Sudah dua hari sejak kepergian agustian, tapi rasa duka masih menyelimuti istri, mantu, dan ank anaknya. Dua hari yang lalu lika juga baru tau kalau anak sulungnya sekaligus putri satu satunya ternyata menderita penyakit yang sangat serius
Selama dua hari terakhir ini lika sudah memikirkan matang matang tentang ke depannya. Dan sekarang, disini, di meja makan ini. Lika akan memberi tahu anak anaknya tentang keputusannya itu
"bunda mau bilang sesutu" ujar lika memecah keheningan
"apa bun?" tanya dio si bungsu
"bunda sudah memutuskan akan ikut lia ke london" ujar lika
"ha? Bunda ngapain ikut aku? No no no. Aku bisa sendiri kok, selama ini aku juga sendiri" tolak chika
"gak bisa! Penyakit kamu gak bisa di anggap remeh lia" tegas lika
"lio setuju sama bunda, lo gak boleh tinggal sendiri dengan Kondisi lo kayak gitu" ujar rafka
"tap-"
"apa lo? Lo mau ngomong tapi tapi-an? Gak akan mempan, udah deh anak pungut nurut aja" potong dio
"lo yang anak pungut" sentak chika
"lo yang anak pungut, udah anak pungut, jelek. Mana hiung lo bolong lagi" ledek dio
"jangan sampai ni sendok gw lempar ke muka lo yang mirip pantat monyet itu!" ancam chika
Di tengah keributan kecil itu, rafka yang duduk di sebelah aletta pura pura mengambil air yang berada di samping aletta. Di saat semuanya lengah rafka melancarkan aksinya dan memegang tanga aletta
Aletta yang kaget reflek melihat ke arah tangannya lalu melihat pada si pemilik tangan yang tampak cuek dan melanjutkan makannya dengan santai. Melihat itu aletta juga melanjutkan makannya dan tidak bisa menahan senyum saat tangan rafka sesekali mengelus tangannya
"lo pikir gw takut? Gw juga bisa lempar ni meja ke lo" balas dio
"gw bisa lempar mobil ke wajah lo"
"gw bisa lempar rumah ke wajah lo"
"Gw bisa lempar himalaya ke wajah lo"
"gw bisa lempar bumi ke wajah lo"
"gw bisa lempar venus ke wajah lo"
"gw bisa lempar matahari ke wajah lo"
"gw bisa lempar tata surya ke wajah lo"
"gw bisa lempar lobang hitam kewajah lo"
"GW BISA LEMPAR LO BERDUA DARI RUMAH INI!!!" teriak lika frustrasi mendengar perdebatan tidak masuk akal kedua anaknya itu
"lo semua bisa dengarin gw ngomong gak?" tanya lika
"anjirr mak mak pacebok emang gak ada lawan" guman dio
"apa kata kamu dio?" tanya lika yang mendengar guman-an dio tadi
"bundaa makin cantik aja" puji dio mengalihkan topik
"sekarang serius! Saat bunda dan lia di london, kalian harus bisa mengambil alih perusahaan. Terutama kamu lio, kamu udah belajar banyak dari almarhum ayah kamu. Jadi bunda harap kamu bisa menangani perusahaan ayah kamu" ujar lika serius
"ayolah bun, aku gak tertarik sama perusahaan perusahaan gitu, cita cita aku jadi hacker minimal mafia gitu. Pokoknya yang keren dan menantang. Aku gak suka duduk seharian di depan laptop" ujar dio
"anak pungut lo nurut aja bisa gak?" sentak chika
"oke karna tidak ada pertanyaan. Jadi bunda rasa semuanya setuju dan HA RUS SE TU JU" ujar lika seolah tidak mendengar keluhan putranya itu
"bunda aku boleh nanya gak?" tanya aletta tiba tiba
"apa sayang?" tanya lika
"maaf sebelumnya bun, kalau boleh tau ayah meninggal karna apa ya?" tanya aletta sedikit ragu karna takut mengukit luka yang mulai pudar
"sama bun, aku juga mau tau" ujar chika
"sebenarnya ayah kalian meninggal karna kecelakaan, tapi bunda gak yakin itu murni kecelakaan. Beberapa jam sebelum bunda dapat telfon dari polisi, ayah kalian sempat telfon bunda. Dia bilang 'kacang bubur bayi kotor' belum sempat bunda nanya maksudnya, tiba tiba panggilannya udah dimatiin gitu aja dan saat bunda hubungi lagi udah gak aktif" jelas lika
"aku yakin ayah di bunuh, dan 'kacang bubur bayi kotor' adalah petunjuk yang sengaja ditinggalkan ayah" ujar aletta percaya diri
"aletta, bunda tau kamu detektif kepolisian. Tapi bunda mohon sama kamu untuk jangan mencari tau masalah ini. sepertinya 'mereka' bukan orang biasa" ujar lika memberi nasehat
"gak bun, ayah harus dapat keadilan" tegas aletta
"tapi nyawa kamu bisa dalam bahaya" ujar lika tak kalah tegas
"sekarang bunda istirahat aja ya, ntar biar lio yang jelasin ke aletta. Lia tolong bawa bunda ke dalam" pinta rafka
"yaudah bunda istirahat dulu, kalian juga istirahat besok kalian harus mulai sekolah" ujar lika duduk dari kursinya dan pergi menuju kamar bersama chika
"kakak ipar detektif, gw ikut ya dalam misi lo" pinta dio saat lika sudah tidak terlihat lagi
"lo gak dengar apa kata bunda? Ini bahaya" ujar rafka datar
"gw udah biasa sama kasus kaya gini" ujar aletta
"nah betul itu, kakak ipar gw kan udah pro. Jadi gw ikut ya kak plisssss" pinta dio lagi
"bunda bilang ini bahaya, makanya gw harus ikut untuk ngelindungi kalian" ujar rafka datar
"kalau mau ikut bilang aja" ujar aletta gemas dan mencubit pipi rafka dengan tangan satu lagi yang tidak dipegang oleh rafka
"jangan dicubit dong yang. Ciumm" pinta rafka
"ihhh apaan sih" ujar aletta malu malu bangsat
"woiii bangsat! Gak usah mesra mesraan di depan gw anjing. Pake pegangan tanga segala lagi. Kalau mau mesra mesraan sana dikamar!! Ini pembullyan terhadap jomblo namanya!!" maki dio melihat dua bucin tak tau tempat ini
Selasa
14 februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Подростковая литератураcerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...