Bel pulang sekolah telah berbunyi. Murid murid berhamburan keluar kelas, tapi berbeda dengan aletta. Ia malah masih betah di kelas
"ta lo gak pulang?" tanya ana yang sudah bersiap untuk pulang
"iya ntar lagi" jawab aletta tanpa minat dengan kepala yang masih setia pada meja
"kalau gitu gw duluan ya kak radit udah nunggu gw" pamit ana
"hati hati na" ujar aletta
" byeee" teriak ana saat keluar kelas
"lo mau bareng sama gw gak ta?" tawar ola
Mendengar itu kepala aletta seketika berdiri "mauuuu" teriak aletta
"kalau gitu cepat beres beres"
Aletta segera membereskan barang barangnya dan bersiap untuk pulang
"gw udah siap, yok" ajak aletta menggandeng tangan ola
"bayaran gw jangan lupa" ujar ola
"make up merk apa?" tanya aletta
"lo tau aja hahaha"
"woi kakak ipar!!" teriak dio dari luar reflek aletta dan ola menutup telinganya
"ngapain sih lo teriak teriak" sinis ola
"tau tuh" ujar aletta
"gw capek bolak balik" keluh dio
"emang yang nyuruh lo balak balik siapa?" tanya ola heran
"rafka si anak pungut! Gw udah capek, pengen pulang tapi dia paksa gw untuk panggil lo" jelas dio
"suami lo udah nungguin tuh, sana balik sama ayankk" goda ola dengan nada lebay
"ih apaan sih lo la. Bilangin ke abang lo gw pulang sama ola" ujar aletta pada dio
"lo sama kak rafka aja" ujar ola
"lo gak mau nebengin gw?" tanya aletta
"bukan gitu, tapi laki lo udah nunggu" jawab ola
"lo lagi berantem sama bang rafka?" tanya dio
"gak" jawab aletta dengan polosnya
"kalau gitu ayo, gw udah pengen turu" ujar dio menarik aletta
Aletta hanya pasrah ditarik dari kelas sampai tempar parkir seperti ini. Saat mulai memasuki area parkir, rafka dapat melihat dio yang sedang menarik tangan aletta dan tidak lupa mengoceh tidak jelas
"nih istri lo, sekarang gw udah boleh nebeng kan?" tanya dio sambil memberikan tangan aletta pada rafka
Rafka mengambil tangan aletta, menggenggamnya, dan mencium tangan itu sekilas sehingga sudut bibir aletta sedikit berkedut menahan senyum
"gw udah pesanin lo taxi online" ujar rafka santai. lalu membukakan pintu untuk aletta lalu berjalan memutar menuju kursi pengemudi
Dio diam mematung melihat mobil yang dikendarai rafka melaju dengan kecepatan sedang keluar dari pekarangan sekolah. Jika ujung ujungnya dia akan naik taxi, lalu untuk apa dia mencari istri abangnya itu tadi?
"RAFKA BANGSAT!!!"
💫💫💫
Aletta duduk dengan gelisah di sebelah rafka. Bagaimana tidak? Sedari tadi rafka terus memperhatikan nya, contohnya saat sekarang di lampu merah. Sudah cukup! Siapa yang tidak risih diperhatikan seperti itu?
"lo ngapain liatin gw begitu?" tanya aletta ketus
"pengen aja" jawab rafka enteng
"plis deh ka, lo kalau mau bilang sesuatu bilang aja tapi jangan liatin gw gitu" ujar aletta
"kenapa gw gak boleh liatin lo sedangkan lo sering foto gw diam diam" ujar rafka tanpa mengalihkan tatapannya
"ka-kapan gw foto lo diam diam?" tanya aletta gugup
"emang foto foto di hp lo masih kurang untuk jadi bukti?" tanya rafka.
"ihhh apaan sih lo, siapa juga yang fotoin lo diam diam?" elak aletta
Rafka kembali melajukan mobilnya saat lampu merah berganti menjadi hijau "gw gak masalah sih kalau lo fotoin diam diam, tapi jangan lupa bayarannya" ujar rafka
"dengar ya tuan rafka! Gw gak fotoin lo diam diam. Foto lo itu yang tiba tiba nyasar di hp gw" elak aletta lagi
"kalau lo gak suka gw bisa hapus foto sialan lo itu" marah aletta dan mengambil hp nya
Rafka melirik aletta sekilas, sebuah senyum tipis terbit dibibirnya. Rafka memegang tangan aletta untuk menghentikannya dan mengecup tangan itu
"lo simpan aja foto gw, siapa tau suatu saat lo kangen gw jadi lo bisa lihat foto itu " ujar rafka yang terdengar seperti kata kata perpisahan oleh aletta
"lo ngomong apasih? Kaya orang mau mati besok aja"
...
Sebuah mobil mewah berhenti di pekarangan rumah dua lantai yang begitu megah. Rafka keluar dari mobilnya dan berlari kecil untuk membukakan pintu aletta.
Niatnya sih pengen romantis kaya di drakor drakor gitu. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Saat rafka akan membukakan pintu untuk aletta, aletta sudah lebih dulu membuka pintu dengan keras hingga pintu itu tepat mengenai wajah rafka
"kak rafka ngapain disitu? Udah jelas aku mau keluar" ujar aletta dengan santai sambil menutup pintu mobil
Rafka sedikit mengusap wajah. Lalu dengan ekspresi datar ia sedikit menyentil ginjal aletta, eh gak maksudnya dahi aletta
"apaan sih lo" kesal aletta "mau masuk atau masih betah disini?" tanya aletta sambil berjalan memasuki rumah dua lantai tersebut
Aletta masuk ke dalam dan diikuti rafka dibelakangnya. Di ruang tamu sudah ada dua koper besar dan dua orang perempuan sedang duduk sambil mengobrol ria
"bunda? Ini apa?" tanya aletta saat menyalimi lika dan duduk di samping lika sambil menunjuk dua koper besar itu
"itu koper bunda sama lia. Bunda berangkatnya dipercepat jadi nanti malam soalnya besok lia ada jadwal periksa sama dokter" jelas lita
"kenapa mendadak?" tanya rafka yang baru saja masuk
"bunda dikasih taunya juga mendadak. Mama serahkan perusahaan sepenuhnya ke kamu rafka, cuma kamu yang bisa diandalkan. Sedangkan dio kamu tau sendiri kan? Pikirannya masih seperti anak anak" ujar lika
"pikiran kaya anak anak kok loncat kelas, disuap berapa gurunya?" tanya rafka datar. Sungguh!! Orang dingin seperti itu tidak cocok bercanda! Karena dia tidak mempunyai ekspresi seperti orang normal. Jadi kesannya kaya serius anjirr
"paling disuap pake gorengan tiga" sahut chika
"udah,jangan gibahin dia terus. Btw mana dio kok belum pulang?" tanya lika yang membuat rafka mendadak kaku, tapi hanya sebentar setelah itu ia kembali seperti semula dan dengan santai pergi menuju kamar
...
"mana sih taxi nya?" kesal dio yang sudah tiga jam menunggu
"apa jangan jangan rafka nipu gw?" tanya dio curiga
"rafkaanjinggg liat aja lo pembalasan gw anak bangsat" maki dio
"kalau gw pulang naik taxi lain, ntar taxi nya datang. Kasian dong" guman dio
"hp gw mati lagi, gimana mau nelfon rafka?" tanya dio pada diri sendiri
"udahlah anjing gw naik taxi aja" putus dio setelah tiga jam menunggu taxi online yang sebenarnya tidak pernah dipesan oleh rafka
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka Untuk Aletta (Tamat)
Teen Fictioncerita ini dilindungi undang undang follow dulu sebelum membaca :) ... Rafka aprilio Seorang ketua OSIS yang dingin dan tak tersentuh. Sosok yang tegas dengan rahang keras dan alis mata yang tebal. Seseorang yang masih terjebak dengan masa lalunya...