flashback
Setelah Aletta pergi al di panggil oleh pak gibran untuk membicarakan lomba basket yang akan di adakan. Rafka menatap malas bekal yang diberikan Aletta
Rafka akan membuang kota tersebut,namun tangannya di tahan oleh seseorang
"jangan dibuang kak" pinta orang tersebut
"aku tadi lihat semuanya" lanjutnya
"anatasya?" kaget rafka
"Aletta udah masakin ini penuh cinta dan kasih sayang, jangan dibuang" pinta ana lagi
"dia cuma caper" jawab rafka datar
"emang aneh ya kalau istri mencari perhatian suaminya?" tanya ana
"ana, aku menikahi Aletta karena terpaksa, aku cuma mau kamu" ujar rafka menatap mata ana dengan tatapan lembut
"berhenti lihat kebelakang kak. Masa depan kak rafka itu Aletta, seseorang akan sadar betapa pentingnya orang itu ketika orang itu udah pergi" ucap ana
"penyesalan datang di akhir kak, bukan di awal. Jangan sampai kak rafka nyesal setelah kehilangan Aletta nanti. Aku yakin kalau Aletta itu belum memiliki perasaan apapun ke kak rafka, tapi dia berusaha memberi harapan untuk hubungan yang kalian janjikan di depan tuhan. jika dia bisa, kak rafka gak punya alasan untuk gak bisa" jelas ana lalu pergi meninggalkan rafka
Rafka menghembuskan nafasnya kasar
'gw harus bisa Ikhlasin ana dan menerima Aletta' batin rafka pasrah, toh tidak ada salahnya dia untuk mencoba
flashback off
"gw kesini pengen makan ini sama lo" jawab rafka memberikan kotak bekalnya
Ting Ting Ting
(bel masuk)"yahhh udah masuk kak, kita cabut aja yuk" ajak Aletta dengan penuh harapan
"mau dikelurin dari sekolah lagi?" tanya rafka datar dan berjalan menuju kelasnya tidak lupa menyeret Aletta
💫💫💫
"hai ray, gimana kabar lo?" tanya Aletta pada seseorang perempuan yang terbaring di atas kasur rumah sakit
"gw bawain bunga untuk lo" Aletta meletakkan bunga yang dia bawa di samping sahabatnya yang bernama raya
"lo gak capek tiduran terus?" tanya Aletta tapi tak ada jawaban apa pun
"mimpi lo indah bangat ya? Sampai gak mau bangun dan ninggalin gw sendiri?" air mata yang sedari tadi Aletta tahan tiba tiba meluncur tanpa izin
"maafin gw ray, andai aja waktu itu yang kalah gw. Dan gw yang pergi beli seblak itu, dan gw yang lewat di jalan itu, dan gw yang bertemu rafka dimalam itu. Pasti sekarang gw yang lagi bobo cantik disini" Aletta benar benar tidak bisa menahan air matanya saat ini saat mengingat malam yang gelap itu
"Tapi lo tenang aja, gw akan balasin dendam lo. Gw pastiin dia akan mendapatkan hukuman yang setimpal. Itu janji gw ray" Aletta menggenggam erat tangan raya
"maafin gw ray karna gak bisa selamatin anak lo. Gw udah berusaha, tapi bagaimanapun kakak lo lebih berhak dari pada gw" Aletta menghapus air matanya, karena dia gak bisa lebih lama lagi disini
"ray, bulan besok gw balik lagi ya. Gw harap saat itu lo udah bangun dan ceritain ke gw mimpi lo selama tidur disini" Aletta tersenyum pada raya lalu segera pergi
Setiap bulan Aletta memang selalu menemui sahabatnya yang sudah koma hampir 3 tahun. Dan saat datang kata kata yang diucapkan selalu itu, tidak pernah berubah satu kata pun
Aletta keluar dari ruangan bernuansa putih tersebut, saat berjalan di lorong rumah sakit yang cukup rame Aletta melihat angga yang sedang menuju ke ruangan khusus penyakit kanker
Entah kenapa kakinya melangkah mengikuti angga, walaupun dia dan angga selalu ribut dan angga yang selalu terkesan sinis dan benci padanya, tapi Aletta tetap khawatir pada angga. Apakah angga sakit kanker?
Pertanyaan itu terus mengalir dipikiran Aletta, hingga tanpa sadar dia sudah berada tepat di depan sebuah ruangan rawat inap khusus penderita kanker
"hai kek, kakek udah makan?" sapa angga pada seorang laki laki yang sudah tua di hadapannya
"kakek udah kenyang" jawab pria yang dipanggil kakek oleh angga
"kakek kan belum makan, gimana bisa kenyang? Makan dulu ya kek. Dikit aja" bujuk angga
"kamu ini keras kepala" kekeh kakek angga
"kan nular dari kakek" jawab angga menyuapi kakeknya
Aletta yang melihat dan mendengar semua itu dengan jelas menjadi terharu, andai saja dia juga memiliki seorang kakek. Pasti dia juga akan menyayangi kakeknya dan mendapatkan kasih sayang dari kakek
Tapi jika dia memilik kakek, apakah kakeknya akan sayang padanya? Atau malah membencinya seperti kedua orangtuanya
"aletta?" panggil angga dari dalam ruangan, yang membuat Aletta kaget dari lamunannya
"a-angga? Sorry gw salah ruangan, gw pikir ini ruangan tante gw yang lagi sakit" bohong Aletta
"tante lo sakit?" tanya angga
"iya, tan-tante gw itu apa namanya ngelahirin" jawab Aletta asal
"berarti claudia bakal punya adek?" tanya angga, sepertinya angga kurang percaya dengan ucapan Aletta
"i-iya, eh btw lo ngapain disini?" tanya Aletta
"lo gak lihat kakek gw dirawat disini?" tanya angga sinis
Aletta masuk kedalam ingin menemui kakek angga, tapi terhenti oleh suara angga
"lo gak boleh masuk" tegas angga
"emang kenapa?" tanya Aletta dengan polosnya yang membuat kadar imutnya naik drastis
Angga tidak ingin membuang buang waktu dan lansung menutup pintu ruangan tersebut dan menguncinya agar Aletta tidak masuk
Kakek angga dari tadi hanya diam, karna dia tau apa yang dirasakan angga
"salah gw apa coba?" tanya Aletta heran
Minggu
16 januari 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Novela Juvenilcerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...