Wanda saat ini tengah asik menonton TV di kamarnya. Suaminya, andre belum pulang. Jadi ia memutuskan untuk menonton TV menunggu suaminya
Saat tengah fokus dengan TV di depannya, atensi Wanda teralihkan pada HP nya yang menampilkan panggilan dari nomor tidak dikenal
Wanda menggeser tombol berwarna hijau ke atas, dan panggilan pun tersambung
"Siapa?" Tanya Wanda saat panggilan tersambung
Hening untuk sejenak, sebelum terdengar suara disebrang sana milik seorang perempuan
"Kak"
"I-ini siapa?" Tangan Wanda mendadak berkeringat saat mendengar suara yang familiar itu
"Ini aku, eliza"
"Ada apa? K-kenapa anda menelfon saya dan mengirim pesan pada putri saya" Wanda berusaha menahan gugupnya. Tanpa diberitahu pun, ia tahun bahwa yang mengirim pesan pada Aletta beberapa hari lalu adalah eliza
"Penyakit aku semakin parah kak. Aku gak tau berapa lama lagi waktu aku. Izinin aku ketemu Aletta sekali aja" Suara eliza terdengar begitu lemah dan gemetar
"Dimana anda tinggal?"
"Aku sekarang di rumah sakit sejahtera lantai delapan unit VIP. Kakak janji kan akan datang dengan Aletta?"
"Jika saya tidak sibuk" Jawab Wanda terkesan cuek tapi berbeda dengan hatinya yang terus berjanji akan datang kesana "apa suami anda mengurus anda?"
"Mas erson mengurus aku dengan sangat baik, bintang juga sangat menyayangi ku walaupun aku ibu sambungnya. Aku bahagia disini, kakak gak perlu khawatir"
"Jika anda bahagia, kenapa anda masih mengincar anak saya?"
Terdengar suara helaan nafas yang cukup panjang di sebrang sana. Wanda menyesali perkataannya tapi tidak berniat memperbaiki nya.
"Aku pengen lihat putriku sebelum aku dipanggil Tuhan. Aku tidak pernah melihat wajah putri ku walaupun hanya beberapa detik. Aku mengandungnya sembilan bulan. Tapi saat dia lahir di dunia ini, aku tidak bisa melihatnya. Apakah didetik terakhir hidupku aku tetap tidak boleh melihat putri ku kak? Apa dosaku sebesar itu sampai hukumannya se menyakitkan ini?"
Wanda menggenggam erat ponselnya saat mendengar suara eliza yang bergetar dan manahan tangis. Air matanya tanpa izin mengalir begitu saja. Detik berikutnya, Wanda segera mengakhiri panggilan itu
...
Rafka menggelengkan kepalanya saat melihat Aletta yang sibuk berfoto menggunakan HP nya. Rafka tidak keberatan dengan itu, lagian isi galeri rafka hanya beberapa foto papan tulis yang ful dengan berbagai rumus. Jadi biarkan saja Aletta memenuhi galeri nya dengan foto gadis itu
"Rafka! Sini!! Kita foto berdua" Teriak Aletta penuh semangat. Rafka tersenyum kecil dan berjalan mendekat ke arah Aletta
Aletta mulai mengambil beberapa foto. Setiap foto yang ia ambil, Aletta selalu mengganti gayanya. Berbeda dengan rafka yang hanya menggunakan satu gaya, yaitu memamerkan jempol
"Lucu banget gak sieeee. Tudungnya pake dong biar keliatan telinga pandanya"
Lagi lagi rafka hanya bisa tersenyum saat Aletta menutup kepalanya dengan tudung hoodie berbentuk panda
"Ayo foto lagi" Ajak Aletta yang sudah siap dengan gaya berikutnya
"Lo gak mau makan dulu? Gw lapar" Potong rafka cepat sebelum Aletta mulai berfoto kembali
"Gw juga lapar nih. Tapi gw maunya jajanan disini aja, gak mau makan makanan yang berat berat. Ntar cepat kenyangnya"
Rafka menyentil kecil dahi Aletta karena gemas "orang makan biar kenyang"
"Ihhh kak rafka sakit tau" Aletta mengusap dahinya yang menjadi korban rafka "gw mau telur gulung dulu sebagai makanan pembukaannya" Aletta meninggalkan rafka begitu saja dan berjalan santai menuju penjual telur gulung
"Bang telur gulung nya sepuluh" Pesan Aletta pada bapak bapak yang jualan telur gulung
"Oke neng, tunggu bentar ya" Ujar bapak itu dan mulai membuatkan pesanan Aletta
"Kebiasaan banget ninggalin suami" Guman rafka pelan saat baru sampai di tempat Aletta
"Siapa suruh jalan kayak siput" Ledek Aletta yang membuat rafka mendengus kesal
"Ini neng, totalnya 20 rebu yang neng" Bapak itu memberikan 10 tusuk telur gulung pada Aletta yang disambut dengan bahagia
"Makasih pak, dia yang bayar ya" Ujar Aletta melirik pada rafka lalu segera pergi dari sana
Rafka geleng kepala melihat kelakuan Aletta. Ia membuka dompetnya dan hanya menemukan beberapa lembar uang berwarna merah dan beberapa lembar uang berwarna biru. Jangan lupakan black card dan beberapa kartu ATM lainnya
Rafka memberi bapak tadi uang berwarna biru "kembaliannya untuk anak bapak aja, makasih ya pak" Ujar rafka dengan sopan lalu pergi menyusul Aletta yang saat ini sedang memesan bakso bakar
"Bang kuahnya banyakin itu" Pinta Aletta saat melihat abang abang bakso bakar hanya memberikan sedikit kuah
"Ini udah banyak neng" Ujar abang itu dan memberikan 10 tusuk bakso bakar "totalnya 20 ribu neng" Ujar abang tersebut
"Bentar bang. Itu cowok ganteng yang jalan ke arah sini ATM saya, minta aja ke dia nanti ya saya mau belik cilok dulu" Ujar Aletta dan berniat pergi tapi ditahan abang tadi
"Jangan pergi dulu atuh neng. Ntar kalau neng bohong bisa rugi saya" Ujar abang bakso bakar tadi
Aletta memutar bola matanya malas "KAK RAFKA!! CEPAT KESINI GW KANGEN" Teriak Aletta dengan tidak tau malunya di tempat yang rame ini
Lagi lagi rafka hanya mampu tersenyum melihat semua tingkah Aletta.
"Totalnya 20 ribu" Ujar Aletta lalu berniat berjalan kembali menuju penjual cilok, tapi tudung hoodie nya ditahan oleh rafka
"Ambil aja kembaliannya bang" Ujar rafka lalu menyeret tudung hoodie Aletta menuju tempat mobilnya diparkiran
"Ihhh rafka lepasssss" Rengek aletta berusaha melepaskan diri tapi sia sia. Rafka menggendong Aletta dan mendudukkan nya di atas mobil
"Lo gak capek mondar mandir terus?" Tanya rafka yang berada tepat di depan Aletta membuat Aletta jadi salah tingkah
"Gw cuma mau jajan" Ujar Aletta sambil membuang muka karena salting dengan posisi rafka yang begitu dekat dengannya
"Habisin ini dulu, nanti kalau kurang kita beli lagi" Aletta mengangguk patuh pada ucapan rafka
"Gw lupa beli minum. Minta uang dong gw mau beli minum" Aletta mengulurkan tangannya seperti anak SD yang meminta uang saku pada orang tuanya
"Biar gw aja yang beli. Lo tunggu disini" Rafka mengacak-acak rambut Aletta yang sedang asik memakan telur gulungnya
Rafka berlari kecil menuju salah satu warung yang tidak terlalu jauh dari sana "buk air mineral nya dua yang enggak dingin"
"Bentar ya mas, yang gak dingin ada didalam saya ambil dulu" Rafka mengangguk sopan sebagai jawaban
Rafka memperhatikan sekitarnya. Banyak orang yang berlari ke satu arah, tempat ia memarkirkan mobilnya tadi. Entah kenapa melihat orang orang berlari ke arah sana, perasaan rafka menjadi tidak enak
"Permisi pak ada apa ya?" Tanya rafka saat berhasil menghentikan bapak bapak yang sedang berlari
"Itu mas, disana ada truk yang remnya blong dan nabrak mobil sport yang lagi parkir. Katanya sih di atas mobil itu ada cewek yang lagi makan" Jelas bapak bapak tadi
Untuk seketika rafka membatu, bahkan bernafas pun sulit rasanya. Jantung rafka berdetak dua kali lebih cepat. Keringat dingin mulai keluar
Rafka berusaha mengendalikan dirinya lalu segera berlari dengan sekuat tenaga menuju tempat Aletta.
Kaki rafka terasa semakin lemas saat melihat di tempat ia memarkirkan mobil tadi sudah penuh di kerumuni orang orang
Rafka berusaha menerobos kerumunan itu dan seketika ia terduduk di aspal dan bahkan lupa cara untuk bernafas saat melihat Aletta dalam kondisi jauh dari kata baik
Sabtu
15 april 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Teen Fictioncerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...