"la, lo kenapa? Kalau Gw ada salah bilang, jangan gini" ola sedari tadi hanya sibuk dengan hp nya dan mengabaikan ana yang berbicara panjang lebar. Bahkan saat ana baru datang tadi, ola menatapnya dengan tatapan sinis
"areola tinessa lo kenapa sih? Lo jangan kayak anak anak gini dong!!!" kesal ana karena ola masih tidak menanggapinya
"lo bisa diam gak? Berisik anjing!!" bentak ola pada ana yang duduk di sebelahnya
"lo itu kenapa sih?!! Jangan kekanakan deh gaya lo, malu sama umur" ujar ana setengah bercanda
"maksud lo apa?" tanya ola sedikit mendorong bahu ana
"eh! Lo santai dong, jangan dorong dorong juga" ana membalas dorongan ola sedikit lebih kasar
"mau lo apasih?" tanya ola menatap ana tajam
"mau gw? Maksud lo apa la? Lo kenapa gini sih? Lupa minum obat ya? Makanya kambuh penyakit lo" kekeh ana. Candaan seperti ini sudah biasa bagi mereka, tapi entah kenapa ola sangat sensitif hari ini
"maksud lo apa bangsat? Lo ngatain gw gila?" tanya ola mendorong ana hingga ana hampir saja terjatuh, untung saja rafka yang mengantar Aletta ke kelasnya menangkap ana. Hal tersebut mengambil alih perhatian murid di kelas tersebut dan kelas kelas sebelah
"kamu gakpapa?" tanya rafka khawatir pada ana
"a-aku gapapa kak, makasih" ucap ana dan segera menjauh dari rafka
Rafka menatap ola tajam, lalu maju tepat disamping ola
"sekali lagi lo sentuh ana. Maka, jangan harap lo bisa lihat matahari lagi besok" ujar rafka datar. Orang orang yang melihat itu seketika merinding, aura yang dipancarkan rafka sangatlah dingin
Sebelum pergi rafka melirik ana sekilas memastikan ana baik baik saja
"lo kanapa dorong ana la?" tanya Aletta hati hati setelah kepergian rafka
"bela aja dia terus" sinis ola lalu pergi entah kemana
"apa kalian lihat lihat? Bubar semuanya!! Suka bangat kepo sama urusan orang!" sentak Aletta pada murid murid yang mengerubungi kelasnya
Aletta menarik tangan ana menuju taman belakang sekolah. Banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada ana sekarang, masa bodo dengan bel sekolah yang baru saja berbunyi
"lo ada masalah apa sama ola?" tanya Aletta pada ana yang dari tadi hanya diam setelah di dorong ola
"tadi waktu baru datang ke sekolah gw lihat ola lagi main hp. Gw pengen cerita ke kalian kalau mama gw mau nikah lagi, dan tadi pagi gw diantar calon abang tiri gw. Tapi ola cuma diam aja, karna kesal gw bilang dia kayak anak anak. Trus dia marah dan akhirnya kayak yang lo lihat ini" jelas ana
"kabar bagus dong kalau mama lo mau nikah lagi. Mungkin aja ola lagi gak enak badan atau bedaknya habis, makanya malas dia dengerin ocehan lo yang gak habis habis kayak masalah hidupnya" kekeh Aletta menghibur ana
"bisa aek lo jubaedah" ujar ana memeluk Aletta
"lo jangan sedih lagi, ntar dia di suap dengan make up keluaran terbaru lansung tergiur"
💫💫💫
"gimana latihan lo?" tanya Aletta saat berpapasan jalan dengan al
"ya gitu, karena bentar lagi mau lomba kami latihan sampai malam" jawab al
"gw yakin lo pasti menang" ujar Aletta memukul kecil lengan al
"amiin, makasih ta do'a nya" ujar al
"kok makasih doang?" tanya Aletta yang mendapat tatapan tanya dari al
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Fiksi Remajacerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...