mama??

80 4 0
                                    

Aletta mengerjabkan matanya perlahan saat sinar cahaya matahari membangunkan tidur nyamannya. Aletta membuka matanya dan melihat wajah rafka yang begitu dekat dengannya.

Aletta menyadari sesuatu, ada yang aneh. Entah kenapa ia merasakan ada tangan dan kaki yang memeluknya.

"AAAAAAAAAAAA" teriak Aletta saat menyadari rafka yang memeluknya begitu erat

"Ada apa? Ada gempa?" Tanya rafka kaget dan reflek duduk saat mendengar teriakan Aletta

"RAFKA LO NGAPAIN PELUK GW? LO PASTI AMBIL KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN! MAMA ANAK MU GAK SUCI LAGI" Teriak Aletta dramatis sambil menggulung selimut untuk menutupi tubuhnya

Rafka memutar bola matanya malas. Lalu menyentil dahi Aletta pelan. "Jangan mikir kemana mana dulu. Kamu yang duluan peluk aku"

"Ih jangan fitnah ya!" Bentak Aletta tak Terima. Karena seingatnya ia tidak memeluk rafka

"Siapa yang fitnah? Lo lupa yang tadi pagi?"

"Tadi pagi?" Aletta tampak berpikir sebentar sebelum menjawab "habis bunyi alarm dan mohon agar kita libur. Habis itu kita tidurkan?"

Melihat Aletta yang menjawab ragu. Sebuah ide terlintas di otak rafka. Ia berdecak kesal "lo lupa sama momen yang pentingnya?" Rafka menginterogasi

"Momen penting apa?" Tanya Aletta sedikit takut

"Kan habis itu lo kebangun lagi dan peluk gw. Lo juga maksa gw untuk meluk lo. Lo bahkan cium gw. Dan yang paling parahnya habis itu.... Ah gw gak sanggup ceritainya" Dasar otak licik. Saat ini Aletta penasaran setengah mati karena cerita setengah dari si otak licik rafka

"Habis itu kenapa?" Tanya Aletta takut "g-gw gak pernah meluk dan cium lo" Tegas cewek itu, tapi tidak dengan suaranya yang sedikit merasa gugup

"Lo ngelakuin itu Aletta. Dan habis itu gw... " Lagi lagi rafka menggantung ucapannya. Karena kesal Aletta melemparnya dengan bantal

"Jangan stengah stengah" Kesal Aletta

Rafka sedikit meringis saat bantal itu mengenai kepalanya. Rafka berdiri mengambil handuk lalu kembali berjalan hingga berdiri di hadapan Aletta

"Maaf, Habis itu gw khilaf. Semoga anak pertama kita cewek" Rafka mengatakan itu dengan ekspresi yang sangat mendalami peran. Seolah-olah itu adalah benar. Dengan langkah lesu yang dibuat buat, ia masuk kekamar mandi meninggalkan Aletta yang mematung

"M-maksudnya gimana? K-khilaf? Anak?" Aletta yang lugu saat ini melamun memikirkan nasibnya untuk kedepan setelah termakan kebohongan rafka.

Disisi lain. Rafka sedang tersnyum puas dalam kamar mandi saat melihat ekspresi kaget Aletta.

Istri kecilnya itu terlalu lugu. Semoga saja jika ada yang menawarkan permen dijalan tidak ia Terima

Aletta menggelengkan kepalanya beberapa kali. Rafka sialan. Ia ingat, mereka setelah itu tidur dan tidak terjadi apa apa.

Aletta mengambil hpnya di nakas dan melihat jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang.

Aletta membuka media sosialnya. Matanya lansung membulat saat isi berandanya full dengan berita

"seorang pengusaha berinisial f saat ini sedang menjadi tahanan rumah karena diduga, seluruh produk makanan bayi yang ia jual mengandung bahan yang berbahaya. Diduga produk terbarunya yaitu bubur bayi rasa kacang hijau mengandung narkoba yang dapat membuat bayi kecanduan"

Aletta lanjut men-scroll dan menemukan berita lainnya. "Diduga almarhum ceo A group membatalkan kerja sama mereka karena sebelumnya tau tentang hal ini"

Aletta tersenyum puas saat melihat kehancuran firangi dalam satu malam. Kekuatan media emang gak ada duanya.

"Diduga karena data perusahaan salah kirim, seorang pengusaha makanan bayi berinisial f menjadi tahanan rumah"

Lagi, Aletta men-scroll layar berandanya tanpa rasa bosan. "Simak lima teori konspirasi tentang pengusaha makan yang saat ini viral di mana mana. No tiga bikin kaget"

Aletta rencananya akan membaca teori konspirasi itu, tapi sebuah notifikasi whatsapp menghentikannya. Ia men-klik notif dari nomor asing tersebut

0831...
Aletta?
Ini Aletta kan?

Ya. Ini siapa

0831...
Ini mama nak, mama kangen sama kamu.
Kamu maukan temuin mama bentar aja?.
Waktu mama gak lama sayang, mama sakit kanker darah stadium empat.
Mama harap bisa ketemu kamu sebelum
Mama pergi untuk selamanya

Kening Aletta berkerut samar. Namanya kan sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit parah. Dan apakah mamanya ganti nomor?

Aletta keluar dari ruang obrol tersebut. Awalnya ia hendak menelpon Wanda, tapi melihat banyaknya panggilan tak terjawab dari dio mengalihkan atensinya.

Apakah ia harus menelfon balik dio? Lupakan saja dulu, sekarang ia harus menelfon mamanya, Wanda. Mungkin saja dio menelfon untuk memberitahu sudah mengizinkannya pada wali kelas

Aletta mencari kontak Wanda dan memulai panggilan suara. Setelah beberapa deringan, panggilan itu tersambung

"Ya Aletta kenapa?" Tanya wanda di sebrang sana

"Mama ganti nomor?"

"Gak, emang kenapa?"

"Ada yang chat aku. Katanya dari mam dan dia ingin ketemu aku. Mungkin cuma penipu, lupain aja lah"

"Siapa namanya?" Entah kenapa Aletta merasa suara Wanda terdengar sedikit bergetar

"Aku gak tau, katanya dia lagi sakit kanker. Mama kenal?"

Terdengar helaan nafas panjang di sebrang sana. "Minta alamat orang itu, mama akan temani kamu pergi. Jangan pergi sendiri temuin dia" Setelah mengatakan itu, Wanda mengakhiri panggilannya

"Emang kenapa ma? Ma? Hallo? Yah, dimatiin" Aletta mendesah kecewa

"Dari mama Wanda?" Tanya rafka yang baru keluar dari kamar mandi menggunakan handuk

"Iya. Tadi ada yang ngaku mama, jadi aku telfon aja mama takut itu penipu. Dan mama malah ajak aku ketemu orang itu" Aletta menjelaskan dengan masih fokus pada hpnya

Rafka berjalan menuju kasur dan mengambil hpnya, entahlah sejak tadi perasaannya sangat gelisah. Melihat banyak panggilan tak terjawab dari dio membuat detak jantungnya berpacu cepat, takut mendengar kabar buruk.

Ia membuka ruang obrol dengan dio dan ada satu pesan suara.

"LO NGAPAIN SIH ANJING? ANGKAT TELFON GW BANGSAT! GW GAK MAU INI JADI HARI TERAKHIR HIDUP GW! LO HARUS SEGERA CARI GW! LACAK HP GW ATAU APAPUN ITU!. YANG PENTING LO HARUS SELAMATIN GW DAN CALON ADEK IPAR LO"

Mendengar pesan suara tersebut, Aletta reflek berdiri dan menghadap rafka yang saat ini terdiam mencerna maksud dio.

Tapi bukan ekspresi kaget sekaligus khwatir rafka yang menjadi salah fokus Aletta, tapi pada Otot otot perut rafka. Reflek Aletta menutup matanya dengan telapak tangannya "ASTAGHFIRULLAH ROTI SOBEK"



Jum'at
31 maret 2023

Rafka Untuk Aletta (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang