ngomong apa?" Tanya Aletta dengan pipi memerah karena malu dipergoki seperti ini
Rafka tersenyum jahil dan berdeham sebentar "gw gak dengar kok. Tapi kayaknya ada yang cemburu dan udah mulai suka sama gw" Ujar rafka dengan pd nya
"Mana ada!" Aletta reflek berdiri di depan rafka saat mendengar itu "gw gak cemburu dan gak suka sama lo" Ujar Aletta dengan menatap sekitar, apapun itu yang penting jangan sampai melihat mata tajam rafka
"Gw gak bilang itu lo. Jadi? Lo ngaku sendiri?" Tanya rafka dengan senyum menyebalkannya
Aletta menarik nafasnya dalam, lalu menghembuskan nya dengan perlahan. Aletta menatap tepat pada manik mata rafka yang meneduhkan
"Iya! Gw suka sama lo! Kenapa? Ada masalah? Kalau ada masalah sini ikut gw ke penghulu, kita nikah!! LO DENGAR ITU? DAN TOLONG LO DENGAR BAIK BAIK! GW SUKA SAMA LO! LO PUNYA GW DAN GW PUNYA LO!! lo pernah bilang kalau lo gak nerima orang ketiga! Gw juga gitu! Gw gak nerima orang ketiga" Kali ini rafka benar-benar tidak bisa menahan senyumnya saat mendengar pengakuan istri kecilnya itu
"GW STARLA ALETTA QUEENZA SUKA SAMA LO RAFKA APRILIO!!" Teriak Aletta seperti orang kesetanan dan berputar putar seperti tornado
Rafka sudah tidak bisa menahan diri lagi. Laki-laki itu berdiri dan menarik Aletta dalam pelukannya. Rafka memeluk Aletta sangat erat yang dibalas tak kalah erat oleh Aletta
"I love you Aletta" Bisik rafka tepat di telinga Aletta "i love you" Bisik rafka lagi dengan sangat tulus.
"Rafka hanya untuk Aletta, gak ada tempat untuk ana atau cewek manapun. Janji?"
"Janji"
...
"Kak rafka, gw rencananya mau berhenti jadi detektif, menurut lo gimana?" Tanya Aletta pada rafka yang saat ini sedang mengemudi dengan satu tangan. Karena tangannya yang lain di ambil Aletta. Sepertinya memainkan jari rafka adalah hobi baru Aletta
"Gw setuju aja. Yang penting itu pilihan lo sendiri dan tanpa tekanan dari siapapun" Jawab rafka sambil melirik Aletta sekilas
"Lo ingat gak pernah ada kebakaran waktu gw mos dulu?" Rafka mengangguk sebagai jawaban "dan disitu ada seseorang cewek yang jadi korban" Lagi, rafka mengangguk sebagai tanggapan
"Nama dia viona. Dia yatim piatu dan hanya tinggal berdua dengan adiknya" Aletta mulai bercerita
"Gw kenal viona, Dia sering di bully Claudia. Padahal viona gadis yang baik dan lugu, tapi Claudia selalu bully dia karena orang yang Claudia suka menyukai viona" Ya, hanya sebatas itu yang diketahui rafka
"Lo percaya gak, kalau kebakaran di gudang itu disengaja?" Tanya Aletta
"Awalnya gw pikir itu emang disengaja karena pemadam kebakaran lansung datang seolah olah emang udah direncanain. Tapi menurut hasil penyelidikan polisi, itu karena arus listrik" Rafka ingat kejadian itu.
Ia juga ingat, saat kejadian itu ia melihat tiga orang siswi kelas sepuluh yang ikut mos berteriak didepan gudang meminta pertolongan.
Dan salah satu siswi itu pingsan, awalnya rafka enggan membawa siswi itu ke UKS. Tapi karena disana ada mantan yang saat itu masih ia cintai, ia tidak tega dan akhirnya membantu untuk mengangkat teman baru dari mantanya itu ke UKS.
Ya, rafka pernah setidak peduli itu pada sekitarnya hingga enggan membantu Aletta-siswi yang pingsan itu Aletta-
"Kebakaran itu emang disengaja rafka. Dan mungkin gw juga harus ikut bertanggung jawab atas hancurnya keluarga seseorang"
Kamis
13 april 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Ficção Adolescentecerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...