"Rafka?" Tia memastikan agar tidak salah orang. Melihat laki-laki tersebut mengangguk kecil, membuat senyum terbit dibibirnya.
Kening Tia berkerut samar saat melihat tangan besar rafka menggenggam tangan mungil Aletta. "Kamu datang bareng Aletta?" Tanya Tia penasaran yang dibalas anggukan oleh rafka "kalian saudara?" Tebakan Tia kali ini tampaknya salah, karena rafka lansung menggeleng cepat
"Dia is-"
"Kita sepupu jauh" Potong Aletta cepat lalu melepaskan genggaman tangan rafka dan mendekat pada Tia "boleh kan kak kita jenguk raya?" Tanya Aletta lagi
Tia tampak berpikir sebentar sebelum akhirnya mempersilahkan mereka masuk. "Raya ada dikamarnya, kamu gak lupakan dimana kamarnya?" Mendapat pertanyaan seperti itu tentu saja Aletta lansung menggelengkan kepalanya
"Aku ingat kok, aku duluan ya kak" Pamit Aletta yang akan berjalan tapi terhenti oleh suara raya
"Ajak rafka juga" Ujar Tia pada Aletta, lalu beralih menatap rafka "Raya beberapa hari ini sering nanyain kamu" Beritahu Tia
"Aku disini aja kak. Gak enak masuk kamar cewek" Ujar rafka dengan ekspresi datar dan sedikit merasa canggung
"Raya kan bukan orang asing. Ikut aja, lagian juga ada Aletta kok" Karena tidak enak rafka mengangguk canggung dan berjalan bersama Aletta menuju kamar raya
"Hai sepupu" Sapa rafka saat mereka sudah jauh dari posisi raya. Tapi tunggu, sepertinya itu bukan sapaan melainkan sindiran
"Ya sepupu, kenapa?" Sial, Aletta ternyata se ngeselin ini
Baru saja rafka akan mengatakan sesuatu, tapi Aletta sudah lebih dulu membuka pintu kamar raya. Disana terlihat raya sedang melamun di sofa tunggal
"Hai raya" Sapa Aletta dengan mata berkaca kaca
Rafka menatap ke sekeliling kamar raya. Disana banyak fotonya dan Aletta. Ada beberapa foto yang mengalihkan atensi rafka, foto yang tertempel di dinding samping meja belajar
Rafka mendekat, disana banyak terdapat foto nya. Ya! Itu adalah fotonya yang diambil secara diam-diam.
Di sisi lain, Aletta mendekat dan berjongkok di depan raya. "Raya, lo apa kabar?" Tanya Aletta dengan mata berkaca kaca
Raya masih melamun entah memikirkan apa, membuat Aletta kembali dihantui rasa bersalah. Andai saja saat itu ia yang pergi, mungkin saat ini keadaannya pasti jauh berbeda
Rafka berjalan pelan menuju Aletta, membantu Aletta berdiri, dan membawa Aletta ke pelukannya.
"Kita kembali lagi besok ya? Ini udah malam, kasihan dio sendirian di rumah" Rafka coba membujuk Aletta pulang. Ia sadar mereka baru saja datang, tapi jujur setelah melihat fotonya yang diambil secara diam-diam membuat ia enggan berlama disini
"Kak rafka" Raya mengeluarkan suaranya. Matanya yang awal menatap kosong ke depan, sekarang berbinar saat melihat wajah rafka. Raya juga sadar dari lamunannya saat mendengar suara rafka
Aletta akan mengatakan sesuatu karena bahagia, tapi ucapannya terpotong ketika raya berdiri dan lansung memisahkan pelukannya dan rafka lalu memeluk rafka dengan sangat erat
"Raya?" Guman Aletta tak percaya
"Lepas" Rafka berujar dingin saat merasakan raya semakin mengeratkan pelukannya
"Lepas atau gw dorong?" Tanya rafka datar, tapi beberapa detik tidak ada jawaban. Dengan kesal rafka mendorong raya dengan kasar hingga raya terjatuh ke lantai
"Rafka! Lo apa apaan sih?!" Aletta menaikan nada suaranya dan membantu raya berdiri
"Aletta" Panggil raya saat baru menyadari keberadaan Aletta "kamu kenapa disini? Ini malam pernikahan aku sama kak rafka" Ujar raya sedikit kesal
"Lo gila?" Tanya rafka tak habis fikir
"Anak kita dimana kak?" Raya mulai bersikap aneh. Ia mengambil guling di kasurnya lalu memeluknya seperti memeluk seorang anak "kak, anak kita siapa namanya?" Tanya raya sambil mencium guling tersebut layaknya seorang bayi
Rafka akan mengeluarkan kata kata pedasnya, tapi lansung dipotong oleh Aletta
"Anak lo lucu bangat, berapa umurnya?" Tanya Aletta yang mengelus guling tersebut. Air matanya dengan lancang keluar, dan segera ia hapus kasar
"LO NGAPAIN DISINI?" Teriak raya tiba-tiba saat Aletta mengelus 'anaknya' "LO JAHAT! PERGI SANA! JAHAT! DASAR JAHAT LO" Raya tanpa perasaan memukul mukul Aletta dengan guling yang ia anggap anak tersebut
"Berenti!" Tegas rafka yang saat ini melindungi Aletta dengan cara memeluk istri kecilnya itu yang sedang di serang oleh raya
"Dasar cewek gila! Lo bisa tenang gak?!!" Bentak rafka emosi saat raya berhasil memukul kepala Aletta. Rafka merebut guling tersebut lalu melemparkannya pada raya hingga raya terjatuh karena merasa sedikit pusing saat bantal itu mengenai kepalanya
"Raya, lo gapapa kan?" Aletta mendekat hendak membantu raya, tapi tangannya ditahan oleh rafka.
"Kita pulang sekarang" Tegas rafka tanpa ingin dibantah. Aletta menatap memohon pada rafka agar membiarkan ia membantu raya yang saat ini sedang menatap mereka seperti anak usia tiga tahun yang sedang melihat orang tuanya
"Dia udah lancang mukul istri gw" Rafka berujar dingin sambil melirik tajam pada raya yang saat ini benar benar terlihat lugu "untung gila, kalau gak udah gw mutilasi" Lanjut rafka
"Aku mau disini bentar aja" Aletta masih berusaha melepaskan tangannya dari rafka. Tapi rafka sepertinya lebih kuat darinya
"Jalan atau gw gendong?" Bukannya memenuhi permintaan Aletta, rafka malah memberinya ancam. Aletta hendak protes, tapi ia sudah lebih dulu digendong rafka seperti menggendong beras "kalau mau digendong bilang, jangan diam aja"
Sabtu
18 maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Teen Fictioncerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...