1 vs 10

69 9 0
                                    

Sore ini Aletta dan rafka sudah bersiap siap untuk pulang ke apartemen mereka. Untung kemarin setelah tidur sebentar demam Aletta sudah mulai berkurang, tapi yang Aletta gelisahkan sekarang adalah pembahasan tadi pagi tentang resepsi pemakaman dan bulan lebah mereka

"bunda aku pamit dulu ya, dari pada sendirian dirumah mending bunda main di apartemen kita" ajak Aletta karena lika sendiri dirumah, suaminya sedang mengurus bisnisnya di luar negeri

"kapan kapan bunda mampir kok, kalian hati hati di jalan" ujar lika

"bun, lio balik dulu" pamit rafka

"hati hati bawa mobilnya, awas aja kalau putri bunda sampai lecet dikit aja. Habis kamu sama bunda" ancam lika, Aletta yang mendengar itu hanya terkekeh

"byee bun" Aletta melambaikan tangannya setelah memasuki mobil dan dibalas lambaian tangan oleh lika. Tanpa sadar air mata Aletta sedikit keluar

"gak usah nangis" tegur rafka saat melihat mata Aletta berair

"lo diam deh! Lo gak akan tau rasanya" tegas Aletta dan menghapus air matanya

"gw yang udah gak di anggap sejak lo ada, gak sampe nangis segitunya" guman rafka sangat pelan sampai tidak terdengar oleh Aletta 

Saat ini hanya ada keheningan di dalam mobil mereka. Saat ini jalanan yang mereka lewati cukup sepi, sampai tiba tiba rafka baru menyadari ada sekitar 10 motor yang mengikutinya

Karena tidak ingin membuat istrinya cemas dan takut, rafka tidak memberi tahu Aletta dan menambah kecepatannya. Orang orang yang tadinya mengikuti rafka dari belakang, sekarang mulai menambah kecepatannya dan mengejar rafka secara terang terangan

"rafka!!! Lo kalau mau mati jangan ngajak gw!!!" teriak Aletta saat rafka menambah kecepatan mobilnya

"lo gak mau sehidup semati sama gw?" tanya rafka agar Aletta tidak menyadari orang orang yang sedang mengejar Mereka

"apa?!! Gw sehidup semati sama lo?! Dengar ya, kalau lo mati dan gw jadi janda, masih banyak cowok yang mau sama gw" ujar Aletta dengan percaya dirinya

"rafka, kok lo makin cepat sih? Gw takut. Lo kalau marah ya marah aja, jangan gini" Aletta mengencangkan sabuk pengamannya karena benar benar takut sekarang

Saat ini orang orang yang mengejar rafka semakin dekat. Tiba tiba salah satu dari mereka berhasil menghadang mobil rafka sehingga rafka harus meng-rem mendadak mobilnya dan membuat kepalanya dan Aletta sedikit terbentur

"anjing!! Woi!!  Lo siapa? Kalau berani sini, kepala gw sakit bangsat!!!" teriak Aletta dari dalam mobil yang sepertinya tidak terdengar oleh mereka

"keluar lo!" teriak 10 orang yang menghadang mobil rafka

"shit, berani main keroyokan" guman rafka yang terdengar sangat jelas oleh Aletta

"dia musuh lo?" tanya Aletta yang tidak dijawab oleh rafka

Rafka baru saja akan membuka pintu mobilnya, tiba tiba ditahan oleh Aletta

"jangan bilang lo mau ngelawan mereka semua?" tanya Aletta yang dibalas anggukan oleh rafka

"gak! Lo gak boleh mati sebelum tanggung jawab atas semua dosa lo" ujar Aletta tapi rafka malah melepaskan tangan Aletta dan keluar dari mobilnya

"1 lawan 10?" tanya rafka santai yang sudah berdiri di tengah tengah mereka

"akhirnya keluar juga lo" ujar salah seorang dari mereka

"dasar pengecut" lanjut  yang lain

"pengecut?" tanya rafka dan senyum tipis terukir di bibirnya membuat Aletta jadi salting sendiri

"berani  keroyokan itu emang pengecut namanya" lanjut rafka

"emang lo doang yang bisa keroyokan? Kita juga bisa" sahut salah satu dari mereka

"gw? Keroyokan? Sorry aja, gw bukan banci kayak kalian" jawab rafka santai

"bangsat!! Serang dia" perintah ketua mereka, sepertinya

Mereka secara bersamaan melawan rafka, pada awalnya rafka masih bisa mengimbangi mereka. Tapi lama kelamaan sepertinya rafka mulai kelelahan sendirian menghajar mereka

Rafka terjatuh dengan beberapa memar diwajahnya, ketua mereka tadi berdiri tepat dihadapan rafka sehingga Aletta dengan jelas dapat melihat wajah pria itu

"lain kali jangan sok jago, mental tempe jangan sok keras" ujar sang ketua sambil menampar nampar pelan pipi rafka, karena tidak terima. Rafka meludahi pria tersebut tepat diwajahnya

"itu cocok untuk lo" ujar rafka yang memiliki luka paling banyak

"anjing lo!!" bentak pri tersebut lalu mengambil balok kayu dan akan memukulkan itu pada rafka

"reza!!!" teriakan Aletta berhasil menghentikan gerakan ketua tadi

"a-Aletta?" tanya ketua yang dipanggil reza oleh Aletta

Aletta membantu rafka agar bisa berdiri, lalu menatap reza dengan tatapan yang sangat tajam

"lo" Aletta menunjuk reza tepat di depan hidungnya yang diludahi rafka "otak lo dimana? Dasar banci, beraninya main keroyokan lo. Kalau berani sini, lawan gw" tantang Aletta tanpa rasa takut

"Aletta, k-kamu. Aku kangen kamu ta" reza lansung memeluk Aletta, rafka yang melihat itu mengepalkan tanganya dan akan melayangkan tinjuan pada reza, namun Aletta lebih dulu mendorong reza

"lo bisa jauh jauh gak?" tanya Aletta

"kamu kenapa ta? Ini aku, aku reza kamu" ujar reza memegang tangan Aletta tapi lansung ditepis kasar oleh Aletta

"gw bukan punya lo. Dia" Aletta menunjuk rafka "orang yang udah lo gebukin habis habisan adalah suami gw" ujar Aletta membuat reza kaget

"apa? D-dia? Dia suami kamu? Kamu pasti bohongkan ta, ini gak lucu ta. Dalam hubungan kita belum ada kata akhir dan gak akan pernah ada kata akhir" tegas reza

"kalau gitu sekarang gw akan bikin kata akhir itu" ujar Aletta

"gak! Aku gak akan terima, aku akan lakukan apapun supaya kamu balik lagi sama aku,kita akan sama sama lagi kayak dulu" ujar reza

"itu gak akan pernah bisa, karena gw, suami gw dan anak yang gw kandungan sudah hidup bahagia, dan kami gak butuh duri kayak lo" ujar Aletta refleks rafka menatapnya dengan tatapan tanya dan melirik perut Aletta yang datar

'a-anak? Aletta hamil? kapan gw bikinnya?" batin rafka

"a-anak? Ta, kamu serius?" tanya reza kurang percaya

"lo gak percaya gw lagi hamil? Atau mau ikut gw ke dokter untuk cek kandungan?" tanya Aletta tanpa rasa takut sedikitpun

Hening, tidak ada jawaban. Reza masih tidak percaya dengan apa yang terjadi, Aletta masih menantikan jawaban reza, rafka masih memikirkan tentang kehamilan Aletta, sedangkan yang lain masih memperhatikan drama cinta segi tiga didepan mereka

"kita balik" ucap reza tiba tiba, lalu pergi dengan kecepatan tertinggi memecah jalanan

"lo ngapain keluar? Udah gw bilang lo belum boleh mati, sebelum lo bertanggung jawab atas dosa dosa lo" omel Aletta membawa rafka ke dalam mobil lalu dia duduk di tempat kemudi

Sedangkan rafka masih bergulat dengan pikirannya, dan memperhatikan perut datar Aletta yang tentunya terbungkus baju


Sabtu
5 februari 2022

Rafka Untuk Aletta (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang