Aletta saat ini merasa sangat sangat kesal pada rafka. Bisa bisanya lelaki itu menggendongnya seperti karung beras dan memasukkannya ke dalam mobil
Ini penculikan namanya, Iya kan?. Lihatlah cowok itu sekarang tersenyum tipis saat Aletta menatapnya dengan tajam seolah ingin membunuhnya
"Aku akan cariin psikiater yang bagus" Ujar rafka saat menghidupkan mesin mobilnya "sebelum dia sembuh, kamu gak boleh ketemu dia" Tambah rafka dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang
"Ihh kok gitu sih?" Aletta protes. Kenapa ia tidak boleh menemui sahabatnya itu?
"Dia masih butuh pengobatan" Rafka berusaha menjelaskan
"Lo pasti gak suka sama raya karna lihat foto lo dikamarnya kan?" Tebak Aletta, karena rafka lansung mengajaknya pulang setelah melihat foto itu. Rafka mengangguk sebagai jawaban "beberapa foto itu gw yang ambil diam diam" Aletta mencoba jujur dengan tangan yang terasa dingin takut kalau rafka marah atas Kelancanganya
Rafka sedikit kaget, tapi beberapa detik kemudian ia mengubah ekspresinya seperti biasa, datar. "Ternyata lo emang suka fotoin gw diam diam dari dulu" Rafka mengambil kesimpulan sendiri saat mengingat ada beberapa fotonya yang ada di hp Aletta saat razia kemaren
"Enak aja lo!" Karena kesal Aletta memukul lengan rafka yang sedang mengemudi "raya itu dulu suka sama lo, jadi sebagai teman gw bantu dia. Gw dulu pulang sekolah selalu beli coklat dan kasih ke raya, agar raya bisa kasih coklat itu ke lo. Hitung hitung untuk narik perhatian lo"
Lihatlah, Aletta dengan santai nya mengatakan itu semua. Sedangkan rafka menahan senyum hingga sudut bibirnya berkedut.
Kalau saja dulu rafka tau coklat coklat itu dari istrinya di masa depan. Maka pasti rafka tidak akan membuang coklat coklat tersebut
"Dan foto itu awalnya juga karena gw. Gw penasaran lo seganteng apa sampai raya sering banget ceritain lo. Jadi gw suruh dia foto lo diam diam. Awalnya cuma penasaran, tapi lama kelamaan raya jadi koleksi foto lo yang diambil diam diam. Jadi gw kadang-kadang bantu tambah koleksinya"
Aletta terus mengoceh dengan lancar tanpa sadar rafka sudah mengeluarkan senyum miring nya
"Jadi gw seganteng apa?" Tanya rafka dengan senyum jahil yang sangat jarang ia perlihatkan
Aletta memegang dagu rafka lalu menggeser nya ke kiri dan ke kanan membuat rafka jadi tidak fokus mengemudi karena kepalanya menghadap kiri kanan sesuai gerakan tangan Aletta di dagunya
Aletta menjauhkan tangannya lalu seperti tampak berpikir sebentar "hmm lo lumayan lah, ya walaupun gak seganteng dio" Mendengar jawaban itu, spontan rafka mengrem mobilnya mendadak dan menatap tajam pada Aletta
"Lo bilang apa tadi?" Tanya rafka ketika wajahnya dan Aletta berjarak sangat dekat karena ia memajukan wajahnya
"Gw bilang lo gak seganteng dio" Entah kenapa, sepertinya Aletta sangat ingin membuat rafka marah. Tapi bukannya marah, malah senyum miring yang mengerikan yang diberikan rafka
"Gw gak nerima orang ketiga" Setelah mengatakan itu tepat di telinga Aletta yang membuat Aletta merinding seketika. Rafka lansung mencium bibir gadis itu
...
Aletta turun dari mobil dan segera berlari ke dalam, ia meningggalkan rafka yang saat ini baru saja turun dari mobil. Dengan senyum tipisnya, rafka berlari kecil mengejar Aletta
"Aletta tunggu" Rafka terus menanggil Aletta dan berlari kecil mengejarnya saat Aletta menuju kamar mereka
"Itu suara siapa?" Tanya seorang perempuan cantik yang saat ini sedang video call dengan dio. Ya, dio sedang duduk di sofa depan TV. Keberadaan nya seperti hantu karena sepasang suami-istri tadi melewatinya begitu saja bahkan mungkin tidak menyadari keberadaannya
"Anak tetangga, gak penting kok. Nomor berapa lagi kamu yang gak ngerti cantik?" Tanya dio dengan nada suara yang begitu lembut dan tenang.
Disisi lain, rafka berhasil menahan pintu saat Aletta hendak menutup pintu tersebut. Rafka mendorong pintu sehingga Aletta yang sedang menahan pintu tersebut sedikit mundur kebelakang karena dorongan rafka
Tanpa menyia nyiakan kesempatan, rafka segera masuk dan mengunci pintu tersebut. Rafka memperhatikan Aletta dari atas sampai bawah, membuat Aletta merasa risih
"Apa lo liat liat? Sini kuncinya gw mau keluar" Aletta mencoba mengambil kunci tadi, tapi dengan sigap rafka memasukkan kunci tersebut dalam saku celananya
Aletta melotot melihat itu "ihhh apaan sih ka! Siniin kuncinya" Minta Aletta lagi
Bukannya memberikan kunci itu, rafka malah mendekat dan mengalungkan tangannya pada leher Aletta.
"Lebih ganteng gw apa dio?" Tanya rafka yang menatap lurus pada Aletta. Aletta mati matian menahan tawanya saat sadar bahwa rafka sedang cemburu dengan adiknya sendiri "kalau lo jawab gw lo akan aman. Tapi kalau lo jawab dio, lo gak akan keluar dari kamar ini sampai pagi" Rafka mencoba mengancam Aletta
"Hmmm gimana ya" Aletta tampak berpikir sebentar "sebenernya dio itu ganteng sih, cuma ketutup sifa nyebelin dan bacotnya aja" Aletta mengulum bibirnya menahan tawa saat melihat mata rafka penuh api cemburu
"Lo cuma perlu jawab gw atau dio" Tekan rafka
"Ya dio lah" Jawab Aletta dengan enteng
Senyum miring tercipta diwajah tampan itu. Ia mendekat pada telinga Aletta dan berbisik. Bisikan yang membuat Aletta menyesali jawabannya tadi
"Jangan harap lo bisa keluar dengan mudah dari kamar ini, sayang"
Selasa
21 maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Teen Fictioncerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...